Minggu
ke-8
24.
Pert. Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian? Jaw. Tiga bagian. Yang
pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Yang kedua mengenai Allah Anak
dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita.
25.
Pert. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja, apa sebabnya Saudara
menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus? Jaw. Karena demikianlah Allah menyatakan
diri-Nya dalam Firman-Nya. Ketiga Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan Allah
yang esa, yang sejati dan kekal.
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4);
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di
dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7); “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai kamu sekalian” (2
Korintus 13:13)
Dua minggu lalu kita sudah mendengar khotbah
tentang iman. Paulus katakan bahwa iman
itu timbul dari pendengaran, yaitu pendengaran akan Firman Tuhan. Jadi kalau mau beriman, maka harus lebih
dahulu mendengarkan firman Tuhan. Tanpa
firman Tuhan bisa timbul iman? Tidak
bisa! Itulah sebabnya Tuhan utus para
hamba-Nya untuk sampaikan Firman-Nya kepada seluruh bangsa supaya ada
keselamatan melalui pemberitaan Firman.
Kalau sudah memberitakan Firman, maka ada
kemungkinan untuk beriman. Beriman
kepada siapa? Tentunya kepada Dia yang
memiliki Firman itu. Jadi kita tidak
beriman kepada benda mati atau manusia atau kepada kuasa kegelapan atau kepada
hal lain, tetapi kepada Tuhan yang telah memberi firman-Nya kepada kita.
Orang Kristen setiap minggu atau hampir setiap
minggu mengungkapkan pengakuan iman. Tetapi
tahukah kita bagian-bagian dari pengakuan iman kita? Tahukah kita akan makna dari pengkuan iman
kita? Ada banyak orang yang mengucapkan
suatu pengakuan tetapi tidak memahami makna pengakuannya. Semoga kita tidak menjadi salah seorang dari
banyak orang itu. Pada hari ini kita
akan secara khusus mempelajari bagian-bagian pengakuan iman kita serta makna
dari bagian-bagian itu, seperti yang tertulis dalam Katekismus Minggu ke-8.
Pengakuan Iman itu dibagi atas
berapa bagian? Tiga bagian. Ketiga bagian dari pengakuan iman kita sangat
penting karena ketiga bagian ini merupakan inti dari iman dan pengakuan
kita. Itulah sebabnya kita tidak bisa
hanya ikut-ikutan dengan pengakuan yang diikrarkan orang lain. Kita mengucapkan pengakuan iman bukan karena mengikuti
orang lain tetapi karena didasari oleh pengenalan dan merupakan pondasi dari
iman kita.
Ketiga bagian itu: pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Kedua mengenai Allah
Anak dan penebusan kita. Ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita. Ketiga bagian dari pengakuan iman kita
berbicara tentang Allah Tritunggal. Itulah
sebabnya kalau kita tidak mengenal pengakuan kita, kalau kita tidak mengenal
Allah Tritunggal, maka tidak ada pengenalan yang benar tentang Allah dan tidak
ada keselamatan (bnd Hosea 4:6).
Ingatlah: keselamatan bermula dari pengenalan yang benar akan
Allah.
Ada banyak orang yang memiliki pengetahuan dan
pengenalan tentang ‘allah’. Mereka
berpikir bahwa pengenalannya terhadap ‘allah’ itu dapat menyelamatkan. Tetapi pengenalan yang salah akan membuat
kita berjalan pada jalan yang salah dan pada akhirnya bukan keselamatan yang
diterima melainkan kebinasaan. Jika kita
tidak mengenal Allah yang adalah sumber hidup dan keselamatan maka dari mana
kita mendapat keselamatan? Pemilik hidup
ini hanya satu. Pemilik keselamatan
hanya satu. Maka untuk mendapatkan itu
kita harus mengenal Pemiliknya dan hidup tidak bercela di hadapan-Nya.
Ketiga bagian dari pengakuan kita berbicara
tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Pertanyaan dan jawab 24 ini secara khusus
mengajarkan tentang karya Allah bagi manusia, teristimewa kita yang beriman
kepada-Nya. Bagian pertama dari
pengakuan kita mengungkapkan tentang Allah Bapa dan penciptaan kita. Jawaban dari pertanyaan 24 ini secara khusus
difokuskan pada penciptaan kita. Tetapi
kita tahu dengan pasti dari Firman Tuhan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh
Allah Bapa. Tidak berarti bahwa Allah
Anak dan Allah Roh Kudus berdiam saja dalam karya Penciptaan.
Allah Bapa menciptakan langit dan bumi serta
segala isinya melalui Firman-Nya dan Roh-Nya.
Hal itu terlihat jelas dari Kejadian 1: 1-3, “Pada mulanya ALLAH menciptakan
langit dan bumi. Bumi belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan ROH ALLAH melayang-layang di atas permukaan air. BERFIRMANLAH
Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang
itu jadi.” Dan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah” (Yoh. 1:1). Jawaban dari pertanyaan 24 hanya menekankan
keistimewaan dari karya masing-masing Pribadi Allah Tritunggal, sebab Allah
Tritunggal tidak bisa dipisah-pisahkan.
Kalau Allah menjadikan segala sesuatu melalui
Firman-Nya maka sudah sangat jelas bahwa Firman itu sendiri bukanlah ciptaan
Allah Bapa. Ia adalah Allah. Tidaklah
mungkin Allah menciptakan Allah! Itulah
sebabnya Firman itu disebut Allah Anak, yang menunjukkan kesetaraan-Nya dengan
Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Oleh
sebab Ia adalah Allah, Ia dapat menyelamatkan umat-Nya, sehingga pada bagian
kedua dari pengakuan kita, berbicara tentang Allah Anak dan penebusan
kita.
Sebagai Penebus kita, Allah Anak tidak hanya
berkumandang dari sorga untuk menyatakan penebusan-Nya. Ia telah datang ke dunia dan memikul segala
kesalahan kita, supaya memberi kepastian penebusan kepada kita sehingga kita
beroleh keselamatan kekal. Nah, untuk
turun ke dunia Ia tidak membawa kemuliaan keallahan-Nya. Ia harus menjadi manusia tanpa membuang
keallahan-Nya. Itulah sebabnya kita
percaya bahwa Kristus Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh tetapi juga
manusia yang sungguh-sungguh sejak Ia datang ke dunia. Banyak orang berusaha dengan akalnya untuk
memahami misteri yang agung ini. Sampai
gila pun manusia tidak akan bisa untuk memahaminya. Karena itulah Allah memberi iman kepada kita
supaya kita mengakui kebenaran yang melampaui akal kita.
Penebusan secara istimewa adalah karya Allah Anak. Dia telah datang ke dunia dan menjadi
manusia. Dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, Ia telah menderita dan mati di kayu salib karena dosa. Tetapi akhirnya Ia bangkit sebagai Pemenang;
di dalam Dia kita beroleh penebusan dan keselamatan. Adakah keselamatan di luar Dia? Tidak ada!
Sebab Allah Bapa hanya berkenan kepada Anak-Nya yang tunggal. Allah Bapa telah berfirman: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan” (Matius 3:17); “Inilah
Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Matius
17:5). Siapa yang percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Allah Anak dan Anak Allah, ia beroleh keselamatan!
Kita yang mengenal Dia sungguh percaya akan hal
itu, sebab dengan pengenalan itulah kita bisa beroleh keselamatan. Kita yang mendapat penebusan dan keselamatan
dari Allah Anak sebagai Penebus, menerima
Roh Kudus, sehingga Ia menuntun kita pada pengudusan, seperti yang dibicarakan
pada bagian ketiga dari pengakuan iman kita.
Ketika Roh Allah menempati hati kita, pada
waktu yang sama pula kita telah dikuduskan dan kita sungguh-sungguh kudus. Tetapi dalam keadaan yang kudus itu, kita
juga harus mempertahankan hidup yang kudus.
Istilah lain dari menjaga dan semakin hidup kudus adalah
pengudusan. Pengudusan adalah proses. Roh Kudus yang telah dilimpahkan dalam hati
kita akan menuntun kita supaya semakin hari semakin melepaskan segala sesuatu
yang najis. Proses itu terjadi dalam
kehidupan kita dari hari ke hari. Kalau
sebelum kita percaya kepada Tuhan, kita cenderung kepada hal-hal yang kotor,
sekarang setelah Roh Tuhan ada di hati, maka kita akan dipimpin untuk setiap
hari melepaskan kekotoran itu. Roh Tuhan
membuat hati kita cenderung kepada yang kudus dan hidup kudus. Adakah
Saudara cenderung kepada yang kudus dan hidup kudus?
Anak-anak Tuhan pasti akan mengalami pengudusan
hidup. Kecuali anak-anak kesiangan, mungkin
ia tidak pernah alami itu sehingga ia tetap tinggal dalam kekotorannya. Anak-anak Tuhan tidak demikian. Kalau pun mereka jatuh dalam dosa, mereka
tahu bahwa ada suara Roh Kudus yang selalu mengetuk hati dan memanggil mereka
pada pengudusan. Anak-anak Tuhan pasti
mengenal suara Roh Kudus, karena mereka sudah mengenal Dia. Contoh saja: orang yang kita kenal, pastilah
suaranya pun kita kenal. Jangankan orang
yang kita kenal, orang yang hanya sekali dua kali berbicara dengan kita,
suaranya sudah bisa kita tandai. Apa
lagi Roh Kudus yang telah tinggal di hati kita dan tidak pernah meninggalkan
kita. Sudahkah Saudara hidup dalam pengudusan? Adakah Saudara kenal suara Roh Kudus yang
memanggil Saudara pulang pada pangkuan Bapa ketika asyik dengan kekotoran Saudara? Biarlah pertanyaan ini menjadi renungan bagi
kita dan menjawabnya dalam kehidupan kita hari demi hari.
Sekarang kita masuk pada pertanyaan ke-25. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat Ilahi saja, apa sebabnya Saudara
menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus? Pertanyaan ini menimbulkan banyak perdebatan
dan ketidakpercayaan bagi orang yang tidak beriman kepada Allah
Tritunggal. Bahkan menimbulkan kebencian
pada orang yang beriman kepada Allah Tritunggal. Tetapi apakah kita yang percaya kepada Allah
Tritunggal harus mengubah kebenaran yang telah diberikan Allah kita? Tidak!
Kita harus aminkan dan taat pada Firman Allah, karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya
dalam Firman-Nya.
Kalau kita mau memahami Allah dengan akal kita
yang dangkal, siapakah yang bisa memahami-Nya?
Tidak ada! Karena tidak ada
seorang pun yang dapat mengenal Dia maka Firman-Nya diberikan kepada kita
supaya kita mengenal Dia. Jika
Firman-Nya tidak diberikan maka kita hanya bisa mereka-reka tentang Dia dan
akhirnya kita tidak memiliki kebenaran tentang Dia. Setelah Firman-Nya diberikan maka kita bisa
mengenal Dia.
Apa kata Firman Allah tentang Allah? Firman Allah berkata bahwa Allah itu esa (Ul.
6:4). Allah itu hanya satu. Tidak ada Allah yang benar selain Allah yang
esa ini. Tetapi bukan dalam pengertian
bahwa hanya ada satu pribadi Allah.
Benar sekali bahwa hanya ada satu Allah.
Bukan dua, bukan tiga atau lebih.
Hanya satu Allah! Tetapi Allah
yang esa itu ada tiga Pribadi. Kalau
kita berusaha pahami hal ini dengan kedangkalan akal kita, maka kita akan
menolaknya sebab itu berlawanan dengan logika.
Sebenarnya bukan hanya ajaran Allah Tritunggal
yang harus ditolak jika kita pertahankan pola pikir manusiawi untuk memahami
Firman Allah. Kisah penciptaan harus
ditolak; perjalanan bangsa Israel melalui laut Kolsom harus ditolak; kesaksian
Friman Tuhan tentang mereka yang disembuhkan dan dibangkitkan dari kematian
harus ditolak; bahkan kejadian-kejadian yang kita lihat dengan mata kepala
sendiri atau yang kita alami, yang tidak bisa dipahami akal harus pula ditolak. Singkatnya: semua yang bertentangan dengan
logika harus ditolak. Tetapi kalau
seandainya kita menolak apa yang dikatakan Firman Allah, maka kita tidak
memiliki iman, sebab iman timbul dari pendengaran Firman-Nya.
Apa yang Firman Allah katakan haruslah kita
percaya dan aminkan di hidup kita.
Firman Allah katakan bahwa Allah esa dan keesaan itu dinyatakan dalam
tiga Pribadi yang berbeda tetapi tidak terpisahkan. Ketiga Pribadi itu adalah Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Janganlah kita pisahkan ketiga
Pribadi Allah. Tetapi juga janganlah
kita mencampur-adukkan ketiga Pribadi Allah.
Bukti tentang pengajaran Allah Tritunggal sudah
mulai tersingkap sejak awal penciptaan. Allah
berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita,…” (Kej. 1:26). Kata Kita selanjutnya dijelaskan secara
eksplisit dalam Perjanjian Baru dalam banyak kesempatan. Pada peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus,
tertulis: “Sesudah dibaptis, Yesus segera
keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah
seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga
yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan"
(Mat. 3:16-17). Dalam 1 Yohanes 5:7 juga
menekankan: “Ada tiga yang memberi
kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Selain itu, ketika Tuhan Yesus hendak naik ke
sorga, Ia memberi perintah supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya dibaptis
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Baptisan
tidak diberikan hanya dalam salah satu Nama, tetapi dalam ketiga Nama, yaitu
Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Demikian
pula Paulus menyampaikan berkat Allah kepada jemaat di Korintus dalam ketiga
Nama itu, seperti tertulis: “Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:13). Ini menunjukkan keseteraan Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Berkat hanya bisa diberikan oleh
Allah. Kalau hanya diberikan oleh Allah,
maka sudah pasti ketiga Pribadi itu adalah Allah. Dari ayat-ayat itu saja sudah sangat cukup
menyatakan ketritunggalan Allah kita.
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus adalah
Allah. Ketiga Pribadi Allah sama derajatnya. Allah Bapa adalah kekal. Demikian juga Allah Anak dan Allah Roh Kudus
adalah kekal. Allah Anak adalah kudus. Demikian pula Allah Bapa dan Allah Roh Kudus
adalah kudus. Allah Roh Kudus adalah
mahakuasa. Demikian pula Allah Bapa dan
Allah Anak adalah mahakuasa. Tidak ada
yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah dan tidak ada yang
diciptakan. Itulah sebabnya ketiga
Pribadi Allah Tritunggal adalah Allah.
Jikalau ada yang seperti itu, maka ia pun adalah Allah. Tetapi siapakah yang seperti itu? Manusiakah?
Malaikatkah? Tidak ada! Oleh sebab itu, dengan hati yang tertunduk
tetapi terarah pada Allah, kita harus mengakui keberadaan Allah Tritunggal. Pengenalan akan Allah yang sejati dan kekallah
yang membawa kita pada keselamatan. Allah
yang sejati dan kekal itu adalah Allah Tritunggal. Adakah
Saudara mengenal dengan benar akan Allah Tritunggal di hati dan hidup? Itulah jaminan dan kepastian keselamatan
kita. AMIN…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar