Natal Pemuda GSRI Denpasar – Bali
Tema: Sambutlah
SANG JURUSELAMAT Dunia (Lukas 2:11)
Setiap minggu pada waktu ibadah, baik pagi maupun sore, selalu
ada penyambut tamu yang stand by menyambut jemaat yang mau
beribadah. Biasanya penyambut tamu
berpenampilan OK dan selalu menebar senyum ketika menyapa jemaat yang
datang. Contoh sambutan lain misalnya, ketika
orang nomor satu di Indonesia datang berkunjung ke suatu tempat. Biasanya akan ada banyak hal yang
dipersiapkan untuk menyambut kedatangannya.
Nah sekarang, kita kedatangan Pribadi Agung yang melebihi siapa
pun. Yang datang itu adalah Tuhan kita,
yang telah menjadikan kita dan menyelamatkan kita. Dia adalah Pribadi nomor satu dalam hidup
kita dan seharusnya menjadi sentral dalam hidup kita. Apa yang akan kita persiapkan untuk Dia? Mari kita belajar dari terang Firman-Nya agar
kita tahu apa yang harus kita siapkan dan kita lakukan untuk menyambut Dia.
Nas Firman Tuhan yang menjadi landasan dari tema Natal kita
dan yang kita renungkan terambil dari Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota
Daud.” Tema Natal kita: Sambutlah Sang Juruselamat Dunia. Soal sambut-menyambut bukan hal yang sulit
kita pahami. Baik sekali pemuda
menetapkan tema Natal tahun ini seperti demikian. Tema ini memiliki makna yang dalam dan aspek
yang luas serta menyeluruh.
Kata sambutlah memiliki
kata dasar sambut. Sambut merupakan reaksi terhadap sesuatu
atau seseorang yang menghampiri kita. Reaksi
ini berupa penerimaan. Sedangkan sambutlah dalam konteks Natal dan tema
Natal merupakan ajakan yang seharusnya tidak boleh diabaikan. Siapa yang kita sambut sehingga tidak boleh
kita abaikan ajakan ini? Ayat renungan
kita telah menyatakannya dan juga tema Natal telah menjawabnya. Yang kita sambut itu adalah JURUSELAMAT. Ayat renungan kita mengatakan, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat…”
Firman Allah menekankan bahwa hanya ada satu Pribadi yang
akan datang dan telah datang untuk menjadi Juruselamat. Juruselamat ini telah dijanjikan ribuan tahun
sebelumnya. Juruselamat ini telah dinubuatkan dalam Kitab-kitab Suci
bahwa Ia pasti akan datang dan telah datang.
Siapakah Dia? Dia adalah Kristus, Tuhan. Kristus telah dinubuatkan jauh sebelum
kedatangan-Nya bahwa Ia akan datang dan dikandung serta dilahirkan oleh anak
dara (Yes. 7:14).
Dialah yang diurapi oleh Allah Bapa untuk menyelamatkan
umat-Nya. Dia adalah Tuhan dari segala
tuhan. Dialah Tuhan kita selama-lamanya. Namanya ialah Yesus. YESUS
adalah JURUSELAMAT. Nama Yesus
adalah nama yang paling mulia dan paling indah di antara segala nama sebab di
dalam Nama itu ada keselamatan. Firman
Tuhan katakan kepada kita: “Hari ini
telah lahir bagimu Juruselamat…” Yesus
sudah datang. Ia telah menggenapi segala
nubuat tentang kedatangan-Nya. Yesuslah
satu-satunya Juruselamat.
Dia sudah datang, tetapi untuk siapa Dia datang? Ayat renungan kita menjawabnya: bagimu atau untukmu. Sedangkan tema
Natal kita menjawabnya: untuk dunia.
Jika digabungkan maka akan menjadi untukmu
dan untuk dunia. Ayat 11 ini pertama-tama diberikan kepada para
gembala yang sedang menggembalakan kawanan ternak. Kabar sukacita telah diberitakan bagi mereka
karena “Hari ini telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan.” Mereka
telah lama menantikan Juruselamat itu. Kerinduan
mereka amat dalam untuk menyambut kedatangan Juruselamat yang akan datang
itu. Akhirnya sekarang penantian mereka
telah terpenuhi. Juruselamat yang
dinanti-nantikan itu telah lahir.
Nah, apakah kita juga boleh menyambut Dia seperti para
gembala telah menyambut-Nya? Boleh. Tetapi syaratnya adalah kita juga harus
memiliki sikap seperti para gembala itu.
Para gembala memiliki kerinduan yang dalam sekali untuk menantikan
Dia. Adakah kerinduan itu di hati
kita? Atau kerinduan kita hanyalah untuk
bertemu dengan sesama pemuda/i? Atau
kerinduan kita hanyalah untuk dapat mengikuti perayaan Natal yang meriah? Jika rindu kita hanya seperti itu, maka kita
tidak layak menyambut kedatangan-Nya. Orang
yang layak menyambut Dia pertama-tama haruslah Ia memiliki kerinduan yang dalam
akan kedatangan-Nya, bukan rindu hal yang lain.
Selanjutnya sikap yang harus ada setelah memiliki kerinduan
itu adalah mau menyambut-Nya dengan hati yang tunduk dan mau diarahkan oleh
Tuhan sendiri. Para gembala
memperlihatkan hal itu. Mereka tidak
saja memiliki kerinduan akan kedatangan-Nya, tetapi juga mau diarahkan oleh
Dia. Terbukti: Firman Tuhan datang
kepada mereka dan mereka menuruti Firman-Nya, mereka mau diarahkan oleh Tuhan
sehingga akhirnya mereka bertemu muka dengan Dia, Kristus Tuhan.
Adakah kita memiliki sikap yang mau diarahkan oleh Tuhan? Atau
jangan-jangan kita memiliki sikap yang mau mengarahkan
Tuhan? Kita tidak mau diarahkan tetapi
mau mengarahkan Tuhan. Ini
berbahaya. Orang yang demikian tidak
akan bisa menyambut Juruselamat itu. Sikap
seperti ini tidak dimiliki oleh para gembala.
Mereka mempunyai hati yang mau diarahkan oleh Tuhan, sehingga mereka boleh
menyambut Juruselamat. Kita tidak bisa
mengatur Tuhan. Tuhanlah yang mengatur
kita. Jangan balik.
Jangan berpikir bahwa dengan persiapan matang yang telah
kita lakukan untuk perayaan ini, menjadi jaminan kita layak menyambut Dia. Jangan berpikir bahwa berpenampilan yang OK
akan menjamin kita layak menyambut Dia. Jika
kita tidak memiliki kerinduan yang dalam dan hati yang mau diarahkan oleh
Tuhan, maka kita tidak akan layak untuk menyambut Dia. Segala persiapan boleh OK, penampilan boleh
OK, tetapi yang lebih penting adalah hati kita. Hati kita harus OK dalam
menyambut Dia. Bukan penampilan luar,
tetapi hati kita yang Tuhan inginkan.
Jika kita rindu akan kedatangan-Nya dan mau diarahkan oleh
Dia maka kita boleh menyambut kedatangan-Nya.
Dengan demikian kedatangan-Nya menjadi bagian kita, sebab Dia datang untuk
kita dan Dia datang untuk menyelamatkan kita.
Jika dunia pun memiliki sikap demikian, maka Juruselamat itu juga akan
menjadi bagiannya. Jadi, jika kita dan
dunia memiliki kerinduan yang dalam untuk menyambut Dia serta mau diarahkan dan
dibentuk oleh Dia, maka Dia datang untuk
kita, untuk saya, untukmu dan untuk
dunia.
Jika kita telah menyambut Juruselamat dunia yang telah lahir
itu, maka itu merupakan tanggapan atas kehadiran Dia yang telah datang. Tanggapan ini berupa penerimaan dari kita
terhadap Dia. Penerimaan itu akan kita
perlihatkan dalam kehidupan kita, baik sebagai remaja, pemuda/i maupun sebagai
jemaat yang sudah dewasa. Bentuknya
adalah menjalankan perintah-perintah Tuhan dalam keseharian kita. Sudahkah itu terjadi dalam hidup kita?
AMIN…….!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar