Minggu, 25 Oktober 2015

Tuhan Yesus Berkenan Dicobai oleh Iblis demi Anak-anak-Nya



Matius 4:1

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis


Pernahkah Saudara mengalami pencobaan?  Ya.  Mungkin kita akan setuju dengan jawaban ini jika kita telah mengalaminya.  Waktu kita mengalami pencobaan, ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan, yaitu makin jauh dari Allah atau makin dekat dengan Allah.  Saudara di pihak mana?  Bersyukurlah kepada Allah jika mengalami pencobaan, kita tetap atau makin berserah kepada Allah di dalam Kristus oleh pimpinan Roh. 
Jika kita telah mengalami pencobaan, ingatlah bahwa Tuhan kita pun telah mengalami pencobaan yang hebat.  Tetapi Tuhan Yesus tidak jatuh dalam pencobaan, melainkan Dialah yang menjatuhkan pencobaan dan si pencoba.  Perikop utuh Matius 4:1-11 mengisahkan tentang pencobaan yang dilakukan Iblis kepada Tuhan Yesus.  Ada tiga tahap pencobaan yang Iblis lancarkan kepada Tuhan Yesus.
Saat ini kita belum secara khusus memperhatikan ketiga bagian itu, sebaliknya kita akan mempelajari dengan saksama tentang sebab utama Tuhan Yesus, Tuhan kita dicobai oleh Iblis.  Teristimewa kita akan memfokuskan diri pada Matius 4:1, yang tertulis: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” 
Kata maka dalam ayat 1 ini berasal dari kata keterangan Yunani, yaitu tote (tote), yang juga dapat diterjemahkan: lalu, kemudian atau setelah itu.  Kata tote menjadi pengikat erat antara Matius 4:1-11 dan bagian akhir dari pasal 3 yang menceritakan tentang Yesus dibaptis oleh Yohanes.  Kesimpulannya: peristiwa pencobaan di padang gurun merupakan lanjutan peristiwa yang dikisahkan dalam Matius 3:13-17.  Tuhan Yesus sudah dibaptis.  Nah setelah itu, Ia dibawa oleh Roh untuk dicobai Iblis. 
Kenapa Iblis mencobai Tuhan Yesus secara langsung dalam moment seperti ini?  Bisa saja Iblis mencobai Dia secara langsung di waktu kecil-Nya atau sementara Yesus melayani.  Namun demikian, dia secara langsung mencobai Yesus setelah Ia dibaptis dan sebelum Ia memulai pelayanan-Nya.  Sebelumnya Iblis telah banyak menggunakan cara untuk menggagalkan rencana penyelamatan yang ada di pundak Yesus.  Salah satu serangan yang dilancarkan oleh Iblis adalah menggunakan Herodes yang haus akan takhta untuk menggagalkan rencana Allah.  Tetapi Iblis tidak bisa menggagalkan-Nya. 
Sekarang Iblis tidak menggunakan perantaraan lagi.  Ia sendiri yang akan mencobai Yesus.  Iblis mencobai Yesus setelah Dia dibaptis serta diurapi oleh Allah Bapa dan sebelum memulai karya yang agung itu.  Dalam Perjanjian Lama, orang-orang yang akan dinobatkan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang istimewa atau pekerjaan yang besar, maka mereka akan diurapi.  Hal ini biasa dilakukan terhadap raja atau imam.  Contohnya, ketika Daud ditetapkan oleh Allah menjadi raja atas Israel, maka ia diurapi oleh Samuel (bnd. 1 Sam. 16:1-13).  Ia diurapi melalui perantaraan manusia.  Tetapi Yesus diurapi langsung oleh Allah Bapa.  Tidak ada seorang pun yang pernah mengalami hal itu selain Yesus. 
Secara langsung Allah Bapa mengurapi Yesus dalam kemanusiaan-Nya untuk memulai karya-Nya.  Bukti dari itu adalah Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.  Iblis mengamati akan semua ini dan ia semakin tidak bisa tenang.  Iblis bagaikan kebakaran jenggot.  Kecemasan yang begitu hebat menimpa dia.  Akhirnya ia turun tangan langsung untuk melakukan aksi penggagalan karya Tuhan Yesus.
Iblis tahu persis bahwa jika Yesus dikalahkan dalam pencobaan ini, maka mandat yang diberikan oleh Allah Bapa kepada Yesus telah gagal.  Jika Yesus dikalahkan oleh Iblis dalam pencobaan ini, maka segala yang akan dilakukan oleh Yesus dalam pelayanan-Nya tidak aga guna lagi; karya keselamatan yang akan dikerjakan Yesus tidak ada manfaat lagi seandainya Iblis mengalahkan-Nya.  Mungkin kita sebagai manusia tidak menduga akan hal itu, namun Iblis telah berpikir jauh tentang itu.
Mengapa Iblis tahu persis tentang hal ini?  Siapakah Iblis sehingga mengetahui rahasia penyelamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus?  Banyak para ahli Taurat di zaman Yesus tidak mengetahui hal ini.  Ada banyak ahli Kitab yang setiap hari menyelidiki Kitab Suci, namun tidak mengetahui maksud kedatangan Tuhan Yesus.  Bahkan sampai hari ini pun masih banyak orang yang tidak mengerti dan tetap buta dengan rencana Allah dan karya Kristus walaupun Firman Allah telah mengatakannya.  Tetapi Iblis mengetahui akan hal itu.  Siapakah dia?  Dia adalah malaikat yang jatuh dan dicampakkan dari kemuliaan Allah karena melawan kehendak Allah. 
Allah telah menciptakan dia dengan kemuliaan yang begitu rupa, kecerdasan yang begitu tinggi, bahkan dia dicipta melebihi malaikat-malaikat yang lain.  Ia ditetapkan sebagai pemimpin malaikat.  Tetapi dalam sesombongannya, ia ingin menyamai Allah; ia tidak mau menyembah Allah, sehingga ia dihempaskan ke bumi dan kepadanya telah disiapkan tempat penghukuman, dia dan antek-anteknya.  Dengan kecerdasan dan kelicikannya itu ia dapat membohongi kita dengan menyamar sebagai malaikat terang (bnd. 2 Kor. 11:14).  Tidak ada manusia yang secerdas bahkan selicik dia.  Banyak sekali manusia yang tidak berdaya di hadapannya dan takluk kepadanya.  Cukup banyak kesaksian Alkitab tentang Iblis.  Intinya: kita tidak akan menemukan yang baik di dalam dia.  Itulah sekilas tentang Iblis yang datang mencobai Yesus, yang mengetahui dengan pasti tujuan kedatangan Tuhan Yesus. 
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.  Kata kerja dibawa berasal dari bahaya Yunani, yaitu avnhcqh  (anekhthe) yang berasal dari dua gabungan kata, yakni kata depan avna (ana) dan kata kerja avgw (ago) sehingga menjadi avnagw (anago).  Anago tertulis dalam bentuk pasif yang berarti dibawa/dipimpin dengan penekanan bahwa yang membawa dengan yang dibawa memiliki keterikatan yang kuat dan tidak terpisahkan. 
Kenapa dalam Matius 4:1 tertulis: “Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis?”  Pertama, ini menandakan bahwa Roh, yaitu Roh Allah selalu bersama dengan Tuhan Yesus.  Hal ini sekali lagi menegaskan hubungan dalam ketritunggalan Allah yang telah dinyatakan dalam Matius 3:13-17.  Allah Bapa dan Allah Anak dan Allah Roh Kudus tidak terpisahkan.  Tuhan Yesus tidak pernah berjalan sendiri, melainkan selalu bersama dengan Bapa dan Roh. 
Kedua, ayat ini pun menyiratkan bahwa Iblis tidak berkuasa untuk mencobai jika Allah tidak mengizinkannya.  Perhatikanlah bahwa Matius 4:1 tidak tertulis: Iblis membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai, melainkan Roh Allah yang membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai Iblis.  Kalau Allah tidak mengizinkan pencobaan itu, maka Iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa.  Iblis berada di bawah kekuasaan yang Mahakuasa.  Iblis berkuasa, tetapi ia tidak Mahakuasa.  Namun Allah telah mengizinkan pencobaan itu sehingga Iblis menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, walaupun pada akhirnya bukan Yesus yang gagal melainkan dia yang gagal.
Ketiga, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis demi kebaikan anak-anak Tuhan.  Dari Matius 4:1, anak-anak Tuhan belajar hal penting, yaitu bahwa Tuhan mereka pun telah dicobai oleh Iblis.  Ketika mereka dicobai, mereka ingat bahwa Tuhan telah mengalaminya.  Tetapi Tuhan pun telah mengalahkan pencobaan itu, sehingga anak-anak Tuhan dapat mengalahkan pencobaan itu bersama dan di dalam Dia, yang telah mengalahkan pencobaan Iblis.  Tuhan Yesus tidak saja menebus dan melepaskan anak-anak-Nya dari dosa dan kutuknya, tetapi juga melepaskan mereka dari pencobaan.  
Kata dicobai dalam teks asli memperlihatkan kepada kita bahwa Iblis sangat aktif melakukan serangannya kepada Tuhan Yesus.  Kata dicobai pula menandakan tujuan Iblis untuk mencobai Yesus: bukan untuk mencari kebenaran yang berakhir pada penyembahan, melainkan untuk menjatuhkan Yesus dan menggagalkan rencana-Nya.  Itu pun terjadi kepada anak-anak Tuhan ketika Iblis mencobai mereka.  Namun waktu anak-anak Tuhan dicobai oleh yang jahat, hal itu tetap berada dalam kendali Allah.  Lagipula Allah mengizinkan pencobaan itu untuk menguji dan memurnikan anak-anak-Nya.  Sedangkan Iblis melakukan pencobaan itu untuk menjatuhkan dan menghancurkan anak-anak Tuhan.  Namun demikian, Allah mengubah tujuan yang tidak baik dari Iblis menjadi indah bagi anak-anak Tuhan. 
Nah supaya kita bisa kuat dalam pencobaan, kita harus berserah penuh pada Kristus oleh pimpinan Roh-Nya.  Jangan pula kita sendiri membawa diri dalam pencobaan.  Langkah tepat untuk menjauhkan kita dari membawa diri dalam pencobaan adalah hidup bersama Yesus oleh kuasa Firman-Nya dan Roh-Nya.  Demikian pula langkah tepat untuk mengalahkan pencobaan adalah berserah penuh kepada Yesus melalui pimpinan Firman-Nya dan Roh-Nya.  Tetapi marilah kita melihat ke dalam lubuk hati kita, “Sudahkah kita hidup bersama Yesus dan berserah penuh pada-Nya?  AMIN……!

4 komentar:

  1. Renungan yang menginspirasi dan membangun. Harap muat lebih banyak lagi. Ada renungan yang terkait iman yang baik dan benar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih karena Saudara telah luangkan waktu untuk membaca renungan ini. Untuk pertanyaan Saudara tentang iman, saya pernah membawa renungan tentang iman yang diringkas dalam Katekismus Minggu ke-7, tetapi saya belum muat di blog. Mungkin penjelasan dalam Katekismus itu bisa menolong kita. Kalau Saudara memerlukannya saya akan segera memuatnya. Gb

      Hapus
  2. Matius 4:1, Mengisahkan Roh membwa Tuhan Yesus di tempat pencobaan. Apakah ini terlalu naif jika kita katakan Tuhan sendiri memfasilitasi pekerjaan Setan untuk mencobai Tuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf Saudara, saya pribadi tidak berani untuk mengatakan demikian. Makna dari "Roh membawa Tuhan Yesus di tempat pencobaan" lebih menunjuk pada ketidakkuasaan Iblis untuk mencobai Tuhan jika tidak diizinkan, seperti yang saya sudah jelaskan dalam artikel. Terima kasih.

      Hapus