Matius 4:7
Ada
pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
palin gegraptai ouvk evkpeiraseij
kurion ton Qeon sou
Matius 4:7 merupakan jawaban yang kedua dari Tuhan Yesus
kepada serangan Iblis. Pertama, Tuhan
mengatakan, “Ada tertulis: manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Dengan perkataan-Nya ini Iblis telah
dikalahkan dalam pencobaan pertama. Pada
serangan Iblis yang kedua, untuk kedua kalinya Yesus menjawab Iblis: Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai
Tuhan, Allahmu.” Dengan perkataan
ini pula cobaan Iblis dipatahkan.
Tuhan Yesus sekali lagi mengalahkan Iblis dengan menggunakan
Firman. Tuhan Yesus tidak bertele-tele
dalam menjawab Iblis. Ia to the point. Mendengar perkataan Tuhan, Iblis pun tidak
bisa berbuat apa-apa lagi dalam pencobaan kedua. Bukan karena banyaknya bicara sehingga Yesus
menang, tetapi karena perkataan-Nya adalah satu dengan tindakan-Nya. Terkadang tidak perlu banyak bicara untuk
memenangkan sesuatu. Bahkan bisa jadi,
semakin kita banyak bicara semakin banyak kesalahan dan kelemahan kita yang
tampak.
Tuhan menjawab Iblis: ada
pula tertulis... Dalam pencobaan
pertama, Tuhan mengatakan: ada tertulis… Tuhan Yesus selalu menjadikan Firman sebagai
patokan dan landasan untuk mengalahkan pencobaan Iblis. Hal itu terlihat dari ketiga jawaban Tuhan
Yesus kepada Iblis. Ia selalu berkata: ada tertulis. Tuhan memberi pelajaran penting bagi kita
agar tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan hikmat kita untuk mengalahkan
serangan demi serangan dan cobaan demi cobaan.
Andalkan Firman Allah yang oleh tuntunan Roh Kudus membawa kita pada
kemenangan dalam setiap serangan dan cobaan.
Kata tertulis mengacu
pada tulisan-tulisan yang sudah ada. Tulisan-tulisan
itu ditulis oleh manusia biasa. Tetapi
tulisan-tulisan itu bukan tulisan-tulisan biasa, karena tulisan-tulisan itu diilhami
oleh Allah dan atas dorongan Roh Tuhan, orang yang ditentukan berbicara dan
menuliskannya.
Tulisan yang teristimewa digunakan oleh Tuhan Yesus dalam
mengalahkan pencobaan Iblis yang kedua merupakan buah tangan Musa. Musa dipimpin oleh Roh Allah untuk menuliskan
ini dan Musa sama sekali tidak tahu bahwa suatu saat tulisannya akan dipakai
oleh Sang Penebusnya untuk mengalahkan Iblis.
Yang Musa tahu dengan pasti ialah tulisannya itu ditujukan kepada orang
Israel yang sedang ia pimpin dan yang telah mencobai Tuhan. Firman yang sama digunakan untuk oknum dan
kelompok yang berbeda.
Musa oleh pimpinan Roh Allah berkata kepada orang Israel: Janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu,
seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN,
Allahmu” (Ulangan 6:16-17). Ketika
berada di Rafidim, bangsa Israel bersungut-sungut, marah dan bertengkar dengan
Musa karena tidak ada air. Bahkan mereka
hampir melempari Musa dengan batu. Mereka
mempertanyakan kepemimpinan Musa. Bahkan
mereka mempertanyakan penyertaan Tuhan bagi mereka. Mereka mencobai Tuhan dengan berkata: Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak?
Tetapi apakah Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka? Apakah Tuhan memimpin mereka dari Mesir hanya
untuk membunuh mereka di padang gurun karena tidak ada air? Oh tidak!
Bukti kehadiran-Nya mereka sudah lihat berulang-ulang kali. Salah satu kehadiran-Nya terlihat jelas
ketika TUHAN membelah laut Kolsom menjadi jalan bagi mereka. Tuhan berjalan di depan mereka pada siang
hari dalam tiang awan dan pada malam hari dalam tiang api. Ini sudah sangat lebih dari cukup untuk menyatakan
kehadiran Tuhan. Tetapi apa yang
terjadi? Mereka tetap mengeluh: Di manakah
TUHAN? Adakah TUHAN di tengah-tengah
kita atau tidak? Seharusnya ini tidak
terjadi. Karena itu, tempat itu dinamai
Masa artinya mencobai dan Meriba artinya bertengkar atau menuduh.
Itulah sebabnya waktu bangsa Israel tidak lama lagi akan
masuk tanah Kanaan, Musa memberi wejangan: Janganlah
kamu mencobai Tuhan, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa. Haruslah kamu berpegang pada perintah,
peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu.
Dan perkataannya ini telah tertulis sehingga bermanfaat bagi kita. Setiap tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik
orang dalam kebenaran. Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik. Satu lagi yang kita peroleh dari
kasih pencobaan Tuhan Yesus, bahwa tulisan-tulisan itu juga bermafaat untuk
mengalahkan pencobaan.
Tulisan yang telah ditulis oleh Musa dipakai Tuhan Yesus
untuk mengalahkan Iblis. Tuhan berkata: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu. Jawaban Tuhan Yesus ini menimbulkan banyak
pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang
sangat penting dan sangat menonjol, siapakah Yesus ini sehingga berani
mengatakan: Janganlah engkau mencobai
Tuhan, Allahmu? Musa memang pernah
berkata demikian. Tetapi Musa berkata
demikian karena bangsa Israel yang mencobai Tuhan dengan berkata: Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak? Perkataan ini ditujukan
kepada Tuhan bukan kepada Musa, sehingga Musa berkata, Janganlah engkau mencobai TUHAN, Allahmu.
Tetapi cobaan dalam Matius 4:1-11 ditujukan langsung kepada
Tuhan Yesus. Pencobaan ini head to head, antara Iblis dan Tuhan
Yesus. Iblis berkata: Jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada
tertulis: mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
oleh batu. Dan Tuhan Yesus menjawab:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu. Beda konteks dalam penggunaan perkataan
ini. Cobaan ini ditujukan langsung
kepada Tuhan Yesus.
Nah, siapakah Yesus sehingga berani berkata demikian? Dari kesaksian Firman Allah, Dialah Anak
Tunggal Bapa. Dialah Tuhan Yang
Mahatinggi, Tuhan di atas segala tuhan. Dia
adalah Allah Yang Mahatinggi. Tetapi
Tuhan dan Allah Yang Mahatinggi itu rela menjadi Manusia untuk menjadi jalan
pendamaian bagi kita di hadapan Bapa. Dalam
kemanusiaan-Nya Ia harus menanggung segala beban umat-Nya, termasuk harus
menghadapi pencobaan yang hebat oleh Iblis.
Perkataan Yesus ini menunjukkan dengan jelas, bahwa Dia
adalah Tuhan, Dia adalah Allah. Siapa
yang tidak boleh dicobai oleh Iblis? Dia
adalah Tuhan, Allah. Siapa yang ada di
hadapan Iblis dan yang sedang ia cobai? Dia
adalah Yesus. Yesus berkata kepada
Iblis: Janganlah engkau mencobai Tuhan
Allahmu. Siapa yang tidak boleh
dicobai oleh Iblis? Dia yang sedang
dicobainya, yaitu Yesus, Tuhan Allah.
Tetapi karena Tuhan Allah telah menjadi Manusia, Ia berani mencobai
dengan tujuan menggagalkan karya mulia Tuhan Allah.
Perkataan Tuhan Yesus ini ditujukan kepada diri-Nya yang
sedang dicobai langsung oleh Iblis. Jika
Yesus bukan Tuhan dan Allah maka pastinya Ia tidak akan berani mengatakan
demikian. Tetapi karena Dia adalah Tuhan
dan Allah maka Ia harus mengatakan demikian supaya mematahkan serangan
Iblis. Iblis pun mengakui perkataan
Tuhan Yesus, sebab ia mengenal sungguh bahwa Yesus adalah Tuhan Allah yang menjadi
Manusia, sehingga ia tidak membantahnya.
Dilihat dari penggunaan kata jangan mencobai dari teks aslinya, perkataan ini sangat tegas. Seharusnya Iblis malu dan tahu diri ketika
Tuhan telah mengatakan demikian kepadanya.
Bukan hanya perkataan jangan
mencobai saja yang menunjukkan ketegasan dalam pernyataan Tuhan Yesus. Satu kata yang tidak kalah penting adalah
Tuhan Allahmu. Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal
menunjuk kepada Iblis. Ini merupakan
tamparan yang keras di wajah Iblis. Yang
sedang ia cobai adalah Tuhan Allahnya. Tetapi
Tuhan Allah yang telah menjadikan dia malah dicobainya. Dia tidak mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan
Allahnya, maka dia ingin jatuhkan Tuhan Yesus.
Hebat bukan? Iblis memang hebat
dalam kelicikannya, karena berani mencobai Tuhan Allahnya.
Harusnya perkataan Tuhan Yesus ini membuat Iblis sadar akan
apa yang diperbuatnya. Tetapi nyatanya
tidak. Ia malah sekali lagi mencobai Tuhan.
Ia
tidak mau sia-siakan kesempatan yang ada. Karena itu, di lain kesempatan kita akan
merenungkan serangan Iblis yang ketiga kepada Tuhan Yesus.
Kita juga mungkin sering kali berlaku sama seperti Iblis dan
bangsa Israel. Kita mengetahui bahwa
Tuhan adalah Tuhan. Kita mengetahui
bahwa Tuhan ada di tengah-tengah kita. Tetapi
kita mencobai-Nya. Kita pertanyakan
kehadiran Tuhan: Adakah Tuhan di
tengah-tengah kita? Adakah Tuhan melihat
keberadaan saya saat ini? Atau
mungkin dalam hal lain. Tuhan bisa
melakukan apa saja. Tuhan juga telah
memberi hikmat kepada kita dan oleh hikmat itu kita bersikap bijaksana. Tetapi banyak kali tidak demikian dan dalam
hal ini bisa saja kita mencobai Tuhan.
Contoh: rokok dan minuman keras bisa membunuh kita. Kita tahu akan hal ini. Tetapi kita terus mengkonsumsinya. Ketika kita diperhadapkan dengan penyakit
yang disebabkan olehnya, kita mulai tekankan bahwa Tuhan mampu melakukan apa
saja. Kita lupa bahwa kitalah yang
menjadi sebab dari penyakit itu. Benar
sekali, Tuhan mampu melakukan apa saja. Tetapi
belum tentu apa yang kita minta Dia kabulkan.
Dan karena tidak kunjung sembuh, mungkin saja kita mulai mencobai Dia,
mempertanyakan Dia, menyalahkan Dia.
Kita sudah tahu apa yang baik dan yang dikehendaki Tuhan,
tetapi tidak mau lakukan. Setelah
mendapat akibatnya, kita mulai melempar kesalahan kita kepada Tuhan. Mungkin masih banyak contoh yang menunjukkan
kita mencobai Tuhan. Jika kita melakukan
hal itu, Tuhan mengatakan: Janganlah
engkau mencobai Tuhan Allahmu.
Amin………!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar