KATEKISMUS
HEIDELBERG
Minggu ke-26, Pert.
& Jaw. 69-71
69. Pertanyaan: Bagaimana
Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus, bahwa kurban Kristus
yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi kebaikan bagi
Saudara?
Jawab: Kristus telah menetapkan permandian lahiriah
ini (a), disertai janji (b). Sebagaimana tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah
oleh air, yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu
pula aku telah dibasuh dengan darah dan Roh-Nya dari kecemaran jiwaku, yaitu
semua dosaku (c).
(a) #/TB Kis 2:38. (b) #/TB Mat
28:19. (c) #/TB 1Pe 3:21.
70. Pertanyaan: Apa itu:
dibasuh dengan darah dan Roh Kristus?
Jawab: Mendapat pengampunan dosa dari Allah,
berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita
dengan pengurbanan-Nya pada kayu salib (a), dan pembaruan oleh Roh Kudus serta
pengudusan olehNya menjadi anggota tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin
mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela (b).
(a) #/TB Kol 1:14. (b) #/TB Rom
6:3-4.
71. Pertanyaan: Di mana
Kristus berjanji kepada kita bahwa, sebagaimana kita pasti dibasuh oleh air
baptisan, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-Nya?
Jawab: Dalam penetapan Baptisan, yang berbunyi
sebagai berikut, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (#/TB Mat 28:19), dan,
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum (#/TB Mar 16:16). Janji itu diulang, ketika Alkitab
menyebut Baptisan adalah permandian kelahiran kembali (#/TB Tit 3:5) dan
pembasuhan dari semua dosa (#/TB Kis 22:16).
Sebelum datang ke gereja, kita pastinya sudah mandi, supaya
bersih dan kelihatan OK. Apalagi ditambah
lagi dengan make up, menggunakan hand body, minyak rambut, lipstick bagi
wanita, dll. Tetapi itu semua hanyalah
bumbu tatkala kita sudah mandi. Intinya
adalah kita mandi supaya bersih. Dengan
kita mandi, kita sadar benar bahwa kita kotor.
Ternyata analogi mandi ini digunakan dalam kebenaran Firman Tuhan untuk
menggambarkan makna rohani dari Permandian/Baptisan Kudus. Dengan menerima Baptisan Kudus, kita menyadari
penuh bahwa kita sesungguhnya manusia yang kotor, butuh sekali untuk
dibersihkan.
Pada pertanyaan 69, pertanyaan itu tanpa bertele-tele langsung
pada inti Baptisan Kudus yang harus kita tahu, yang dengannya kita diingatkan
dan diyakinkan melalui baptisan yang telah kita terima. Dari pertanyaan ini, Baptisan Kudus
menggambarkan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib demi kebaikan Saudara.
Saudara yang mana? Tentu yang dimaksud adalah Saudara seperti yang dikatakan dalam
Minggu 1, yang mengaku dengan hati dan mulut: tubuh dan jiwaku, baik pada masa hidup maupun pada waktu mati, bukan
milikku lagi, melainkan milik Yesus Kristus, Juruselamatku yang setia, yang
sudah menebus segala dosaku dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya. Jika
saudara termasuk di dalamnya maka pertanyaan ke-69 ini pula datang kepada
saudara untuk mengingatkan dan meyakinkan saudara akan baptisan yang telah
diperoleh.
Bagaimana Saudara
diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus, bahwa kurban Kristus yang
satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi kebaikan bagi Saudara? Kristus telah menetapkan baptisan lahiriah
sebagai ketetapan yang baku dan tidak boleh diabaikan, melainkan harus
dilaksanakan seperti yang telah diamanatkan-Nya dalam Amanat Agung (Matius
28:18-20). Dalam ketetapan Kristus ini
ada janji yang diberikan. Janji-Nya
menjadi jaminan dan kepastian bagi kita.
Tidak ada hitam abu-abu seperti janji manusia. Apa janjinya? Jika janji dalam Amanat Agung adalah penyertaan
Tuhan sampai pada kesudahan zaman, maka janji dalam Baptisan Kudus adalah
kepastian akan pembasuhan jiwa kita dari kecemaran oleh darah dan Roh-Nya.
Sebagaimana tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, bukan
oleh pasir, bukan oleh bendera, bukan oleh tanah, melainkan oleh air, sepasti
itu pula aku telah dibasuh dengan darah dan Roh-Nya dari kecemaran jiwaku,
yaitu semua dosaku. Hanya air yang bisa membersihkan
kotoran yang melekat pada tubuh kita. Tetapi
apakah air yang sama dapat pula membersihkan kecemaran jiwa kita? Apakah air yang sama mampu menyucikan kita
dari segala dosa? Oh tidak sama
sekali. Air yang dipakai dalam Baptisan
Kudus hanyalah gambaran dan analogi dari pembasuhan oleh darah dan Roh Kristus. Jika demikian maka sudah pasti bahwa Baptisan
Kudus tidak akan menyelematkan kita. Sebaliknya
Baptisan Kudus mengingatkan dan meyakinkan kita akan pengorbanan Kristus yang
memberi kepastian akan pembasuhan dosa oleh darah dan Roh-Nya.
Apa itu: dibasuh
dengan darah dan Roh Kristus? Pertama:
mendapat pengampunan dosa dari Allah,
berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita
dengan pengurbanan-Nya pada kayu salib.
Pengampunan dosa dari Allah tidak didasarkan oleh untung-untungan atau
kekayaan atau hasil usaha kita atau jabatan kita atau studi kita. Jika demikian orang yang paling hina dan
paling berdosa tidak akan mendapat pengampunan dari Allah. Tetapi syukur kepada Allah karena Ia tidak
melihat apa yang ada pada kita sehingga Ia memberi pengampunan-Nya. Ia tidak melihat kita berasal dari mana; Ia
tidak melihat kita berwajah tampan atau cantik; Ia tidak melihat kita berkedudukan
rendah atau tinggi; Ia tidak melihat sekelam apa masa lalu kita; Ia tidak
melihat seluas apa pengetahuan kita.
Lantas apa yang Allah lihat?
Ia melihat pada diri-Nya sendiri yang penuh pengampunan. Ia melihat pada sifat-Nya yang tidak dapat Ia
sangkal; Ia melihat bahwa Ia adalah Allah yang penuh dengan rahmat. Inilah standar pengampunan dosa yang
diberikan Allah kepada orang yang paling berdosa. Rahmat Allah disebabkan oleh adanya penumpahan
darah di atas bukit Golgota. Darah yang
tertumpah di atas kayu salib adalah darah yang suci sehingga mampu membasuh
dosa sebesar dunia sekalipun. Darah yang
suci itu mampu membasuh jiwa cemar, yang dipenuhi dengan kebobrokan. Darah itu hanya satu-satu, tidak ada
duanya. Karena itu, setiap orang yang
mau jiwanya dibasuh, mendapat pengampunan dari Allah, tidak ada pilihan lain
kecuali memohon kepada Allah supaya Ia berkenan memberi darah yang suci itu
untuk membasuh jiwa yang najis.
Selanjutnya, pengampunan dosa berjalan bersama dengan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan
oleh-Nya menjadi anggota tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin mati bagi
dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela. Karya Allah Tritunggal sungguh jelas dalam
menyelamatkan dan menuntun orang itu sampai pada finish. Pengampunan telah diberi, rahmat telah
dicurahkan, Roh Kudus pun berdiam dalam hati orang yang telah mendapatkan
pengampunan itu.
Roh Kudus berdiam dalam diri Saudara untuk membaharui keseharian Saudara. Yang dulu otak yang
selalu diisi oleh pikiran kotor, dibaharui sedemikian rupa hingga berbalik arah
pada hal-hal bersih. Mata yang dulu
dipakai untuk hal-hal yang jahat, sekarang dibaharui untuk memandang kepada
hal-hal baik. Mulut yang dulunya dipakai
untuk gossip, cacian dan untuk kebohongan, sekarang dipakai untuk kebenaran dan
membangun. Tangan yang dulu dipakai
untuk mengambil milik orang lain, sekarang dipakai untuk memberi. Hati yang dulu penuh dengan kebejatan dan kedengkian,
sekarang dipenuhi oleh kebajikan dan pengampunan. Jangan katakan bahwa kita telah mendapat
pengampunan sedangkan kita sendiri tidak bisa mengampuni.
Kita dibaharui oleh Roh Kudus dan dikuduskan-Nya supaya
hidup dalam pengudusan serta menjadi bagian dalam tubuh Kristus. Setiap orang yang menjadi anggota tubuh
Kristus tidak bisa lagi hidup menuruti kemauannya sendiri. Ada yang memagari dan mengendalikannya, yaitu
Kepala dan Kepala adalah Kristus. Orang
itu sudah menjadi anggota dari Kepala, sehingga apa yang menjadi kehendak dan
perintah Kepala itulah yang harus dijalankan.
Anggota yang memang sungguh-sungguh anggota tidak mungkin mengangkat
kepala kepada Kepalanya. Ia akan tunduk
sepenuhnya kepada Sang Kepala, sebab kepala atas anggota tubuh bukanlah angota
itu sendiri, tetapi Kristus.
Tujuan dari pembaharuan dan pengudusan untuk masuk dalam
anggota tubuh Kristus adalah makin lama
makin mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela. Makin lama makin matikah kita bagi dosa?
Makin lama makin menempuh hidup salehkah kita? Makin lama makin tidak bercelakah kita? Atau sebaliknya makin lama makin hidup bagi
dosa, makin lama makin menempuh hidup dalam ketidaktaatan, makin lama makin bercela
di hadapan Tuhan.
Tuhan berkata: kasihlah
Aku dengan segenap hati dan hidupmu, tetapi kita makin mengasihi dunia kita
dan makin membelakangi Dia. Tuhan
berkata: taatilah perintah-Ku, tetapi
kita lebih suka menaati keinginan hati kita. Tuhan berkata: haruslah hidupmu saleh di hadapan-Ku, tetapi jalan kita berbelat-belit
di hadapan-Nya. Jika demikian, beranikah
kita mengaku sebagai anggota tubuh Kristus? Sungguhkah kita mendapat pembaharuan Roh Kudus
dan pengudusan oleh-Nya serta menjadi anggota tubuh Kristus? Harusnya perbuatan kita yang demikian membuat
kita malu di hadapan-Nya, tersungkur di kaki-Nya yang penuh rahmat. Sampai hari ini pun belum ada kata lambat
untuk bertobat dan mendapat pengampunan dari Tuhan bagi kita yang sungguh menyadari
pelanggaran kita di hadapan-Nya.
Syukur jika di antara kita tidak ada yang demikian. Tetapi jika ada, marilah kita berjiwa seperti
Daud yang sungguh menyadari pelanggarannya di hadapan Tuhan, dan berkata: “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku” (Mzmm. 51:5). Daud yang adalah orang nomor satu di Israel, merendahkan
diri di hadapan Tuhan, memohon pengasihan-Nya berdasarkan rahmat-Nya yang
besar, memohon supaya Tuhan membersihkannya dari dosanya, memohon Tuhan menuntun
dia agar tidak belok ke kiri atau kanan. Hanya Daudkah yang memerlukan pengakuan dan
permohonan seperti itu?
Tuhan Yesus telah berjanji sepasti air lahiriah membersihkan
tubuh kita, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-Nya. Di mana janji-Nya terdapat? Pertama-tama janji ini diberikan ketika Ia
memberikan perintah untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Setelah Tuhan menyelesaikan pengorbanan-Nya
di bumi, setelah Ia mati dan bangkit, segala kuasa di sorga dan di bumi telah
ada dalam tangan-Nya, Ia menetapkan Baptisan Kudus yang melambangkan pembasuhan
oleh darah-Nya dan pembaharuan oleh Roh-Nya.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya tanpa memandang bulu dan dibaptis
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, pasti akan diselamatkan. Tetapi setiap orang yang tidak percaya tanpa
memandang siapa dia, pasti akan dihukum.
Selanjutnya, janji pembasuhan oleh darah Kristus dan pembaharuan oleh
Roh Kudus yang dilambangkan dalam Baptisan Kudus diulang-ulang lagi.
Baptisan Kudus menggambarkan betapa hebatnya pengorbanan
Kristus dan betapa ngerinya hukuman yang ditumpahkan kepada-Nya demi menghapus
kecemaran jiwa kita. Murka Allah
ditumpahkan sepenuhnya di atas kayu salib.
Allah tidak bermain-main dengan dosa.
Namun bagaimana dengan kita? Masihkah
kita senang bermain-main dengan dosa? Jika
kita sungguh sudah dibasuh oleh darah dan Roh Kristus, kita tidak akan berani
bermain-main dengan dosa, sebab karena itulah darah yang suci harus mengalir
dari bukit Golgota.
AMIN..!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar