Jumat, 11 November 2016

Iblis Kalah Telak oleh Tuhan Yesus...



Matius 4:11
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Kita sudah merenungkan ketiga bagian dari pencobaan di padang gurun dan tidak ada satu pun yang dimenangkan oleh Iblis.  Iblis selalu kalah.  Ia tidak hanya kalah tetapi juga diusir dari hadapan Tuhan Yesus.  Kesempatannya telah habis.  Ia tidak bisa memenangkan pencobaan itu.  Harapnya ia keluar sebagai pemenang tetapi semuanya berakhir dengan usiran terhadap dirinya.

Ketika Tuhan Yesus berkata kepadanya: Enyahlah, Iblis! maka Iblis pun meninggalkan Dia seperti yang tertulis dalam ayat 11.  Iblis harus pergi dari hadapan Tuhan Yesus dan tidak dapat lebih lama dan lebih banyak lagi mencobai Yesus.  Sebenarnya Iblis tidak ingin pergi sebelum misinya berhasil.  Ia sangat ingin untuk menghancurkan Tuhan Yesus dengan caranya yang cerdik dan licik.  Tetapi apa daya, semua usahanya nihil.  Misinya gagal dan ia harus pergi meninggalkan Yesus.  

Kita sekali lagi dapat memetik pelajaran penting dari peristiwa yang tertulis dalam ayat 11.  Ketika Yesus menghardik Iblis dan mengusirnya, Iblis harus pergi meninggalkan Yesus (11).  Iblis tidak bisa menentang perkataan Yesus.  Iblis tidak berdaya untuk melawan Yesus.  Selain Tuhan Yesus, siapa yang bisa mengusir Iblis?  Tidak ada seorang pun yang dapat mengusirnya.  Rasul Petrus, Yohanes, Paulus atau siapa pun dia, tidak dapat mengusir Iblis.  Hanya Yesus yang bisa melakukannya.  Karena itu, rasul-rasul Tuhan hanya mengandalkan Tuhan Yesus jika mengusir Iblis.  Di dalam nama-Nya Iblis tidak dapat berkutik.  

Iblis harus tunduk kepada perkataan Tuhan Yesus, walaupun tidak ada keinginannya sama sekali untuk taat dan menyembah Tuhan Yesus.  Ini berarti bahwa perbuatan Iblis tetap dikendalikan oleh Tuhan.  Ia hanya dapat bertindak di dalam izin Tuhan.  Sampai sekarang pun Iblis tidak bisa bertindak tanpa izin Allah.  Tetapi pertanyaannya, Tuhan sudah mengetahui bahwa Iblis jahat dan tidak ada perbuatannya yang baik, mengapa Tuhan mengizinkannya untuk mencobai Tuhan bahkan mencobai anak-anak Tuhan?  Apakah Tuhan tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika Iblis dibiarkan bertindak demikian?    

Tuhan izinkan Iblis berusaha dan bertindak menghancurkan anak-anak Tuhan bukan karena Tuhan tidak mengetahui akibatnya.  Tuhan lebih tahu tentang hal itu bahkan lebih tahu dari apa yang dipikirkan Iblis dan manusia.  Tetapi Tuhan mengizinkan hal itu untuk memurnikan anak-anak-Nya.  Tuhan membiarkan Iblis mencobai mereka dan Tuhan memakai cobaan itu sebagai ujian untuk memurnikan iman mereka.  Bukan karena Tuhan tidak tahu atau tidak baik tetapi karena Tuhan menghendaki untuk melatih mereka menjadi pribadi yang tangguh di dalam Dia.  Tujuan Tuhan mengizinkan serangan Iblis terjadi atas anak-anak-Nya semata-mata baik adanya.  Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.  Ia mengizinkan hal itu untuk makin mendekatkan mereka dengan-Nya, membuat mereka makin teguh berdiri dan makin teruji kemurniannya dalam mengikuti Tuhan.  Contoh paling jelas dalam Alkitab dapat kita lihat dari kisah Ayub.  

Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, Tuhan telah dicobainya.  Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, Tuhan telah mengalahkannya.  Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, itu atas izin Yang Mahakuasa.  Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, itu untuk kebaikanmu.  Kalau Iblis datang mencobai, ingatlah, Tuhanlah yang akan menolongmu.  

Tetapi berapa banyakkah dari antara kita yang kuat ketika Iblis datang mencobai kita?  Dapatkah kita melihat rencana indah Tuhan dalam setiap cobaan yang kita hadapi?  Dapatkah kita memandang cobaan itu sebagai ajang pembuktian kesetiaan kita kepada Tuhan?  Atau jangan-jangan kita tidak bisa menghadapi cobaan kita?  Baru lapar sedikit kita sudah mengeluh dan mencari jalan keluar yang tidak baik.  Baru susah sedikit kita sudah mempertanyakan keberadaan Tuhan.  Kita diberi jabatan dan kekuasaan, tetapi menggunakannya untuk memeras orang lain dan bertindak semena-mena.  Kita diberi kelimpahan dan kekayaan, kita mendewakan milik kita dan tidak lagi menyembah dan berbakti kepada Tuhan.  Kita melupakan Tuhan karena kesibukan demi kesibukan. Tuhan menghendaki supaya kita berbakti dan memberi waktu kita untuk-Nya, tetapi kita lebih memilih jalan kita sendiri.  Ini banyak kali terjadi dalam hidup kita.  Iblis banyak kali menggunakan hal-hal seperti itu untuk mencobai dan membawa kita makin dekat dengannya tetapi makin jauh dari Tuhan.  Insaflah!

Kata lihatlah akrab kita temukan dalam Injil Matius.  Penggunaan kata ini selalu dengan penekanan-penekanan yang khusus.  Penulis menggunakan kata lihatlah untuk mengajak pembaca memperhatikan dengan saksama akan berita yang hendak disampaikannya.  Ada hal yang tidak biasa, penting, membutuhkan perhatian khusus, yang ingin diberitakannya.  Penulis ingin pembaca mengetahui dengan sungguh akan isi pesan yang hendak disampaikannya.  Kata ini mengandung ketegasan yang membawa pembaca bahkan kita hari ini untuk mengarahkan mata kita kepada penyampaiannya.  

Apa yang dilihat?  Apakah ada berita penting?  Ya, lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.  Jika sekilas pandang, mungkin kita berasumsi: ah, itu tidak begitu penting!  Tidak perlulah diperhatikan.  Tetapi penulis menegaskan bahwa isi pesan ini sangat penting.  Ada penekanan khusus dari perkataannya ini.  Kita harus melihatnya dengan fokus serta menemukan hal khusus itu.  Mari kita coba perhatikan.

Sebelumnya tidak diberitakan bahwa para malaikat Tuhan melayani Yesus.  Pada bagian pencobaan pertama, Yesus tidak sedang bersama-sama dengan para malaikat-Nya.  Bagian pencobaan kedua dan ketiga pun demikian.  Kisah pencobaan dari pertama hingga ketiga memperlihatkan kepada kita bahwa hanya ada dua oknum saja yang terlibat di dalamnya, yaitu Tuhan Yesus dan Iblis.  Para malaikat tidak disebutkan sama sekali.  Bukan karena penulis lupa untuk menuliskan keterlibatan malaikat-malaikat Tuhan, tetapi karena memang mereka tidak ikut ambil bagian di dalamnya.
Ketika pencobaan itu terjadi, para malaikat Tuhan hanya bisa menonton dari jauh.  Mereka tidak boleh terlibat dalam pencobaan itu selain Tuhan Yesus dan Iblis.  Pencobaan ini merupakan pertarungan yang hebat antara Tuhan Yesus dan Iblis, sebab pencobaan ini merupakan ajang mempertaruhkan keselamatan umat kepunyaan Allah.  Jika Tuhan Yesus kalah maka keselamatan tidak akan ada lagi, sebab Kepala dan Raja dari umat-Nya telah ditaklukkan.  Pencobaan ini sekaligus sebagai ajang pembuktian bahwa Tuhan Yesus bisa menjadi Penyelamat umat Allah tanpa bantuan malaikat atau siapa pun.  Sebelum memulai karya penyelamatan-Nya, Ia harus melewati pencobaan yang begitu berat dari Iblis.  Tetapi akhirnya pertarungan sengit ini dimenangkan oleh Tuhan Yesus.  Menjelang karya penyelamatan-Nya pun Ia harus menanggung derita yang sangat.  Tetapi akhirnya Ia menang.  Iblis kalah.  Maut pun ditelan oleh kebangkitan-Nya.  

Setelah memenangkan pertarungan, maka lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.  Malaikat-malaikat Tuhan yang tadinya hanya bisa menjadi penonton dalam pertarungan hebat itu sekarang boleh datang melayani Dia.  Sekarang mereka telah bisa melayani Tuhan Yesus.  Raja kerajaan terang telah mengalahkan raja kerajaan kegelapan.  Sekarang mereka melayani Yesus sebagai pelayan-pelayan setia yang tidak akan pernah menyangkal Dia dan kekuasaan-Nya.
Tetapi bagaimana dengan kita?  Maukah kita melayani Dia dengan segenap hati, jiwa dan seluruh hidup kita?  Maukah kita tetap setia melayani Dia?  Maukah kita melayani Dia, dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam sakit maupun sehat?  Maukah kita melayani Dia walaupun banyak beban yang harus kita pikul?  Maukah kita melayani Dia dengan sungguh-sungguh?

AMIN…..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar