Minggu, 20 Maret 2016

Apakah Kristus masih bersama-sama dengan kita hingga kini?



KATEKISMUS HEIDELBERG

MINGGU KE-18
Pertanyaan & Jawab 46-49

                Dua minggu lalu kita telah merenungkan tentang kepastian kebangkitan Tuhan kita dan manfaat kebangkitan-Nya bagi kita.  Kristus sudah bangkit dan manfaat dari kebangkitan-Nya kita peroleh.  Kristus sudah bangkit, Dia hidup.  Tetapi kalau Dia sudah bangkit, Dia hidup, di manakah Dia?  Dia telah berada di sorga.  Dia ada di sorga demi orang-orang yang percaya kepada-Nya.    
                Pert. 46. Apa arti naik ke sorga menurut Saudara? Dalam pertanyaan ini tersirat fakta bahwa Yesus telah naik ke sorga.  Kalau Kristus sudah bangkit dan naik ke sorga, lantas apa artinya hal itu?  Itu artinya bahwa manusia Yesus tidak ada lagi di bumi.  Dia sudah terangkat dari bumi dan naik ke sorga.  Kenaikan-Nya ke sorga disaksikan oleh mereka yang bersama dengan Dia.  Ada lebih dari sepuluh orang yang melihat kenaikan-Nya.  Mereka menyaksikan kenaikan-Nya bukan dalam angan-angan atau dalam mimpi, melainkan dengan kasat mata, sehingga oleh pimpinan Roh Kudus, mereka yang dipilih untuk menuliskan tentang hal itu telah menuliskannya agar kita percaya kepada berita itu dan segala janji-Nya.  Berbahagialah orang yang tidak melihat dengan mata telanjang akan peristiwa kenaikan-Nya, tetapi percaya dengan sungguh kepada-Nya.
Nah kalau memang Dia sudah terangkat ke sorga, di manakah letak sorga itu?  Banyak orang telah menyelidiki keberadaan sorga.  Melalui berbagai kemajuan teknologi manusia berusaha untuk menemukannya.  Tetapi semua usaha itu nihil.  Tidak seorang pun bisa menemukan sorga kecuali mereka yang percaya kepada Kristus kembali kepada-Nya. 
Seorang pernah bertanya, di manakah sorga itu?  Dan ada yang menjawabnya, jika engkau ingin mengetahui letaknya, maka matilah sekarang dan engkau akan mengetahui letaknya.  Tetapi pernyataan ini pun tidak semuanya benar.  Kematian memang merupakan pintu masuk sorga.  Tetapi kematian pun merupakan pintu masuk neraka.  Jika kita mati di dalam Kristus, maka kita akan bersama-sama dengan Dia dalam sorga.  Namun kalau kita mati tanpa percaya kepada Kristus, maka kita akan dibuang ke dalam tempat siksaan yang mengerikan.  Tidak semua orang yang mati akan masuk sorga.  Hanya mereka yang percaya kepada Kristus, yaitu mereka yang percaya Dia adalah Anak Allah, yang percaya Dia telah menjadi daging, yang percaya Dia telah menderita dan mati demi dirinya, yang percaya Dia telah bangkit, yang percaya Dia telah naik ke sorga dan akan datang kembali, merekalah yang akan masuk ke sorga.
Tidak seorang pun bisa menjelaskan sorga secara benar di luar Firman Allah.  Memang ada banyak penjelasan tentang sorga.  Ada yang mengatakan bahwa di sorga disediakan bidadari-bidadari yang luar biasa cantik.  Ada yang mengatakan bahwa di sorga orang akan makan dan minum sesuka hatinya.  Ada yang mengatakan bahwa di sorga orang akan kawin-mawin sepuas hati.  Tetapi apa kata Firman Allah tentang sorga? 
Sorga tidak bicara hal-hal lahiriah.  Di sorga tidak ada orang yang kawin dan dikawinkan.  Di sorga orang tidak memerlukan makanan seperti yang dibutuhkan tubuh saat masih di bumi.  Sorga bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai abadi dan sukacita kekal (bnd. Rm. 14:17).  Sebab setiap orang yang ada di sana telah melepaskan tubuh yang fana ini. 
Tidak ada orang yang dapat menjelaskan tentang sorga secara lengkap selain daripada Dia yang datang dari sana dan kembali ke sana.  Siapakah yang berasal dari sana?  Dan siapakah yang telah ke sana dan diam di sana?  Hanya Tuhan Yesus.  Dia telah meninggalkan tempat semayam-Nya dan datang ke bumi.  Setelah menyelesaikan segala sesuatu demi mereka yang dikasihi-Nya Ia kembali lagi ke sana.  Dan saat ini Dia berada di sorga demi kebaikan mereka yang dikasihi-Nya, yang menjadi milik-Nya. 
Orang yang percaya kepada Kristus pasti merasakan sorga.  Walaupun belum pernah tetapi pasti akan ke sana, namun karena Dia yang bersemayam dalam sorga telah menjadi bagiannya, maka tentu pula suasana dan nilai sorgawi pasti akan dirasakannya.  Paulus didera di luar batas, dipukul, dilempari dengan batu, kerapkali lapar dan haus, dipenjarakan berulang kali, tetapi suasana dan nilai-nilai sorgawi selalu ia rasakan.  Ini mengalahkan penderitaannya.  Dalam penderitaannya ia bersukacita.  Dalam kesesakannya, ia merasakan damai.  Dalam kesehariannya, ia selalu berada dalam kebenaran.  Rahasia Paulus akan semua ini adalah Kristus.  Apakah Saudara memiliki rahasia yang sama dengan Paulus?
Tuhan Yesus tidak ada lagi di bumi.  Tetapi (pert. 47) bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada kita?  Dalam Amanat Agung, Tuhan Yesus telah berjanji: Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.  I am with you always, even unto the end of the world.  Amen.  I am mengingatkan kita akan perkataan TUHAN dalam Kel. 3:14: I am who I am.  And He said: Thus you shall say to the children of Israel, I AM has sent me to you.  Dia yang telah mengatakan: I am who I am tidak pernah ingkar janji, dari dulu, sekarang hingga selamanya.  Dia berjanji untuk menyertai Musa dalam panggilannya.  Dia berjanji untuk menyertai anak-anak Israel.  Sekarang sebelum Ia naik ke sorga, Ia sekali lagi berjanji: Aku menyertai engkau.  Sekarang pun Tuhan berjanji kepada kita yang mendapat panggilan untuk menyampaikan Firman-Nya dan yang mendapat bagian sebagai anak-anak Israel.  Tuhan katakan: I am who I am.  I am with you always, unto the end of the world. 
Sebelum murid-murid Tuhan Yesus mengerti kebenaran yang ada di depan mata mereka, mereka sungguh menginginkan supaya Tuhan Yesus selalu menyertai mereka dengan tubuh manusia-Nya.  Itulah sebabnya ketika Tuhan Yesus diambil dari mereka untuk disiksa dan disalibkan, mereka cerai-berai.  Mereka sangat sedih.  Mereka putus asa.  Mereka lupa bahwa Tuhan selalu bersama mereka sekalipun tubuh-Nya diambil dari mereka.  Namun setelah kebenaran ini tersingkap bagi mereka, mereka tahu bahwa tanpa Yesus harus bersama mereka dengan tubuh lahiriah-Nya, Yesus tetap selalu bersama mereka dalam keallahan-Nya.  Karena itu, mereka sangat bersukacita dan bersemangat di dalam Dia. 
Jadi bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada kita?  Ya Dia menyertai kita sampai pada akhir zaman.  Tetapi Ia menyertai kita bukan dengan tubuh-Nya yang telah bangkit.  Kristus adalah manusia sejati dan Allah sejati.  Tubuh-Nya tidak ada lagi bersama dengan kita.  Kemanusiaan-Nya tidak lagi bersama-sama dengan kita.  Tetapi sampai saat ini setiap orang yang percaya kepada-Nya merasakan, mengalami dan mengakui bahwa keallahan-Nya, kemuliaan-Nya, kasih karunia-Nya, Roh-Nya, tidak pernah meninggalkan mereka.  Jika kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya maka kita pun tidak akan bisa menyangkali hal ini. 
Ketika memandang sekeliling kita, dengan iman kita melihat kemuliaan-Nya.  Ketika boleh melihat dan menikmati keindahan alam ini oleh karena Dia yang telah menjadi Manusia, mati dan bangkit serta naik ke sorga.  Kita beroleh kesalamatan oleh karena anugerah-Nya yang telah menjadi Manusia tanpa melepaskan keallahan-Nya.  Kita peroleh penghiburan di kala sedih oleh karena Roh-Nya.  Kita bersukacita dalam kesulitan dan beban hidup oleh karena Roh-Nya.  Semua hal baik yang kita alami dalam hidup kita karena Allah yang sudah menjadi Manusia tidak pernah meninggalkan kita.  Janji-Nya tidak pernah Ia sangkal.  Ia menyertai kita senantiasa sampai kesudahan dunia ini. 
(Pert. 48) Tetapi, jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang lain?  Sekali-kali tidak terpisah antara keallahan-Nya dan kemanusiaan-Nya.  Siapakah yang bisa mengurung Allah?  Adakah sesuatu yang dapat mengekang Allah?  Adakah yang bisa membatasi keberadaan Allah?  Tidak ada.  Jika Allah bisa dibatasi dan bisa dikurung maka itu bukanlah Allah.  Allah tidak bisa dikurung oleh apa pun dan oleh siapa pun.  Ia hadir di segala tempat, pada segala masa.  Dia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. 
Kristus adalah Manusia sungguh tetapi juga Allah sungguh.  Kemanusiaan-Nya berada di sorga.  Tetapi keallahan-Nya tidak saja berada di sorga dan menyatu dengan kemanusian-Nya, melainkan juga berada di mana-mana.  Keallahan-Nya memenuhi dunia ini.  Ia hadir di segala tempat.  Sorga dan bumi tidak bisa mengikat keallahan-Nya.  Karena itulah, sebelum kemanusiaan-Nya naik ke sorga, Ia mengatakan: “Aku menyertai kamu…” Tuhan Yesus tidak mengatakan: Bapa atau Roh Kudus, tetapi mengatakan: Aku.  Ketiga Pribadi Allah tidak terpisah.  Tetapi Tuhan Yessus menggunakan Aku agar orang yang percaya kepada-Nya mengetahui bahwa Ia adalah Allah dan selalu ada bersama-sama dengan mereka.
Keallahan Kristus memang berada di luar kemanusiaan yang telah dikenakan-Nya, namun berdiam juga di dalam kemanusiaan-Nya dan tetap bersatu dengan kemanusiaan-Nya menjadi satu Pribadi.  Siapa yang bisa memahami tuntas akan kenyataan ini?  Hanya Allah yang bisa memahaminya.  Tidak ada manusia yang bisa menjangkau rahasia ini.  Bagaimana bisa Allah yang Mahatinggi dan penuh kemuliaan rela mengenakan daging yang penuh kelemahan?  Tetapi Allah rela melakukan itu demi kita.  Sadarkah kita dengan kenyataan ini?  Kalau kita insaf bahwa semua ini terjadi demi kita, maka dengan iman yang sungguh kita akan katakan: Jadilah padaku seperti yang Engkau kehendaki.
Walaupun Kristus tidak lagi bersama-sama dengan kita dalam daging, tetapi kita tetap bersukacita, sebab Ia berada di sorga demi kebaikan kita juga.  (Pert. 49) Apa manfaat kenaikan Kristus ke sorga bagi kita?  Yang pertama, Dia ada di sorga sebagai Jurusyafaat kita di hadapan Bapa-Nya.  Jurusyafaat kita di sorga hanya satu, yaitu Kristus. 
Syafaat merupakan doa yang dipanjatkan kepada Allah demi kepentingan orang lain.  Secara etimologi, syafaat menggambarkan seorang yang menengahi kedua pihak yang berbeda.  Orang ini berperan sebagai pengantara atau ‘jembatan’ untuk mencapai kesatuan antara kedua pihak.  Yesus adalah Jurusyafaat kita di sorga.  Dia menjadi Pengantara kita di hadapan Allah Bapa untuk menyatukan mereka yang berdosa dengan Allah yang Mahakudus dan melimpahkan segala berkat sorgawi kepada mereka yang termasuk dalam syafaat-Nya. 
Orang yang bisa bersyafaat hanyalah orang yang telah berkenan kepada Allah.  Orang yang tidak berkenan kepada Allah tidak bisa menghadap hadirat-Nya untuk menjadi ‘jembatan’ yang menjembatani orang lain.  Siapakah yang berkenan kepada Allah?  Hanya ada satu Pribadi yang berkenan di hadirat Allah, yaitu Manusia Kristus.  Karena itulah, Ia menggunakan hak-Nya sebagai Pribadi yang berkenan kepada Allah Bapa untuk kepentingan mereka yang percaya kepada-Nya.  Siapa lagi yang dapat bersyafaat?  Mereka yang berada di dalam Kristus.  Orang yang percaya kepada-Nya bisa bersyafaat kepada Allah oleh karena Kristus. 
Manfaat yang kita peroleh dari kenaikan Kristus di sorga ialah bahwa Ia menjadi Jurusyafaat kita.  Bahkan bukan saja sebagai Jurusyafaat kita, Ia pun menjadi Pembala kita (Rm. 8:34).  Manfaat kedua, dengan adanya Kristus yang adalah Kepala kita, maka menjadi jaminan bagi kita bahwa kita juga akan mendapat tempat di sorga.  Di mana ada Kepala maka di situ pun ada tubuh.  Sebagai Kepala Ia telah menyiapkan segala sesuatu bagi tubuh-Nya.  Tidak mungkin Ia mengabaikan tubuh-Nya, sebab Ia mengasihi tubuh-Nya, dan tubuh-Nya ialah mereka yang percaya kepada-Nya.
Manfaat ketiga, yaitu Ia mengutus Roh-Nya supaya juga menjadi jaminan bagi kita.  Ini menjadi jaminan bagi kita dalam segala hal di hadapan Allah.  Dia menjamin bahwa setiap orang yang menjadi tubuh Kristus pasti telah tersedia tempat di sorga baginya.  Kalau mereka ragu, Roh Kudus akan memberi terang dalam hati sehingga mereka dikukuhkan dalam keyakinan yang benar.  Tetapi Kristus memberi Roh Kudus-Nya bukan hanya untuk menjamin hal ini.  Satu hal yang sangat penting diberikan-Nya Roh Kudus bagi tubuh-Nya: supaya mereka mencari perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sebelah kanan Allah, bukan perkara di bumi.  Nah marilah kita melihat hati kita, adakah kita telah mencari perkara yang di atas?  Jangan ‘ngaku’ sebagai tubuh Kristus kalau belum mencari perkara yang di atas.
AMIN…!
 


46. Pert. Apa arti naik ke sorga menurut Saudara? Jaw. Bahwa di depan mata murid-murid-Nya Kristus terangkat dari bumi naik ke sorga (a), dan bahwa Dia berada di sana untuk kebaikan kita (b), sampai Dia datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati (c).
(a) #/TB Kis 1:9. (b) #/TB Rom 8:34. (c) #/TB Kis 1:11.

47. Pert. Bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada kita (a)? Jaw. Kristus adalah manusia sejati dan Allah sejati. Menurut tabiat kemanusiaan-Nya, Dia tidak ada lagi di atas bumi (b), tetapi menurut keallahan, kemuliaan, anugerah, dan Roh-Nya, Dia tidak pernah meninggalkan kita (c).
(a) #/TB Mat 28:20. (b) #/TB Mat 26:11. (c) #/TB Mat 18:20.

48. Pert. Tetapi, jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang lain? Jaw. Sekali-kali tidak. Keallahan itu tak dapat dikurung oleh apa pun, dan hadir di segala tempat (a). Oleh karena itu, keallahan itu memang berada di luar kemanusiaan yang telah dikenakannya (b), namun berdiam juga di dalamnya dan tetap bersatu dengannya menjadi satu Pribadi.
(a) #/TB Yer 23:24. (b) #/TB Kol 2:9.

49. Pert. Apa manfaat kenaikan Kristus ke sorga bagi kita? Jaw. Pertama, di sorga Dia menjadi Jurusyafaat bagi kita di hadapan Bapa-Nya (a). Kedua, adanya daging kita di sorga menjadi jaminan yang pasti bahwa Dia, sebagai Kepala, akan menyambut kita, yaitu anggota-anggota-Nya (b). Ketiga, Dia mengutus Roh-Nya kepada kita supaya juga menjadi jaminan bagi kita (c). Oleh kuasa Roh itu kita mencari perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sebelah kanan Allah, dan bukan perkara yang di bumi (d).
(a) #/TB 1Yo 2:1. (b) #/TB Yoh 14:2. (c) #/TB Yoh 14:16. (d) #/TB Kol 3:1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar