Matius 4:5-6
Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan
terantuk kepada batu."
Pencobaan pertama telah dimenangkan oleh Tuhan Yesus. Tetapi Iblis tidak menyerah selagi masih ada
kesempatan baginya untuk melancarkan serangannya. Kesempatan kedua diberikan kepada Iblis. Sekarang ia membawa Tuhan Yesus ke Yerusalem
dan menempatkan-Nya di bubungan Bait Allah. Iblis tidak membawa-Nya ke gunung yang tinggi
untuk menyuruh-Nya menjatuhkan diri. Iblis
memilih Bait Allah. Orang yang berada di
bubungan Bait Allah akan melihat keindahan yang berada di sekitarnya karena
tingginya melebihi gedung-gedung yang lain.
Tetapi orang yang jatuh dari bubungan Bait Allah kemungkinan besar akan
mati, kecuali Tuhan berkehendak lain. Orang
yang jatuh dengan ketinggian seperti itu sangat kecil kemungkinan untuk
hidup.
Iblis bawa Tuhan Yesus ke tempat itu. Bait Allah merupakan lambang kehadiran
Allah. Sangka Iblis, dengan membawa-Nya
ke tempat itu, Tuhan Yesus akan dengan mudah termakan oleh cobaannya. Di bubungan Bait Allah itu, Iblis berkata
kepada Tuhan Yesus: "Jika Engkau
Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau
Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Iblis tidak diizinkan, tidak berani dan tidak bisa menjatuhkan
Tuhan Yesus dari bubungan Bait Allah. Sekali
lagi diperlihatkan kepada kita, bahwa Iblis tidak dapat menjamah Tuhan
Yesus. Iblis tidak memiliki kuasa yang cukup
untuk menjatuhkan Tuhan. Iblis tahu
bahwa ia tidak akan mampu untuk mencelakakan Tuhan Yesus. Tetapi satu yang dia bisa lakukan, yaitu berusaha
semampunya untuk mempengaruhi Tuhan dengan kata-katanya. Sayangnya, dalam kisah
ini usaha Iblis tidak membuahkan hasil sama sekali.
Sekali lagi Iblis berkata, ”Jika Engkau Anak Allah…” Ia sudah mengetahui bahwa Yesus adalah
Anak Allah, tetapi masih saja mencobai-Nya dengan perkataan itu. Dari perkataan ini terlihat bahwa Iblis
sedang berusaha untuk menghancurkan Tuhan Yesus melalui suatu pembuktian yang
nyata. Buktikanlah bahwa memang Engkau adalah Anak Allah; jika Engkau Anak Allah, tunjukkanlah
kehebatan-Mu, begitulah maksud Iblis.
Mungkin kita juga pernah mencobai Tuhan kita seperti yang
dilakukan Iblis. Contoh: jika Engkau adalah Tuhan, berikanlah aku
kekayaan. Jika Engkau adalah Tuhan, buatlah supaya aku dihormati di
mana-mana. Jika Engkau adalah Tuhan, jangan biarkan kesusahan ini menimpaku. Jika Engkau
adalah Tuhan, jangan biarkan penyakit ini menggerogotiku. Jika Engkau
adalah Tuhan, kabulkanlah semua permintaanku. Jika Engkau
adalah Tuhan, mengapa kesedihan selalu menjadi bagianku? Jika Engkau
adalah Tuhan, mengapa ku selalu menderita?
Jika Engkau adalah Tuhan,
mengapa semua ini terjadi? Di manakah
kuasa-Mu sebagai Tuhan?
Terkadang kita ingin supaya Tuhan langsung membuktikan bahwa
diri-Nya benar-benar Tuhan, Tuhan yang mampu melakukan apa pun. Tuhan itu adalah Mahakuasa. Ia dapat melakukan apa pun, sebab tidak ada
yang mustahil bagi Dia. Dia bisa datang
melalui seorang anak dara, tanpa campur tangan laki-laki. Dia bisa membangkitkan orang yang sudah
mati. Dia bisa saja melakukan semua yang
kita pinta. Tetapi apakah hanya dengan
melakukan semua yang kita inginkan barulah kita mengakui-Nya sebagai Tuhan? Kalau Dia yang adalah Tuhan harus menuruti
semua keinginan kita, di manakah posisinya sebagai Tuhan?
Seandainya Dia harus memenuhi segala keinginan kita, maka
Dia bukanlah Tuhan, sebab Dia bisa diatur oleh kita. Apakah Tuhan bisa diatur? Tidak!
Sebaliknya kitalah yang diatur oleh Tuhan. Kita tidak bisa membalik fakta ini. Dia yang adalah Tuhan mengetahui
kebutuhan-kebutuhan terdalam dari milik-Nya.
Paulus berseru kepada Tuhan supaya mengangkat duri di dalam dagingnya,
apakah Tuhan mengangkatnya? Tidak! Sebaliknya Tuhan katakan: cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (2 Kor. 12:9).
Kita tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Tuhan dapat melakukan
apa saja. Tetapi karena desakan
pergumulan dan hal-hal lain, maka muncullah pernyataan dan pertanyaan seperti
tadi. Iblis pun tahu bahwa Yesus adalah
Anak Allah, tetapi karena ingin menggagalkan karya-Nya ia pun menghalalkan
segala cara untuk mewujudkan keinginan-Nya dan ia berkata: Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada
tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu.
Yesus mengalahkan cobaan Iblis yang pertama dengan Firman
Tuhan (Ul. 8:3). Firman itu pertama kali
disampaikan kepada bangsa Israel. Bangsa
Israel telah mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Salah satu pelajaran yang Tuhan berikan
kepada mereka dan kita, seperti yang tertulis dalam Ulangan 8:3 adalah supaya
mereka dan kita sadar bahwa manusia hidup bukan dari makanan jasmani saja,
tetapi dari setiap Firman yang diucapkan-Nya.
Karena Tuhan Yesus telah mengalahkannya dengan menggunakan
Firman, sekarang pun Iblis menggunakan Firman untuk menyerang Tuhan. Iblis sudah membawa Yesus ke bubungan Bait
Allah. Selanjutnya supaya kelihatan
lebih rohani lagi, ia menggunakan Firman Allah dalam cobaan kedua ini. Firman yang digunakan oleh Iblis dapat kita
lihat dalam Mazmur 91:11-12. Hanya untuk
membenarkan kelicikannya, Iblis menggunakan Firman Tuhan dengan tidak
tepat. Hanya untuk memuluskan
rencananya, Iblis memakai Firman Allah sesuka hatinya. Hanya untuk menggagalkan Tuhan Yesus, ia
memutarbalikkan maksud Firman Tuhan. Bukannya
Iblis tidak tahu apa yang sedang ia perbuat.
Ia sungguh mengetahuinya. Tetapi
ia tidak peduli. Asalkan rencananya
dapat terwujud, ia akan melakukan apa pun, termasuk menggunakan Firman Tuhan untuk
membujuk Yesus.
Hari ini banyak orang yang mengikuti gaya si jahat. Mudah-mudahan kita bukanlah salah satu di
antaranya. Banyak kali orang menggunakan Firman Tuhan sebagai alat untuk
mencapai keinginan hati yang tidak baik. Sekalipun Firman Tuhan telah nyata-nyata tidak
mendukung keinginan hatinya, karena telah buta oleh keinginan hati yang buta,
mereka memaksakan Firman Tuhan untuk mengiyakan kelicikannya.
Kita sering mendengar istilah serigala berbulu domba. Tetapi sekarang ada istilah lain yang mungkin
sudah kita dengar, yaitu serigala berjubahkan gembala. Peluang untuk melakukan dosa seperti yang
dilakukan oleh Iblis bisa terjadi kepada semua orang Kristen. Tetapi peluang terbesar ini ada pada
pemberita Firman Tuhan. Hamba-hamba
Tuhan sekarang banyak kali bagaikan serigala berbulu domba.
Ada dua sebab orang menggunakan Firman Tuhan dengan
salah. Pertama, orang yang memang tidak
mengetahui maksud Firman Tuhan, sehingga menyampaikannya menurut apa yang
dipandangnya benar. Orang seperti ini
telah gagal paham atau sedikit paham saja akan Firman Tuhan sehingga tidak bisa
menyampaikan Firman-Nya dengan benar. Orang
yang seperti ini harus banyak belajar dan mendekatkan diri lagi kepada Tuhan
supaya bisa mengetahui rahasia-rahasia Firman-Nya.
Kedua, orang yang mengetahui maksud Firman Tuhan, tetapi
tidak mau menyampaikan maksud Firman itu.
Sebab utamanya adalah keinginannya yang salah dan jahat. Karena memiliki niat salah, maka orang itu menggunakan
Firman Tuhan sebagai senjata pamungkas untuk mewujudkannya niatnya. Orang seperti ini harus bertobat dari
perbuatannya sebelum hukuman menimpanya.
Bukan karena Tuhan Yesus tidak sanggup memenuhi permintaan
Iblis sehingga Ia menolak untuk menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah
ke bawah. Ia bisa saja menjatuhkan
diri-Nya ke bawah dan tidak akan mengalami luka sedikit pun. Dengan demikian orang-orang yang melihat-Nya akan
takjub dan memuji-muji Dia. Tetapi Tuhan
tidak menggunakan cara itu untuk menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah.
Ia ingat dan berpegang teguh pada rencana semula antara diri-Nya
dan Bapa yang di sorga. Rencana yang
telah ditetapkan untuk menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah bukan dengan cara
takluk kepada Iblis dan menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah. Rencana semula yang ditetapkan adalah Ia
harus menderita, mengambil posisi di antara langit dan bumi, Ia harus mati. Akhirnya Ia harus bangkit dari kematian untuk
membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, Ialah Allah yang telah
menjadi manusia dan menanggung beban dosa umat kepunyaan-Nya.
Tuhan Yesus harus mengatakan: Tidak! Untuk memenangkan peperangan
dalam pencobaan kedua. Penolakan terhadap
perkataan Iblis bukan karena Dia bukan Anak Allah. Justru karena Yesus adalah Anak Allah
sehingga harus menolak perkataan Iblis. Dengan
penolakan ini maka Ia pun menang atas Iblis.
Kita pun harus menolak dan mengatakan: TIDAK! pada keinginan Iblis dan keinginan-keinginan
daging kita serta tawaran duniawi ini jikalau kita ingin menang dalam
peperangan. Perang yang kita hadapi
adalah perang dengan Iblis, perang dengan kedagingan kita dan perang dengan
duniawi dan segala kemewahannya. Pandanglah
kepada Kristus yang telah mengalahkan Iblis dan semua pencobaan lainnya. Kita tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk
memenangkan peperangan. Memohonlah
pada-Nya, supaya Ia melengkapi kita dengan perlengkapan-perlengkapan rohani
untuk memenangkan peperangan rohani.
AMIN…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar