Matius 4:11
Lalu Iblis
meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Kita sudah merenungkan ketiga bagian dari pencobaan di
padang gurun dan tidak ada satu pun yang dimenangkan oleh Iblis. Iblis selalu kalah. Ia tidak hanya kalah tetapi juga diusir dari
hadapan Tuhan Yesus. Kesempatannya telah
habis. Ia tidak bisa memenangkan
pencobaan itu. Harapnya ia keluar
sebagai pemenang tetapi semuanya berakhir dengan usiran terhadap dirinya.
Ketika Tuhan Yesus berkata kepadanya: Enyahlah, Iblis! maka
Iblis pun meninggalkan Dia seperti yang tertulis dalam ayat 11. Iblis harus pergi dari hadapan Tuhan Yesus
dan tidak dapat lebih lama dan lebih banyak lagi mencobai Yesus. Sebenarnya Iblis tidak ingin pergi sebelum
misinya berhasil. Ia sangat ingin untuk menghancurkan
Tuhan Yesus dengan caranya yang cerdik dan licik. Tetapi apa daya, semua usahanya nihil. Misinya gagal dan ia harus pergi meninggalkan
Yesus.
Kita sekali lagi dapat memetik pelajaran penting dari peristiwa
yang tertulis dalam ayat 11. Ketika
Yesus menghardik Iblis dan mengusirnya, Iblis harus pergi meninggalkan Yesus
(11). Iblis tidak bisa menentang
perkataan Yesus. Iblis tidak berdaya
untuk melawan Yesus. Selain Tuhan Yesus,
siapa yang bisa mengusir Iblis? Tidak ada
seorang pun yang dapat mengusirnya. Rasul
Petrus, Yohanes, Paulus atau siapa pun dia, tidak dapat mengusir Iblis. Hanya Yesus yang bisa melakukannya. Karena itu, rasul-rasul Tuhan hanya
mengandalkan Tuhan Yesus jika mengusir Iblis.
Di dalam nama-Nya Iblis tidak dapat berkutik.
Iblis harus tunduk kepada perkataan Tuhan Yesus, walaupun tidak
ada keinginannya sama sekali untuk taat dan menyembah Tuhan Yesus. Ini berarti bahwa perbuatan Iblis tetap
dikendalikan oleh Tuhan. Ia hanya dapat bertindak
di dalam izin Tuhan. Sampai sekarang pun
Iblis tidak bisa bertindak tanpa izin Allah.
Tetapi pertanyaannya, Tuhan sudah mengetahui bahwa Iblis jahat dan tidak
ada perbuatannya yang baik, mengapa Tuhan mengizinkannya untuk mencobai Tuhan
bahkan mencobai anak-anak Tuhan? Apakah
Tuhan tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika Iblis dibiarkan bertindak
demikian?
Tuhan izinkan Iblis berusaha dan bertindak menghancurkan anak-anak
Tuhan bukan karena Tuhan tidak mengetahui akibatnya. Tuhan lebih tahu tentang hal itu bahkan lebih
tahu dari apa yang dipikirkan Iblis dan manusia. Tetapi Tuhan mengizinkan hal itu untuk
memurnikan anak-anak-Nya. Tuhan
membiarkan Iblis mencobai mereka dan Tuhan memakai cobaan itu sebagai ujian
untuk memurnikan iman mereka. Bukan
karena Tuhan tidak tahu atau tidak baik tetapi karena Tuhan menghendaki untuk
melatih mereka menjadi pribadi yang tangguh di dalam Dia. Tujuan Tuhan mengizinkan serangan Iblis terjadi
atas anak-anak-Nya semata-mata baik adanya.
Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia. Ia mengizinkan
hal itu untuk makin mendekatkan mereka dengan-Nya, membuat mereka makin teguh
berdiri dan makin teruji kemurniannya dalam mengikuti Tuhan. Contoh paling jelas dalam Alkitab dapat kita
lihat dari kisah Ayub.
Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, Tuhan telah
dicobainya. Jika Iblis datang mencobai,
ingatlah, Tuhan telah mengalahkannya. Jika
Iblis datang mencobai, ingatlah, itu atas izin Yang Mahakuasa. Jika Iblis datang mencobai, ingatlah, itu
untuk kebaikanmu. Kalau Iblis datang
mencobai, ingatlah, Tuhanlah yang akan menolongmu.
Tetapi berapa banyakkah dari antara kita yang kuat ketika
Iblis datang mencobai kita? Dapatkah
kita melihat rencana indah Tuhan dalam setiap cobaan yang kita hadapi? Dapatkah kita memandang cobaan itu sebagai
ajang pembuktian kesetiaan kita kepada Tuhan?
Atau jangan-jangan kita tidak bisa menghadapi cobaan kita? Baru lapar sedikit kita sudah mengeluh dan
mencari jalan keluar yang tidak baik. Baru
susah sedikit kita sudah mempertanyakan keberadaan Tuhan. Kita diberi jabatan dan kekuasaan, tetapi menggunakannya
untuk memeras orang lain dan bertindak semena-mena. Kita diberi kelimpahan dan kekayaan, kita
mendewakan milik kita dan tidak lagi menyembah dan berbakti kepada Tuhan. Kita melupakan Tuhan karena kesibukan demi
kesibukan. Tuhan menghendaki supaya kita berbakti dan memberi waktu kita
untuk-Nya, tetapi kita lebih memilih jalan kita sendiri. Ini banyak kali terjadi dalam hidup
kita. Iblis banyak kali menggunakan
hal-hal seperti itu untuk mencobai dan membawa kita makin dekat dengannya
tetapi makin jauh dari Tuhan. Insaflah!
Kata lihatlah akrab
kita temukan dalam Injil Matius.
Penggunaan kata ini selalu dengan penekanan-penekanan yang khusus. Penulis menggunakan kata lihatlah untuk mengajak pembaca memperhatikan dengan saksama akan
berita yang hendak disampaikannya. Ada hal
yang tidak biasa, penting, membutuhkan perhatian khusus, yang ingin
diberitakannya. Penulis ingin pembaca
mengetahui dengan sungguh akan isi pesan yang hendak disampaikannya. Kata ini mengandung ketegasan yang membawa
pembaca bahkan kita hari ini untuk mengarahkan mata kita kepada penyampaiannya.
Apa yang dilihat? Apakah ada berita penting? Ya, lihatlah,
malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Jika sekilas pandang, mungkin kita berasumsi: ah, itu tidak begitu
penting! Tidak perlulah
diperhatikan. Tetapi penulis menegaskan
bahwa isi pesan ini sangat penting. Ada
penekanan khusus dari perkataannya ini. Kita
harus melihatnya dengan fokus serta menemukan hal khusus itu. Mari kita coba perhatikan.
Sebelumnya tidak diberitakan bahwa para malaikat Tuhan
melayani Yesus. Pada bagian pencobaan
pertama, Yesus tidak sedang bersama-sama dengan para malaikat-Nya. Bagian pencobaan kedua dan ketiga pun
demikian. Kisah pencobaan dari pertama
hingga ketiga memperlihatkan kepada kita bahwa hanya ada dua oknum saja yang
terlibat di dalamnya, yaitu Tuhan Yesus dan Iblis. Para malaikat tidak disebutkan sama
sekali. Bukan karena penulis lupa untuk
menuliskan keterlibatan malaikat-malaikat Tuhan, tetapi karena memang mereka
tidak ikut ambil bagian di dalamnya.
Ketika pencobaan itu terjadi, para malaikat Tuhan hanya bisa
menonton dari jauh. Mereka tidak boleh
terlibat dalam pencobaan itu selain Tuhan Yesus dan Iblis. Pencobaan ini merupakan pertarungan yang
hebat antara Tuhan Yesus dan Iblis, sebab pencobaan ini merupakan ajang mempertaruhkan
keselamatan umat kepunyaan Allah. Jika
Tuhan Yesus kalah maka keselamatan tidak akan ada lagi, sebab Kepala dan Raja
dari umat-Nya telah ditaklukkan. Pencobaan
ini sekaligus sebagai ajang pembuktian bahwa Tuhan Yesus bisa menjadi
Penyelamat umat Allah tanpa bantuan malaikat atau siapa pun. Sebelum memulai karya penyelamatan-Nya, Ia
harus melewati pencobaan yang begitu berat dari Iblis. Tetapi akhirnya pertarungan sengit ini
dimenangkan oleh Tuhan Yesus. Menjelang
karya penyelamatan-Nya pun Ia harus menanggung derita yang sangat. Tetapi akhirnya Ia menang. Iblis kalah.
Maut pun ditelan oleh kebangkitan-Nya.
Setelah memenangkan pertarungan, maka lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. Malaikat-malaikat Tuhan yang tadinya hanya bisa
menjadi penonton dalam pertarungan hebat itu sekarang boleh datang melayani
Dia. Sekarang mereka telah bisa melayani
Tuhan Yesus. Raja kerajaan terang telah
mengalahkan raja kerajaan kegelapan.
Sekarang mereka melayani Yesus sebagai pelayan-pelayan setia yang tidak
akan pernah menyangkal Dia dan kekuasaan-Nya.
Tetapi bagaimana dengan kita? Maukah kita melayani Dia dengan segenap hati,
jiwa dan seluruh hidup kita? Maukah kita
tetap setia melayani Dia? Maukah kita
melayani Dia, dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan maupun kekurangan,
dalam sakit maupun sehat? Maukah kita
melayani Dia walaupun banyak beban yang harus kita pikul? Maukah kita melayani Dia dengan
sungguh-sungguh?
AMIN…..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar