LUKAS 24:36
Dan sementara mereka
bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah
mereka dan berkata kepada mereka: "Damai
sejahtera bagi kamu!"
Tema gereja kita: Diutus
untuk Membawa Damai Sejahtera. Sebutan
damai sejahtera merupakan sebutan
alkitabiah yang sering digunakan dalam Kitab Suci kita, yang mengacu pada kata syalom dalam Perjanjian Lama dan eirene dalam Perjanjian Baru. Kata syalom
atau eirene diterjemahkan damai atau damai sejahtera; damai dan
damai sejahtera mempunyai kesamaan
arti karena berasal dari kata yang sama.
Istilah damai sejahtera sudah hampir menjadi istilah baku yang kita
gunakan ketika berjumpa sahabat dan saudara/i seiman.
Orang Kristen sudah familier dengan istilah
shalom/salam. Istilah ini sekarang
digunakan untuk menyapa orang lain sebagai pengganti selamat pagi/siang/sore/malam. Namun apakah istilah ini hanya
berarti demikian? Sedangkal itukah makna
shalom yang dimaksudkan oleh tema
tahunan kita? Jika damai sejahtera hanya dipakai untuk say hallo maka semua orang pun bisa membawa damai sejahtera. Namun apakah semua orang bisa membawa damai
sejahtera?
Tuhan Yesus sendiri berkata kepada murid-murid-Nya: Damai sejahtera bagi kamu. Jika Tuhan menggunakan kata ini hanya untuk
menyapa mereka, betapa tidak berartinya perkataan itu bagi para murid. Tetapi sesungguhnya damai sejahtera memiliki
makna yang begitu dalam. Apakah makna
damai sejahtera yang sesungguhnya? Inilah
yang akan kita renungkan dalam kesempatan ini.
Setiap perkataan yang keluar dari mulut Yesus tidak ada
perkataan yang hambar dan tidak bermakna.
Semua perkataan-Nya tanpa terkecuali bermakna dan bermanfaat bagi
kita. Termasuk ketika Tuhan berkata: eirene humin (damai sejahtera bagi kamu).
Perkataan ini lebih dari sekedar menyapa para murid-Nya tatkala Ia
berkata demikian.
Jika demikian, damai sejahtera seperti apa yang Tuhan Yesus
maksudkan? Mari kita selidiki secara
saksama. Waktu Tuhan Yesus berkata: eirene humin, para murid sedang dalam keadaan
takut, timbul kebimbangan dan tidak ada kepastian untuk melangkah. Pintu rumah tempat mereka tinggal terkunci
dengan rapat. Mereka tidak berani
membuka pintu karena rasa takut yang begitu besar menghantui mereka. Mereka tidak berani menunjukkan diri kepada
dunia bahwa mereka adalah pengikut Tuhan Yesus.
Pikiran mereka menjadi kacau karena Tuhan Yesus yang mereka andalkan
telah mati di kayu salib. Tetapi Tuhan
telah bangkit.
Dalam situasi seperti ini Tuhan Yesus datang dan berkata
kepada mereka: eirene humin. Singkat cerita, setelah Tuhan mengatakan
demikian dan meyakinkan mereka, mereka sangat bersukacita. Semangat yang semula sempat padam, sekarang menyala-nyala
bagaikan api yang siap menghanguskan hutan.
Mereka yang tadinya takut, sekarang mempunyai keberanian yang tidak
terduga. Pintu yang tadinya tertutup,
bukan lagi orang lain yang membukanya tetapi mereka sendirilah yang
membukanya. Mereka menunjukkan kepada
dunia bahwa merekalah pengkikut Kristus.
Bahkan sekalipun nyawa menjadi taruhannya, mereka tidak
gentar. Maut tidak menjadi
penghalang. Kekuasaan dunia tidak dapat
menahan berita damai sejahtera yang mereka bawa. Banyak contoh dari kesaksian mereka yang
mula-mula penakut tetapi setelah menerima damai sejahtera Tuhan, mereka menjadi
pribadi yang berani mati demi Tuhan. Tetapi
ingat, mereka tidak mati karena bunuh diri.
Petrus yang pernah menyangkal Tuhan Yesus, mati digantung di kayu salib
dengan kepala ke bawah. Stefanus mati
karena dirajam dengan batu. Yakobus
dibunuh. Ada begitu banyak yang harus
mati demi damai sejahtera yang mereka bawa.
Tetapi kematian mereka bukanlah kematian yang sia-sia. Tuhan berkenan kepada kematian mereka dan
kematian mereka membuat berita damai sejahtera dalam Kristus sampai ke ujung
bumi.
Orang-orang yang melihat mereka menjadi heran dan
bertanya-tanya apa sebabnya mereka demikian.
Mungkin juga pertanyaan itu muncul dalam masa kita. Jawaban dari pertanyaan itu adalah seperti
yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus: eirene
humin. Rahasianya adalah damai sejahtera. Damai sejahtera macam
apakah itu?
Suatu bangsa yang tidak dilanda peperangan dan hidup dalam
kemakmuran dapat dikatakan bahwa bangsa itu ada dalam keadaan damai
sejahtera. Tetapi apakah damai sejahtera
seperti ini yang Tuhan Yesus maksudkan? Tentu tidak.
Murid-murid Tuhan tidak dijanjikan bahwa mereka akan mendiami bumi yang
tidak ada peperangan. Justru mereka ditempatkan
dalam dunia yang membenci damai sejahtera.
Tidak ada percekcokan antara kedua belah pihak bisa disebut
kedua belah pihak berada dalam keadaan damai sejahtera. Misalnya Abraham yang bijaksana dalam menyelesaikan
persoalannya dengan Lot berhubung dengan padang pengembalaan. Keadaan tidak ada perselisihan juga dapat
disembut damai sejahtera. Apakah inilah
maksud Tuhan dengan damai sejahtera?
Tentu tidak. Damai seperti ini
terlalu dangkal untuk menggambarkan maksud Tuhan.
Arti harfiah dari kata damai
sejahtera yang berasal dari kata syalom
menggambarkan keadaan baik dan sehat walafiat.
Apakah maksudnya seperti ini? Tidak
juga. Jika damai sejahtera seperti ini
yang diberikan kepada murid-murid, maka mereka tidak akan mau menderita demi
nama Yesus. Ketika mereka sakit dan
dalam keadaan terpuruk maka mereka akan berbalik dari Allah dan melawan Dia.
Kalau demikian, damai seperti apakah yang dimaksudkan? Damai sejahtera yang dimaksudkan adalah
keadaan tanpa permusuhan dengan Allah.
Gambaran tentang damai sejahtera ini terlihat ketika manusia masih
berada di taman Eden. Mereka bergaul
karib dengan Allah. Allah menjadikan
manusia sebagai sahabat-Nya. Tidak ada
permusuhan di antara kedua pihak. Hubungan
yang sungguh amat baik ada dalam persekutuan antara kedua pihak. Allah selalu bersama dengan manusia. Manusia selalu memuja Allah. Ada keserasian antara kehendak Allah dan
tindakan manusia dalam menjalankan kehendak-Nya.
Namun hubungan yang tanpa permusuhan ini hancur oleh
manusia. Manusia tidak ingin menjaga
hubungan yang penuh dengan keseimbangan ini.
Manusia membuat permusuhan dengan Allah.
Karena itulah Kristus datang ke dunia, menjadi manusia. Dia yang adalah Raja damai, membawa damai itu
kembali kepada manusia. Ia memberikan
damai sejahtera itu kepada manusia.
Untuk mengetahui bagaimana damai sejahtera itu diberikan oleh Kristus
dan dengan apa kita membawa damai sejahtera ini ke dunia ini, kita akan
merenungkannya di lain waktu.
Kristus telah membawa damai sejahtera itu dan memberikan-Nya
kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
Ia berkata: “Damai sejahtera
bagimu.” Damai yang diberikan oleh
Tuhan memberi dampak yang sangat luas kepada mereka yang menerimanya. Sudahkah kita memiliki damai sejahtera
itu? Sudahkah kita kembali dalam posisi
kita seperti semula yaitu dalam keadaan tanpa permusuhan dengan Allah karena
Kristus? Atau sebaliknya, kita terus
menjadi musuh Allah karena kita terus berkanjang dalam dosa kita dan terus
melawan Allah melalui hidup kita? Janganlah
dosa-dosa kita menjadi sebab permusuhan kita dengan Allah.
AMIN……..!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar