KATEKISMUS HEIDELBERG
MINGGU KE-18
Pertanyaan &
Jawab 46-49
Dua
minggu lalu kita telah merenungkan tentang kepastian kebangkitan Tuhan kita dan
manfaat kebangkitan-Nya bagi kita. Kristus
sudah bangkit dan manfaat dari kebangkitan-Nya kita peroleh. Kristus sudah bangkit, Dia hidup. Tetapi kalau Dia sudah bangkit, Dia hidup, di manakah
Dia? Dia telah berada di sorga. Dia ada di sorga demi orang-orang yang
percaya kepada-Nya.
Pert. 46. Apa arti naik ke sorga
menurut Saudara? Dalam pertanyaan ini tersirat fakta bahwa Yesus telah naik
ke sorga. Kalau Kristus sudah bangkit
dan naik ke sorga, lantas apa artinya hal itu?
Itu artinya bahwa manusia Yesus tidak ada lagi di bumi. Dia sudah terangkat dari bumi dan naik ke
sorga. Kenaikan-Nya ke sorga disaksikan
oleh mereka yang bersama dengan Dia. Ada
lebih dari sepuluh orang yang melihat kenaikan-Nya. Mereka menyaksikan kenaikan-Nya bukan dalam
angan-angan atau dalam mimpi, melainkan dengan kasat mata, sehingga oleh
pimpinan Roh Kudus, mereka yang dipilih untuk menuliskan tentang hal itu telah
menuliskannya agar kita percaya kepada berita itu dan segala janji-Nya. Berbahagialah orang yang tidak melihat dengan
mata telanjang akan peristiwa kenaikan-Nya, tetapi percaya dengan sungguh
kepada-Nya.
Nah kalau memang Dia sudah terangkat ke sorga, di manakah letak
sorga itu? Banyak orang telah
menyelidiki keberadaan sorga. Melalui
berbagai kemajuan teknologi manusia berusaha untuk menemukannya. Tetapi semua usaha itu nihil. Tidak seorang pun bisa menemukan sorga
kecuali mereka yang percaya kepada Kristus kembali kepada-Nya.
Seorang pernah bertanya, di manakah sorga itu? Dan ada yang menjawabnya, jika engkau ingin
mengetahui letaknya, maka matilah sekarang dan engkau akan mengetahui
letaknya. Tetapi pernyataan ini pun
tidak semuanya benar. Kematian memang
merupakan pintu masuk sorga. Tetapi
kematian pun merupakan pintu masuk neraka.
Jika kita mati di dalam Kristus, maka kita akan bersama-sama dengan Dia
dalam sorga. Namun kalau kita mati tanpa
percaya kepada Kristus, maka kita akan dibuang ke dalam tempat siksaan yang
mengerikan. Tidak semua orang yang mati akan
masuk sorga. Hanya mereka yang percaya kepada
Kristus, yaitu mereka yang percaya Dia adalah Anak Allah, yang percaya Dia
telah menjadi daging, yang percaya Dia telah menderita dan mati demi dirinya,
yang percaya Dia telah bangkit, yang percaya Dia telah naik ke sorga dan akan
datang kembali, merekalah yang akan masuk ke sorga.
Tidak seorang pun bisa menjelaskan sorga secara benar di luar
Firman Allah. Memang ada banyak
penjelasan tentang sorga. Ada yang
mengatakan bahwa di sorga disediakan bidadari-bidadari yang luar biasa
cantik. Ada yang mengatakan bahwa di
sorga orang akan makan dan minum sesuka hatinya. Ada yang mengatakan bahwa di sorga orang akan
kawin-mawin sepuas hati. Tetapi apa kata
Firman Allah tentang sorga?
Sorga tidak bicara hal-hal lahiriah. Di sorga tidak ada orang yang kawin dan
dikawinkan. Di sorga orang tidak
memerlukan makanan seperti yang dibutuhkan tubuh saat masih di bumi. Sorga bukanlah soal makanan dan minuman,
tetapi soal kebenaran, damai abadi dan sukacita kekal (bnd. Rm. 14:17). Sebab setiap orang yang ada di sana telah
melepaskan tubuh yang fana ini.
Tidak ada orang yang dapat menjelaskan tentang sorga secara
lengkap selain daripada Dia yang datang dari sana dan kembali ke sana. Siapakah yang berasal dari sana? Dan siapakah yang telah ke sana dan diam di
sana? Hanya Tuhan Yesus. Dia telah meninggalkan tempat semayam-Nya dan
datang ke bumi. Setelah menyelesaikan
segala sesuatu demi mereka yang dikasihi-Nya Ia kembali lagi ke sana. Dan saat ini Dia berada di sorga demi
kebaikan mereka yang dikasihi-Nya, yang menjadi milik-Nya.
Orang yang percaya kepada Kristus pasti merasakan
sorga. Walaupun belum pernah tetapi
pasti akan ke sana, namun karena Dia yang bersemayam dalam sorga telah menjadi
bagiannya, maka tentu pula suasana dan nilai sorgawi pasti akan dirasakannya. Paulus didera di luar batas, dipukul,
dilempari dengan batu, kerapkali lapar dan haus, dipenjarakan berulang kali, tetapi
suasana dan nilai-nilai sorgawi selalu ia rasakan. Ini mengalahkan penderitaannya. Dalam penderitaannya ia bersukacita. Dalam kesesakannya, ia merasakan damai. Dalam kesehariannya, ia selalu berada dalam
kebenaran. Rahasia Paulus akan semua ini
adalah Kristus. Apakah Saudara memiliki
rahasia yang sama dengan Paulus?
Tuhan Yesus tidak ada lagi di bumi. Tetapi (pert. 47) bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana
telah dijanjikan-Nya kepada kita? Dalam
Amanat Agung, Tuhan Yesus telah berjanji: Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. I am
with you always, even unto the end of the world. Amen. I
am mengingatkan kita akan perkataan TUHAN dalam Kel. 3:14: I am who I am. And He
said: Thus you shall say to the children of Israel, I AM has sent me to you. Dia yang telah mengatakan: I am who I am tidak pernah ingkar janji,
dari dulu, sekarang hingga selamanya. Dia
berjanji untuk menyertai Musa dalam panggilannya. Dia berjanji untuk menyertai anak-anak
Israel. Sekarang sebelum Ia naik ke
sorga, Ia sekali lagi berjanji: Aku menyertai engkau. Sekarang pun Tuhan berjanji kepada kita yang
mendapat panggilan untuk menyampaikan Firman-Nya dan yang mendapat bagian
sebagai anak-anak Israel. Tuhan katakan:
I am who I am. I am with you always, unto the end of the
world.
Sebelum murid-murid Tuhan Yesus mengerti kebenaran yang ada
di depan mata mereka, mereka sungguh menginginkan supaya Tuhan Yesus selalu
menyertai mereka dengan tubuh manusia-Nya.
Itulah sebabnya ketika Tuhan Yesus diambil dari mereka untuk disiksa dan
disalibkan, mereka cerai-berai. Mereka
sangat sedih. Mereka putus asa. Mereka lupa bahwa Tuhan selalu bersama mereka
sekalipun tubuh-Nya diambil dari mereka.
Namun setelah kebenaran ini tersingkap bagi mereka, mereka tahu bahwa tanpa
Yesus harus bersama mereka dengan tubuh lahiriah-Nya, Yesus tetap selalu bersama
mereka dalam keallahan-Nya. Karena itu,
mereka sangat bersukacita dan bersemangat di dalam Dia.
Jadi bukankah Kristus
menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada
kita? Ya Dia menyertai kita sampai
pada akhir zaman. Tetapi Ia menyertai kita
bukan dengan tubuh-Nya yang telah bangkit.
Kristus adalah manusia sejati dan Allah sejati. Tubuh-Nya tidak ada lagi bersama dengan
kita. Kemanusiaan-Nya tidak lagi
bersama-sama dengan kita. Tetapi sampai
saat ini setiap orang yang percaya kepada-Nya merasakan, mengalami dan mengakui
bahwa keallahan-Nya, kemuliaan-Nya, kasih karunia-Nya, Roh-Nya, tidak pernah
meninggalkan mereka. Jika kita
sungguh-sungguh percaya kepada-Nya maka kita pun tidak akan bisa menyangkali
hal ini.
Ketika memandang sekeliling kita, dengan iman kita melihat
kemuliaan-Nya. Ketika boleh melihat dan menikmati
keindahan alam ini oleh karena Dia yang telah menjadi Manusia, mati dan bangkit
serta naik ke sorga. Kita beroleh
kesalamatan oleh karena anugerah-Nya yang telah menjadi Manusia tanpa
melepaskan keallahan-Nya. Kita peroleh
penghiburan di kala sedih oleh karena Roh-Nya.
Kita bersukacita dalam kesulitan dan beban hidup oleh karena
Roh-Nya. Semua hal baik yang kita alami
dalam hidup kita karena Allah yang sudah menjadi Manusia tidak pernah
meninggalkan kita. Janji-Nya tidak
pernah Ia sangkal. Ia menyertai kita
senantiasa sampai kesudahan dunia ini.
(Pert. 48) Tetapi,
jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan
keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang
lain? Sekali-kali tidak terpisah
antara keallahan-Nya dan kemanusiaan-Nya.
Siapakah yang bisa mengurung Allah?
Adakah sesuatu yang dapat mengekang Allah? Adakah yang bisa membatasi keberadaan Allah? Tidak ada.
Jika Allah bisa dibatasi dan bisa dikurung maka itu bukanlah Allah. Allah tidak bisa dikurung oleh apa pun dan
oleh siapa pun. Ia hadir di segala
tempat, pada segala masa. Dia tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kristus adalah Manusia sungguh tetapi juga Allah sungguh. Kemanusiaan-Nya berada di sorga. Tetapi keallahan-Nya tidak saja berada di
sorga dan menyatu dengan kemanusian-Nya, melainkan juga berada di mana-mana. Keallahan-Nya memenuhi dunia ini. Ia hadir di segala tempat. Sorga dan bumi tidak bisa mengikat
keallahan-Nya. Karena itulah, sebelum
kemanusiaan-Nya naik ke sorga, Ia mengatakan: “Aku menyertai kamu…” Tuhan Yesus tidak mengatakan: Bapa atau Roh
Kudus, tetapi mengatakan: Aku. Ketiga
Pribadi Allah tidak terpisah. Tetapi
Tuhan Yessus menggunakan Aku agar
orang yang percaya kepada-Nya mengetahui bahwa Ia adalah Allah dan selalu ada
bersama-sama dengan mereka.
Keallahan Kristus memang berada di luar kemanusiaan yang
telah dikenakan-Nya, namun berdiam juga di dalam kemanusiaan-Nya dan tetap
bersatu dengan kemanusiaan-Nya menjadi satu Pribadi. Siapa yang bisa memahami tuntas akan kenyataan
ini? Hanya Allah yang bisa
memahaminya. Tidak ada manusia yang bisa
menjangkau rahasia ini. Bagaimana bisa
Allah yang Mahatinggi dan penuh kemuliaan rela mengenakan daging yang penuh
kelemahan? Tetapi Allah rela melakukan
itu demi kita. Sadarkah kita dengan kenyataan
ini? Kalau kita insaf bahwa semua ini
terjadi demi kita, maka dengan iman yang sungguh kita akan katakan: Jadilah padaku seperti yang Engkau kehendaki.
Walaupun Kristus tidak lagi bersama-sama dengan kita dalam
daging, tetapi kita tetap bersukacita, sebab Ia berada di sorga demi kebaikan
kita juga. (Pert. 49) Apa manfaat kenaikan Kristus ke sorga bagi kita? Yang pertama, Dia ada di sorga sebagai
Jurusyafaat kita di hadapan Bapa-Nya. Jurusyafaat
kita di sorga hanya satu, yaitu Kristus.
Syafaat merupakan doa yang dipanjatkan kepada Allah demi
kepentingan orang lain. Secara etimologi,
syafaat menggambarkan seorang yang menengahi kedua pihak yang berbeda. Orang ini berperan sebagai pengantara atau
‘jembatan’ untuk mencapai kesatuan antara kedua pihak. Yesus adalah Jurusyafaat kita di sorga. Dia menjadi Pengantara kita di hadapan Allah
Bapa untuk menyatukan mereka yang berdosa dengan Allah yang Mahakudus dan
melimpahkan segala berkat sorgawi kepada mereka yang termasuk dalam syafaat-Nya.
Orang yang bisa bersyafaat hanyalah orang yang telah
berkenan kepada Allah. Orang yang tidak
berkenan kepada Allah tidak bisa menghadap hadirat-Nya untuk menjadi ‘jembatan’
yang menjembatani orang lain. Siapakah
yang berkenan kepada Allah? Hanya ada
satu Pribadi yang berkenan di hadirat Allah, yaitu Manusia Kristus. Karena itulah, Ia menggunakan hak-Nya sebagai
Pribadi yang berkenan kepada Allah Bapa untuk kepentingan mereka yang percaya
kepada-Nya. Siapa lagi yang dapat
bersyafaat? Mereka yang berada di dalam
Kristus. Orang yang percaya kepada-Nya
bisa bersyafaat kepada Allah oleh karena Kristus.
Manfaat yang kita peroleh dari kenaikan Kristus di sorga
ialah bahwa Ia menjadi Jurusyafaat kita.
Bahkan bukan saja sebagai Jurusyafaat kita, Ia pun menjadi Pembala kita
(Rm. 8:34). Manfaat kedua, dengan adanya
Kristus yang adalah Kepala kita, maka menjadi jaminan bagi kita bahwa kita juga
akan mendapat tempat di sorga. Di mana
ada Kepala maka di situ pun ada tubuh. Sebagai
Kepala Ia telah menyiapkan segala sesuatu bagi tubuh-Nya. Tidak mungkin Ia mengabaikan tubuh-Nya, sebab
Ia mengasihi tubuh-Nya, dan tubuh-Nya ialah mereka yang percaya kepada-Nya.
Manfaat ketiga, yaitu Ia mengutus Roh-Nya supaya juga
menjadi jaminan bagi kita. Ini menjadi
jaminan bagi kita dalam segala hal di hadapan Allah. Dia menjamin bahwa setiap orang yang menjadi
tubuh Kristus pasti telah tersedia tempat di sorga baginya. Kalau mereka ragu, Roh Kudus akan memberi
terang dalam hati sehingga mereka dikukuhkan dalam keyakinan yang benar. Tetapi Kristus memberi Roh Kudus-Nya bukan
hanya untuk menjamin hal ini. Satu hal
yang sangat penting diberikan-Nya Roh Kudus bagi tubuh-Nya: supaya mereka
mencari perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sebelah kanan Allah,
bukan perkara di bumi. Nah marilah kita
melihat hati kita, adakah kita telah mencari perkara yang di atas? Jangan ‘ngaku’ sebagai tubuh Kristus kalau
belum mencari perkara yang di atas.
AMIN…!

46. Pert. Apa
arti naik ke sorga menurut Saudara? Jaw. Bahwa di depan mata murid-murid-Nya
Kristus terangkat dari bumi naik ke sorga (a), dan bahwa Dia berada di sana
untuk kebaikan kita (b), sampai Dia datang kembali untuk menghakimi orang yang
hidup dan yang mati (c).
(a) #/TB Kis 1:9.
(b) #/TB Rom 8:34. (c) #/TB Kis 1:11.
47. Pert.
Bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah
dijanjikan-Nya kepada kita (a)? Jaw. Kristus adalah manusia sejati dan Allah
sejati. Menurut tabiat kemanusiaan-Nya, Dia tidak ada lagi di atas bumi (b),
tetapi menurut keallahan, kemuliaan, anugerah, dan Roh-Nya, Dia tidak pernah
meninggalkan kita (c).
(a) #/TB Mat
28:20. (b) #/TB Mat 26:11. (c) #/TB Mat 18:20.
48. Pert. Tetapi,
jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan
keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang
lain? Jaw. Sekali-kali tidak. Keallahan itu tak dapat dikurung oleh apa pun,
dan hadir di segala tempat (a). Oleh karena itu, keallahan itu memang berada di
luar kemanusiaan yang telah dikenakannya (b), namun berdiam juga di dalamnya
dan tetap bersatu dengannya menjadi satu Pribadi.
(a) #/TB Yer
23:24. (b) #/TB Kol 2:9.
49. Pert. Apa
manfaat kenaikan Kristus ke sorga bagi kita? Jaw. Pertama, di sorga Dia menjadi
Jurusyafaat bagi kita di hadapan Bapa-Nya (a). Kedua, adanya daging kita di
sorga menjadi jaminan yang pasti bahwa Dia, sebagai Kepala, akan menyambut
kita, yaitu anggota-anggota-Nya (b). Ketiga, Dia mengutus Roh-Nya kepada kita
supaya juga menjadi jaminan bagi kita (c). Oleh kuasa Roh itu kita mencari
perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sebelah kanan Allah, dan bukan
perkara yang di bumi (d).
(a) #/TB 1Yo 2:1.
(b) #/TB Yoh 14:2. (c) #/TB Yoh 14:16. (d) #/TB Kol 3:1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar