Minggu, 18 September 2016

Benarkah Baptisan Kudus Menyelamatkan Saudara????



KATEKISMUS HEIDELBERG
Minggu ke-26, Pert. & Jaw. 69-71


69. Pertanyaan: Bagaimana Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus, bahwa kurban Kristus yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi kebaikan bagi Saudara?

Jawab:  Kristus telah menetapkan permandian lahiriah ini (a), disertai janji (b). Sebagaimana tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu pula aku telah dibasuh dengan darah dan Roh-Nya dari kecemaran jiwaku, yaitu semua dosaku (c).

(a) #/TB Kis 2:38. (b) #/TB Mat 28:19. (c) #/TB 1Pe 3:21.



70. Pertanyaan: Apa itu: dibasuh dengan darah dan Roh Kristus?

Jawab:  Mendapat pengampunan dosa dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita dengan pengurbanan-Nya pada kayu salib (a), dan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan olehNya menjadi anggota tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela (b).

(a) #/TB Kol 1:14. (b) #/TB Rom 6:3-4.



71. Pertanyaan: Di mana Kristus berjanji kepada kita bahwa, sebagaimana kita pasti dibasuh oleh air baptisan, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-Nya?

Jawab:  Dalam penetapan Baptisan, yang berbunyi sebagai berikut, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (#/TB Mat 28:19), dan, Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (#/TB Mar 16:16). Janji itu diulang, ketika Alkitab menyebut Baptisan adalah permandian kelahiran kembali (#/TB Tit 3:5) dan pembasuhan dari semua dosa (#/TB Kis 22:16).



Sebelum datang ke gereja, kita pastinya sudah mandi, supaya bersih dan kelihatan OK.  Apalagi ditambah lagi dengan make up, menggunakan hand body, minyak rambut, lipstick bagi wanita, dll.  Tetapi itu semua hanyalah bumbu tatkala kita sudah mandi.  Intinya adalah kita mandi supaya bersih.  Dengan kita mandi, kita sadar benar bahwa kita kotor.  Ternyata analogi mandi ini digunakan dalam kebenaran Firman Tuhan untuk menggambarkan makna rohani dari Permandian/Baptisan Kudus.  Dengan menerima Baptisan Kudus, kita menyadari penuh bahwa kita sesungguhnya manusia yang kotor, butuh sekali untuk dibersihkan.  


Pada pertanyaan 69, pertanyaan itu tanpa bertele-tele langsung pada inti Baptisan Kudus yang harus kita tahu, yang dengannya kita diingatkan dan diyakinkan melalui baptisan yang telah kita terima.  Dari pertanyaan ini, Baptisan Kudus menggambarkan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib demi kebaikan Saudara.  Saudara yang mana?  Tentu yang dimaksud adalah Saudara seperti yang dikatakan dalam Minggu 1, yang mengaku dengan hati dan mulut: tubuh dan jiwaku, baik pada masa hidup maupun pada waktu mati, bukan milikku lagi, melainkan milik Yesus Kristus, Juruselamatku yang setia, yang sudah menebus segala dosaku dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya. Jika saudara termasuk di dalamnya maka pertanyaan ke-69 ini pula datang kepada saudara untuk mengingatkan dan meyakinkan saudara akan baptisan yang telah diperoleh.  


Bagaimana Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus, bahwa kurban Kristus yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi kebaikan bagi Saudara?  Kristus telah menetapkan baptisan lahiriah sebagai ketetapan yang baku dan tidak boleh diabaikan, melainkan harus dilaksanakan seperti yang telah diamanatkan-Nya dalam Amanat Agung (Matius 28:18-20).  Dalam ketetapan Kristus ini ada janji yang diberikan.  Janji-Nya menjadi jaminan dan kepastian bagi kita.  Tidak ada hitam abu-abu seperti janji manusia.  Apa janjinya?  Jika janji dalam Amanat Agung adalah penyertaan Tuhan sampai pada kesudahan zaman, maka janji dalam Baptisan Kudus adalah kepastian akan pembasuhan jiwa kita dari kecemaran oleh darah dan Roh-Nya.  


 Sebagaimana tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, bukan oleh pasir, bukan oleh bendera, bukan oleh tanah, melainkan oleh air, sepasti itu pula aku telah dibasuh dengan darah dan Roh-Nya dari kecemaran jiwaku, yaitu semua dosaku.  Hanya air yang bisa membersihkan kotoran yang melekat pada tubuh kita.  Tetapi apakah air yang sama dapat pula membersihkan kecemaran jiwa kita?  Apakah air yang sama mampu menyucikan kita dari segala dosa?  Oh tidak sama sekali.  Air yang dipakai dalam Baptisan Kudus hanyalah gambaran dan analogi dari pembasuhan oleh darah dan Roh Kristus.  Jika demikian maka sudah pasti bahwa Baptisan Kudus tidak akan menyelematkan kita.  Sebaliknya Baptisan Kudus mengingatkan dan meyakinkan kita akan pengorbanan Kristus yang memberi kepastian akan pembasuhan dosa oleh darah dan Roh-Nya.  


Apa itu: dibasuh dengan darah dan Roh Kristus?  Pertama: mendapat pengampunan dosa dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita dengan pengurbanan-Nya pada kayu salib.  Pengampunan dosa dari Allah tidak didasarkan oleh untung-untungan atau kekayaan atau hasil usaha kita atau jabatan kita atau studi kita.  Jika demikian orang yang paling hina dan paling berdosa tidak akan mendapat pengampunan dari Allah.  Tetapi syukur kepada Allah karena Ia tidak melihat apa yang ada pada kita sehingga Ia memberi pengampunan-Nya.  Ia tidak melihat kita berasal dari mana; Ia tidak melihat kita berwajah tampan atau cantik; Ia tidak melihat kita berkedudukan rendah atau tinggi; Ia tidak melihat sekelam apa masa lalu kita; Ia tidak melihat seluas apa pengetahuan kita.  


Lantas apa yang Allah lihat?  Ia melihat pada diri-Nya sendiri yang penuh pengampunan.  Ia melihat pada sifat-Nya yang tidak dapat Ia sangkal; Ia melihat bahwa Ia adalah Allah yang penuh dengan rahmat.  Inilah standar pengampunan dosa yang diberikan Allah kepada orang yang paling berdosa.  Rahmat Allah disebabkan oleh adanya penumpahan darah di atas bukit Golgota.  Darah yang tertumpah di atas kayu salib adalah darah yang suci sehingga mampu membasuh dosa sebesar dunia sekalipun.  Darah yang suci itu mampu membasuh jiwa cemar, yang dipenuhi dengan kebobrokan.  Darah itu hanya satu-satu, tidak ada duanya.  Karena itu, setiap orang yang mau jiwanya dibasuh, mendapat pengampunan dari Allah, tidak ada pilihan lain kecuali memohon kepada Allah supaya Ia berkenan memberi darah yang suci itu untuk membasuh jiwa yang najis. 


Selanjutnya, pengampunan dosa berjalan bersama dengan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan oleh-Nya menjadi anggota tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela.  Karya Allah Tritunggal sungguh jelas dalam menyelamatkan dan menuntun orang itu sampai pada finish.  Pengampunan telah diberi, rahmat telah dicurahkan, Roh Kudus pun berdiam dalam hati orang yang telah mendapatkan pengampunan itu. 

Roh Kudus berdiam dalam diri Saudara untuk membaharui keseharian Saudara.  Yang dulu otak yang selalu diisi oleh pikiran kotor, dibaharui sedemikian rupa hingga berbalik arah pada hal-hal bersih.  Mata yang dulu dipakai untuk hal-hal yang jahat, sekarang dibaharui untuk memandang kepada hal-hal baik.  Mulut yang dulunya dipakai untuk gossip, cacian dan untuk kebohongan, sekarang dipakai untuk kebenaran dan membangun.  Tangan yang dulu dipakai untuk mengambil milik orang lain, sekarang dipakai untuk memberi.  Hati yang dulu penuh dengan kebejatan dan kedengkian, sekarang dipenuhi oleh kebajikan dan pengampunan.  Jangan katakan bahwa kita telah mendapat pengampunan sedangkan kita sendiri tidak bisa mengampuni.  


Kita dibaharui oleh Roh Kudus dan dikuduskan-Nya supaya hidup dalam pengudusan serta menjadi bagian dalam tubuh Kristus.  Setiap orang yang menjadi anggota tubuh Kristus tidak bisa lagi hidup menuruti kemauannya sendiri.  Ada yang memagari dan mengendalikannya, yaitu Kepala dan Kepala adalah Kristus.  Orang itu sudah menjadi anggota dari Kepala, sehingga apa yang menjadi kehendak dan perintah Kepala itulah yang harus dijalankan.  Anggota yang memang sungguh-sungguh anggota tidak mungkin mengangkat kepala kepada Kepalanya.  Ia akan tunduk sepenuhnya kepada Sang Kepala, sebab kepala atas anggota tubuh bukanlah angota itu sendiri, tetapi Kristus.  


Tujuan dari pembaharuan dan pengudusan untuk masuk dalam anggota tubuh Kristus adalah makin lama makin mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela.  Makin lama makin matikah kita bagi  dosa?  Makin lama makin menempuh hidup salehkah kita?  Makin lama makin tidak bercelakah kita?  Atau sebaliknya makin lama makin hidup bagi dosa, makin lama makin menempuh hidup dalam ketidaktaatan, makin lama makin bercela di hadapan Tuhan.  


Tuhan berkata: kasihlah Aku dengan segenap hati dan hidupmu, tetapi kita makin mengasihi dunia kita dan makin membelakangi Dia.  Tuhan berkata: taatilah perintah-Ku, tetapi kita lebih suka menaati keinginan hati kita.  Tuhan berkata: haruslah hidupmu saleh di hadapan-Ku, tetapi jalan kita berbelat-belit di hadapan-Nya.  Jika demikian, beranikah kita mengaku sebagai anggota tubuh Kristus?  Sungguhkah kita mendapat pembaharuan Roh Kudus dan pengudusan oleh-Nya serta menjadi anggota tubuh Kristus?  Harusnya perbuatan kita yang demikian membuat kita malu di hadapan-Nya, tersungkur di kaki-Nya yang penuh rahmat.  Sampai hari ini pun belum ada kata lambat untuk bertobat dan mendapat pengampunan dari Tuhan bagi kita yang sungguh menyadari pelanggaran kita di hadapan-Nya. 


Syukur jika di antara kita tidak ada yang demikian.  Tetapi jika ada, marilah kita berjiwa seperti Daud yang sungguh menyadari pelanggarannya di hadapan Tuhan, dan berkata: “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku” (Mzmm. 51:5).  Daud yang adalah orang nomor satu di Israel, merendahkan diri di hadapan Tuhan, memohon pengasihan-Nya berdasarkan rahmat-Nya yang besar, memohon supaya Tuhan membersihkannya dari dosanya, memohon Tuhan menuntun dia agar tidak belok ke kiri atau kanan.  Hanya Daudkah yang memerlukan pengakuan dan permohonan seperti itu? 


Tuhan Yesus telah berjanji sepasti air lahiriah membersihkan tubuh kita, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-Nya.  Di mana janji-Nya terdapat?  Pertama-tama janji ini diberikan ketika Ia memberikan perintah untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa.  Setelah Tuhan menyelesaikan pengorbanan-Nya di bumi, setelah Ia mati dan bangkit, segala kuasa di sorga dan di bumi telah ada dalam tangan-Nya, Ia menetapkan Baptisan Kudus yang melambangkan pembasuhan oleh darah-Nya dan pembaharuan oleh Roh-Nya.  Setiap orang yang percaya kepada-Nya tanpa memandang bulu dan dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, pasti akan diselamatkan.  Tetapi setiap orang yang tidak percaya tanpa memandang siapa dia, pasti akan dihukum.  Selanjutnya, janji pembasuhan oleh darah Kristus dan pembaharuan oleh Roh Kudus yang dilambangkan dalam Baptisan Kudus diulang-ulang lagi.


Baptisan Kudus menggambarkan betapa hebatnya pengorbanan Kristus dan betapa ngerinya hukuman yang ditumpahkan kepada-Nya demi menghapus kecemaran jiwa kita.  Murka Allah ditumpahkan sepenuhnya di atas kayu salib.  Allah tidak bermain-main dengan dosa.  Namun bagaimana dengan kita?  Masihkah kita senang bermain-main dengan dosa?  Jika kita sungguh sudah dibasuh oleh darah dan Roh Kristus, kita tidak akan berani bermain-main dengan dosa, sebab karena itulah darah yang suci harus mengalir dari bukit Golgota. 



AMIN..!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar