Harmony
of Christmas (Lukas 2:14b)
Kita pasti menginginkan ada keharmonisan antara kita dan
sesama di manapun kita berada. Kita
ingin memiliki keluarga yang harmonis. Kita
ingin harmonis dengan ayah atau ibu, dengan kakak atau adik, dengan istri atau
suami. Kita ingin adanya keharmonisan
dalam pergaulan, baik dengan sejawat, sesama
teman kita atau bahkan dalam ruang lingkup pergaulan yang lebih daripada
itu. Keinginan ini sungguh baik. Tetapi keinginan saja tidak cukup. Perlu ada tindakan konkrit untuk
mewujudkannya. Namun sebelum bertindak,
perlu juga ada landasan yang tepat agar kita dapat berpijak dan bertindak di
atas landasan ini. Mari kita lihat
landasan itu melalui terang Firman Tuhan dari Injil Lukas 2:14, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya.”
Secara khusus kita akan fokus pada bagian kedua dari ayat
ini yaitu: “Damai sejahtera di bumi di
antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Tema Natal yang diberikan kepada saya: Harmony of Christmas. Keharmonisan Natal hanya bisa terwujud kalau
kita berpijak pada landasan yang benar. Sangat
sulit kita mengaplikasikan tema ini secara tepat kalau kita tidak berada di atas
dasar yang benar, sebab kita adalah manusia yang egois, manusia yang
mementingkan diri sendiri, manusia yang ingin selalu diutamakan, manusia yang menganggap
diri selalu benar walaupun salah, manusia yang selalu menjadikan dirinya
sebagai sentral. Sedangkan untuk
mengaplikasikan Harmony of Christmas,
semua sifat dan sikap demikian harus dilenyapkan.
Bagaimana kita bisa melenyapkan sifat dan sikap kita yang
demikian? Pada dasarnya dari diri
sendiri, tidak bisa kita lakukan itu. Kita
memang manusia yang sudah seperti itu dan tidak bisa mengubahnya tanpa
pertolongan Tuhan. Itu sebabnya jika
kita ingin membuang segala yang tidak benar itu untuk mewujudkan Harmony of Christmas, maka Tuhanlah yang
harus mengubah kita, bukan kita yang mengubah diri sendiri. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan walaupun
mustahil bagi kita.
Ayat renungan yang menjadi fokus kita berkata: Damai sejahtera di bumi di antara manusia
yang berkenan kepada-Nya. Kata damai sejahtera merupakan terjemahan
dari bahasa Yunani: eirene yang dalam
bahasa Ibraninya biasa kita ucapkan: shalom. Dari mana sumber damai itu? Dari ayat 14 kita mendapat jawabannya: dari Allah. Damai itu bersumber dari Allah dan damai itu
diberikan kepada manusia yang berkenan kepada-Nya. Bagian a dari ayat 14 tertulis: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi. Bala tentara sorga dan
semua penghuni sorga memuji kemuliaan Allah, memuji keagungan, kekudusan dan kemurahan
Allah.
Allah tidak pelit dengan manusia. Allah memberikan kemuliaan-Nya kepada manusia
melalui Kristus Tuhan, yang telah lahir.
Ketika Sang Bayi Natal lahir, seluruh penghuni sorga memuji memuliakan Allah
sambil bernyanyi: damai sejahtera di bumi
antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Yang menjadi dasar dari damai sejahtera adalah Kristus. Dia yang telah lahir dan yang hari ini kita
peringati dan rayakan kelahiran-Nya, Dialah yang menjadi sebab dari damai yang
diberikan oleh Allah kepada segenap manusia yang berkenan kepada-Nya. Pujian yang dinyanyikan dalam ayat 14 ini
disebabkan oleh lahirnya SANG
JURUSELAMAT, yaitu YESUS KRISTUS.
Bukan karena Tuhan melihat
ada kebenaran atau kebaikan dari kita, sehingga Ia berkenan kepada
umat-Nya. Dari keseluruhan teks renungan
kita, menjelaskan bahwa mereka yang berkenan kepada-Nya disebabkan oleh SANG BAYI NATAL yang telah dijanjikan
dan telah lahir di dalam palungan. Jadi,
sentral dan dasar dari damai yang diberikan dan dimiliki di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya adalah Kristus. Kristus
telah diberikan, Sang Bayi Natal telah lahir dan damai diberikan oleh
Allah.
Damai yang diberikan oleh Allah melalui Sang Bayi Natal memberi
dampak yang sangat besar bagi kehidupan anak-anak Tuhan. Salah satu dampaknya adalah harmony.
Damai dari Dia ini kita teruskan dalam pergaulan yang menyebabkan adanya
keharmonisan. Jika Kristus ada di hati
kita, maka Ia akan melenyapkan segala keegoisan kita dan membawa kita dalam
kedamaian, kita damai dengan Allah dan damai dengan sesama manusia.
Orang yang mendapat dan memiliki damai dari Allah pasti
memiliki damai dengan Allah dan sesama.
Orang yang telah memperoleh damai dari pihak Allah akan bersukacita dan
berjiwa mengasihi. Orang yang memiliki
damai Allah akan menimbulkan keselarasan dan kerukunan dengan sesamanya, harmony akan timbul dalam
kedamaian. Oleh sebab itu, damai ini
harus ada di tengah-tengah persekutuan Kristen.
Damai ini harus ada di antara kita jika kita ingin harmony sebab kedua hal ini merupakan sesuatu yang saling melekat. Rahasia damai itu adalah Kristus. Rahasia Harmony
of Christmas adalah Sang Bayi Natal.
Sebab itu, kita harus memohon kepada-Nya supaya Ia berkenan memberi
damai itu.
Kapan Harmony of
Christmas harus ada hidup dan pergaulan kita? Apakah hanya pada parayaan seperti ini? Ataukah hanya pada bulan Natal saja? Harmony
of Christmas harus ada di setiap waktu dalam seluruh hidup kita. Harmony
of Christmas tidak hanya ketika bulan Natal atau pada perayaan-perayaan
Natal. Jika tema ini hanya bisa kita
aplikasikan pada saat-saat tertentu saja, apakah perbedaan kita dengan orang
yang tidak percaya kepada Sang Bayi Natal?
Tuhan Yesus mengharuskan umat-Nya agar selalu hidup dalam
keharmonisan seorang akan yang lain. Keharmonisan
Natal hanya bisa kita dapatkan dari adanya damai Allah di hati. Damai di hati kita hanya bisa peroleh melalui
pemberian Allah. Pemberian Allah itu
adalah Sang Bayi Natal. Sang Bayi Natal
harus lahir di hati kita. Hati kita
harus menjadi palungan bagi Dia untuk lahir sehingga semua ini bisa tercapai. Marilah kita merenung, apakah HATI kita telah menjadi PALUNGAN bagi kelahiran-Nya? Jika hal ini telah terjadi maka kita pun akan
memiliki damai, baik dengan Allah maupun sesama,sehingga tercipta Harmony of Christmas hari ini, besok
bahkan selama-lamanya. SELAMAT NATAL. AMIN.
Khotbah
ini disampaikan di SMK Pariwisata Triatma Jaya