Minggu, 20 September 2015

Jadikan Penyembahan yang Benar sebagai Gaya Hidup Orang Percaya



Matius 3:16-17
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan

Tema tahunan kita pada tahun ini adalah Jadikan Penyembahan yang Benar sebagai Gaya Hidup Orang Percaya.  Allah menginginkan supaya penyembahan yang benar menjadi gaya hidup kita.  Tetapi untuk menghidupi tema ini dalam keseharian kita, penting sekali kita mengenal kepada siapa kita harus menyembah.  Penyembahan yang benar hanya bisa terwujud jikalau kita mengenal dan menyembah Pribadi yang patut kita sembah, yaitu Allah yang benar.
Pengenalan akan Allah sangat penting bagi kita.  Kalau kita mengenal Allah maka kita pun akan hidup benar di hadapan-Nya.  Sebaliknya jika kita tidak mengenal Allah atau memiliki pengenalan yang salah akan Dia, maka akan membawa kita pada perbuatan yang tidak benar dan penyembahan yang salah.  Pengenalan akan Allah menjadi patokan kita untuk diselamatkan.  Orang yang tidak mengenal Allah atau salah mengenal Dia akan menemui kebuntuan akan keselamatan dan penyembahan yang benar.  Firman Allah berkata: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah” (Hosea 4:6a). 
Pengenalan akan Allah akan berdampak dalam kehidupan kita setiap hari.  Pengenalan akan Allah tidak hanya sekedar mengetahui tentang Allah.  Pengenalan akan Allah berbicara tentang kesatuan pikiran, perasaan, hati dan tindakan.  Orang yang mengetahui tentang Allah belum tentu menuruti kehendak-Nya.  Orang yang mengenal Allah akan mengarahkan segenap pikiran dan batinnya untuk memuliakan Allah.  Pengenalan akan Allah membuat kita hidup bergaul karib dengan Dia, tidak ingin jauh dari-Nya, selalu haus dan lapar akan Firman-Nya, senantiasa bersekutu dengan Dia, rindu melakukan yang terbaik untuk Dia.
Punyakah Saudara pengenalan akan Allah?  Jika Saudara berkata, bahwa Saudara telah mengenal Allah, adakah Saudara mengenal Dia dengan benar?  Allah mana yang Saudara kenal?  Kita butuh mengenal Allah dengan benar, sehingga kita tidak salah menyembah.  Kalau kita menyembah allah yang salah maka tidak ada penyembahan yang benar.  Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa tema tahunan kita: Jadikan Penyembahan yang Benar sebagai Gaya Hidup Orang Percaya tidak akan menjadi bagian dari hidup kita.  Pada akhirnya orang yang tidak menyembah Allah akan dibinasakan.
Matius 3:16-17 mengajarkan kita tentang Allah Tritunggal melalui peristiwa Tuhan Yesus dibaptis.  Allah yang benar adalah Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.  Keselamatan kita hanya berada di dalam Allah Tritunggal.  Kita harus mengenal Allah Tritunggal supaya kita beroleh keselamatan dan hidup benar di hadapan-Nya.  Peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus adalah peristiwa yang istimewa sebab tidak pernah seorang pun di dunia ini yang mengalami seperti yang terjadi pada Tuhan Yesus seusai Ia dibaptis. 
Matius 3:16-17 tertulis: sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”  Ayat ini menyatakan dengan jelas ketiga Pribadi Allah kita, Allah Tritunggal kita, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.  Bapa bukanlah Anak atau Roh Kudus.  Anak bukanlah Bapa atau Roh Kudus.  Roh Kudus bukanlah Bapa atau Anak.  Ketiganya adalah Pribadi yang berbeda-beda, tetapi satu Allah.  Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah satu Pribadi, tetapi tiga Pribadi yang berbeda-beda namun tidak bisa dipisahkan.  Itulah Allah Tritunggal kita.
Jangan berusaha memahami Allah Tritunggal dengan akal kita yang terbatas.  Ada orang yang mengatakan bahwa Allah Tritunggal itu hanya satu Pribadi.  Hanya saja posisi-Nya yang dibagi menjadi tiga.  Misalnya (sangkaan mereka): seorang laki-laki bisa disebut sebagai suami dari isterinya, sebagai bapak dari anak-anaknya, sebagai karyawan di tempat kerjanya.  Allah Tritunggal tidak demikian!  Allah Tritunggal adalah tiga Pribadi yang berbeda-beda, bukan hanya satu Pribadi.  Nyata jelas dari peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus dan juga di bagian Firman Tuhan yang lainnya. 
Ketiga Pribadi itu adalah Allah dan Allah itu hanya satu, tetapi satu dalam tiga Pribadi.  Ketiga Pribadi itu adalah Allah karena sama-sama Mahakuasa, Mahakudus, Mahabenar, Mahatahu, kekal selama-lamanya, tanpa awal dan tanpa akhir.  Di sinilah terlihat keesaan ketiga Pribadi Allah.  Tidak ada allah yang seperti itu selain Allah Tritunggal. 
Salah satu dari ketiga Pribadi Allah, yaitu Yesus Kristus mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.  Yesus Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati.  Dalam kemanusiaan-Nya Ia telah dibaptis oleh Yohanes sebagai langkah awal untuk memulai karya penebusan-Nya bagi mereka yang dikasihi-Nya.  Dalam peristiwa agung ini Allah Tritunggal membuka sedikit rahasia keagungan-Nya, yaitu tentang ketiga Pribadi Allah. 
Sudahkah Saudara mengenal Allah Tritunggal dengan benar?  Kalau sudah, pengenalan seperti apa yang Saudara miliki?  Pengenalan yang benar membawa kita untuk bertindak benar.  Pengenalan yang salah akan membawa kita pada tindakan yang tidak benar.  Contoh: ada yang mengatakan, bahwa berbohong demi kebaikan tidak apa-apa.  Seandainya kita mempunyai konsep demikian, maka kita akan membenarkan kebohongan kita, walaupun tujuannya demi kebaikan.  Allah Tritunggal kita adalah Allah yang Mahakasih, tetapi juga sekaligus Mahaadil.  Kalau kita hanya mengenal Allah kita sebagai Allah yang Pengasih saja dan kita tidak mengenal-Nya sebagai Allah yang adil, maka pengenalan seperti ini akan membawa kita pada perbuatan yang sering menyakiti hati Tuhan.
Hati-hatilah!  Allah kita adalah Allah yang Pengasih tetapi juga Mahaadil.  Seluruh isi Kitab Suci menyatakan hal itu.  ORANG YANG MENGENAL ALLAH HANYA SEBAGAI ALLAH YANG PENGASIH TANPA MEMPERHATIKAN KEADILAN-NYA, BANYAK KALI MENGHINA KEMURAHAN DAN KASIH ALLAH DENGAN PERBUATANNYA.  Contoh realnya dapat dilihat dari gaya hidup orang Kristen yang banyak kali tidak benar.  ‘Kumpul kebo’, berzinah, memfitnah/gossip-gossipan, mencaci maki, membenci, iri hati, bersikap curang, dendam dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak benar yang menjadi gaya hidup orang Kristen saat ini.  Namanya saja yang Kristen tetapi perilakunya kafir, tidak menunjukkan arti kekristenan yang sesungguhnya.
Setiap orang yang mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, akan memperlihatkan buah-buah pengenalannya.  Pengenalan akan Allah, yaitu Allah Tritunggal, akan membawa kita hidup benar di hadapan-Nya.  Dengan pengenalan inilah, kita bisa menjadi penyembah-penyembah benar dan menjadikan penyembahan yang benar sebagai gaya hidup kita.  AMIN…!

Minggu, 06 September 2015

Penjelasan tentang ketiga bagian pengakuan iman (percaya) kita yang diringkaskan dalam Katekismus Heidelberg Minggu ke-8!


Minggu ke-8
24. Pert. Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian? Jaw. Tiga bagian. Yang pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita.
25. Pert. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja, apa sebabnya Saudara menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus? Jaw. Karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya. Ketiga Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan Allah yang esa, yang sejati dan kekal.

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4); “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7); “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:13)

Dua minggu lalu kita sudah mendengar khotbah tentang iman.  Paulus katakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran, yaitu pendengaran akan Firman Tuhan.  Jadi kalau mau beriman, maka harus lebih dahulu mendengarkan firman Tuhan.  Tanpa firman Tuhan bisa timbul iman?  Tidak bisa!  Itulah sebabnya Tuhan utus para hamba-Nya untuk sampaikan Firman-Nya kepada seluruh bangsa supaya ada keselamatan melalui pemberitaan Firman. 
Kalau sudah memberitakan Firman, maka ada kemungkinan untuk beriman.  Beriman kepada siapa?  Tentunya kepada Dia yang memiliki Firman itu.  Jadi kita tidak beriman kepada benda mati atau manusia atau kepada kuasa kegelapan atau kepada hal lain, tetapi kepada Tuhan yang telah memberi firman-Nya kepada kita.
Orang Kristen setiap minggu atau hampir setiap minggu mengungkapkan pengakuan iman.  Tetapi tahukah kita bagian-bagian dari pengakuan iman kita?  Tahukah kita akan makna dari pengkuan iman kita?  Ada banyak orang yang mengucapkan suatu pengakuan tetapi tidak memahami makna pengakuannya.  Semoga kita tidak menjadi salah seorang dari banyak orang itu.  Pada hari ini kita akan secara khusus mempelajari bagian-bagian pengakuan iman kita serta makna dari bagian-bagian itu, seperti yang tertulis dalam Katekismus Minggu ke-8.
Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian?  Tiga bagian.  Ketiga bagian dari pengakuan iman kita sangat penting karena ketiga bagian ini merupakan inti dari iman dan pengakuan kita.  Itulah sebabnya kita tidak bisa hanya ikut-ikutan dengan pengakuan yang diikrarkan orang lain.  Kita mengucapkan pengakuan iman bukan karena mengikuti orang lain tetapi karena didasari oleh pengenalan dan merupakan pondasi dari iman kita. 
Ketiga bagian itu: pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita.  Kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita.  Ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita.  Ketiga bagian dari pengakuan iman kita berbicara tentang Allah Tritunggal.  Itulah sebabnya kalau kita tidak mengenal pengakuan kita, kalau kita tidak mengenal Allah Tritunggal, maka tidak ada pengenalan yang benar tentang Allah dan tidak ada keselamatan (bnd Hosea 4:6).  Ingatlah: keselamatan bermula dari pengenalan yang benar akan Allah. 
Ada banyak orang yang memiliki pengetahuan dan pengenalan tentang ‘allah’.  Mereka berpikir bahwa pengenalannya terhadap ‘allah’ itu dapat menyelamatkan.  Tetapi pengenalan yang salah akan membuat kita berjalan pada jalan yang salah dan pada akhirnya bukan keselamatan yang diterima melainkan kebinasaan.  Jika kita tidak mengenal Allah yang adalah sumber hidup dan keselamatan maka dari mana kita mendapat keselamatan?  Pemilik hidup ini hanya satu.  Pemilik keselamatan hanya satu.  Maka untuk mendapatkan itu kita harus mengenal Pemiliknya dan hidup tidak bercela di hadapan-Nya. 
Ketiga bagian dari pengakuan kita berbicara tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.  Pertanyaan dan jawab 24 ini secara khusus mengajarkan tentang karya Allah bagi manusia, teristimewa kita yang beriman kepada-Nya.  Bagian pertama dari pengakuan kita mengungkapkan tentang Allah Bapa dan penciptaan kita.  Jawaban dari pertanyaan 24 ini secara khusus difokuskan pada penciptaan kita.  Tetapi kita tahu dengan pasti dari Firman Tuhan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah Bapa.  Tidak berarti bahwa Allah Anak dan Allah Roh Kudus berdiam saja dalam karya Penciptaan.
Allah Bapa menciptakan langit dan bumi serta segala isinya melalui Firman-Nya dan Roh-Nya.  Hal itu terlihat jelas dari Kejadian 1: 1-3, “Pada mulanya ALLAH menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan ROH ALLAH melayang-layang di atas permukaan air.  BERFIRMANLAH Allah: “Jadilah terang.”  Lalu terang itu jadi.”  Dan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yoh. 1:1).  Jawaban dari pertanyaan 24 hanya menekankan keistimewaan dari karya masing-masing Pribadi Allah Tritunggal, sebab Allah Tritunggal tidak bisa dipisah-pisahkan. 
Kalau Allah menjadikan segala sesuatu melalui Firman-Nya maka sudah sangat jelas bahwa Firman itu sendiri bukanlah ciptaan Allah Bapa.  Ia adalah Allah.  Tidaklah mungkin Allah menciptakan Allah!  Itulah sebabnya Firman itu disebut Allah Anak, yang menunjukkan kesetaraan-Nya dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.  Oleh sebab Ia adalah Allah, Ia dapat menyelamatkan umat-Nya, sehingga pada bagian kedua dari pengakuan kita, berbicara tentang Allah Anak dan penebusan kita. 
Sebagai Penebus kita, Allah Anak tidak hanya berkumandang dari sorga untuk menyatakan penebusan-Nya.  Ia telah datang ke dunia dan memikul segala kesalahan kita, supaya memberi kepastian penebusan kepada kita sehingga kita beroleh keselamatan kekal.  Nah, untuk turun ke dunia Ia tidak membawa kemuliaan keallahan-Nya.  Ia harus menjadi manusia tanpa membuang keallahan-Nya.  Itulah sebabnya kita percaya bahwa Kristus Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh tetapi juga manusia yang sungguh-sungguh sejak Ia datang ke dunia.  Banyak orang berusaha dengan akalnya untuk memahami misteri yang agung ini.  Sampai gila pun manusia tidak akan bisa untuk memahaminya.  Karena itulah Allah memberi iman kepada kita supaya kita mengakui kebenaran yang melampaui akal kita. 
Penebusan secara istimewa adalah karya Allah Anak.  Dia telah datang ke dunia dan menjadi manusia.  Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah menderita dan mati di kayu salib karena dosa.  Tetapi akhirnya Ia bangkit sebagai Pemenang; di dalam Dia kita beroleh penebusan dan keselamatan.  Adakah keselamatan di luar Dia?  Tidak ada!  Sebab Allah Bapa hanya berkenan kepada Anak-Nya yang tunggal.  Allah Bapa telah berfirman: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17); “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Matius 17:5).  Siapa yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Allah Anak dan Anak Allah, ia beroleh keselamatan!
Kita yang mengenal Dia sungguh percaya akan hal itu, sebab dengan pengenalan itulah kita bisa beroleh keselamatan.  Kita yang mendapat penebusan dan keselamatan dari Allah Anak sebagai Penebus, menerima Roh Kudus, sehingga Ia menuntun kita pada pengudusan, seperti yang dibicarakan pada bagian ketiga dari pengakuan iman kita.
Ketika Roh Allah menempati hati kita, pada waktu yang sama pula kita telah dikuduskan dan kita sungguh-sungguh kudus.  Tetapi dalam keadaan yang kudus itu, kita juga harus mempertahankan hidup yang kudus.  Istilah lain dari menjaga dan semakin hidup kudus adalah pengudusan.  Pengudusan adalah proses.  Roh Kudus yang telah dilimpahkan dalam hati kita akan menuntun kita supaya semakin hari semakin melepaskan segala sesuatu yang najis.  Proses itu terjadi dalam kehidupan kita dari hari ke hari.  Kalau sebelum kita percaya kepada Tuhan, kita cenderung kepada hal-hal yang kotor, sekarang setelah Roh Tuhan ada di hati, maka kita akan dipimpin untuk setiap hari melepaskan kekotoran itu.  Roh Tuhan membuat hati kita cenderung kepada yang kudus dan hidup kudus.  Adakah Saudara cenderung kepada yang kudus dan hidup kudus? 
Anak-anak Tuhan pasti akan mengalami pengudusan hidup.  Kecuali anak-anak kesiangan, mungkin ia tidak pernah alami itu sehingga ia tetap tinggal dalam kekotorannya.  Anak-anak Tuhan tidak demikian.  Kalau pun mereka jatuh dalam dosa, mereka tahu bahwa ada suara Roh Kudus yang selalu mengetuk hati dan memanggil mereka pada pengudusan.  Anak-anak Tuhan pasti mengenal suara Roh Kudus, karena mereka sudah mengenal Dia.  Contoh saja: orang yang kita kenal, pastilah suaranya pun kita kenal.  Jangankan orang yang kita kenal, orang yang hanya sekali dua kali berbicara dengan kita, suaranya sudah bisa kita tandai.  Apa lagi Roh Kudus yang telah tinggal di hati kita dan tidak pernah meninggalkan kita.  Sudahkah Saudara hidup dalam pengudusan?  Adakah Saudara kenal suara Roh Kudus yang memanggil Saudara pulang pada pangkuan Bapa ketika asyik dengan kekotoran Saudara?  Biarlah pertanyaan ini menjadi renungan bagi kita dan menjawabnya dalam kehidupan kita hari demi hari.
Sekarang kita masuk pada pertanyaan ke-25.  Mengingat bahwa hanya ada satu Zat Ilahi saja, apa sebabnya Saudara menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus?  Pertanyaan ini menimbulkan banyak perdebatan dan ketidakpercayaan bagi orang yang tidak beriman kepada Allah Tritunggal.  Bahkan menimbulkan kebencian pada orang yang beriman kepada Allah Tritunggal.  Tetapi apakah kita yang percaya kepada Allah Tritunggal harus mengubah kebenaran yang telah diberikan Allah kita?  Tidak!  Kita harus aminkan dan taat pada Firman Allah, karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya.
Kalau kita mau memahami Allah dengan akal kita yang dangkal, siapakah yang bisa memahami-Nya?  Tidak ada!  Karena tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Dia maka Firman-Nya diberikan kepada kita supaya kita mengenal Dia.  Jika Firman-Nya tidak diberikan maka kita hanya bisa mereka-reka tentang Dia dan akhirnya kita tidak memiliki kebenaran tentang Dia.  Setelah Firman-Nya diberikan maka kita bisa mengenal Dia. 
Apa kata Firman Allah tentang Allah?  Firman Allah berkata bahwa Allah itu esa (Ul. 6:4).  Allah itu hanya satu.  Tidak ada Allah yang benar selain Allah yang esa ini.  Tetapi bukan dalam pengertian bahwa hanya ada satu pribadi Allah.  Benar sekali bahwa hanya ada satu Allah.  Bukan dua, bukan tiga atau lebih.  Hanya satu Allah!  Tetapi Allah yang esa itu ada tiga Pribadi.  Kalau kita berusaha pahami hal ini dengan kedangkalan akal kita, maka kita akan menolaknya sebab itu berlawanan dengan logika. 
Sebenarnya bukan hanya ajaran Allah Tritunggal yang harus ditolak jika kita pertahankan pola pikir manusiawi untuk memahami Firman Allah.  Kisah penciptaan harus ditolak; perjalanan bangsa Israel melalui laut Kolsom harus ditolak; kesaksian Friman Tuhan tentang mereka yang disembuhkan dan dibangkitkan dari kematian harus ditolak; bahkan kejadian-kejadian yang kita lihat dengan mata kepala sendiri atau yang kita alami, yang tidak bisa dipahami akal harus pula ditolak.  Singkatnya: semua yang bertentangan dengan logika harus ditolak.  Tetapi kalau seandainya kita menolak apa yang dikatakan Firman Allah, maka kita tidak memiliki iman, sebab iman timbul dari pendengaran Firman-Nya. 
Apa yang Firman Allah katakan haruslah kita percaya dan aminkan di hidup kita.  Firman Allah katakan bahwa Allah esa dan keesaan itu dinyatakan dalam tiga Pribadi yang berbeda tetapi tidak terpisahkan.  Ketiga Pribadi itu adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus.  Janganlah kita pisahkan ketiga Pribadi Allah.  Tetapi juga janganlah kita mencampur-adukkan ketiga Pribadi Allah. 
Bukti tentang pengajaran Allah Tritunggal sudah mulai tersingkap sejak awal penciptaan.  Allah berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…” (Kej. 1:26).  Kata Kita selanjutnya dijelaskan secara eksplisit dalam Perjanjian Baru dalam banyak kesempatan.  Pada peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus, tertulis: “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Mat. 3:16-17).  Dalam 1 Yohanes 5:7 juga menekankan: “Ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 
Selain itu, ketika Tuhan Yesus hendak naik ke sorga, Ia memberi perintah supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.  Baptisan tidak diberikan hanya dalam salah satu Nama, tetapi dalam ketiga Nama, yaitu Bapa dan Anak dan Roh Kudus.  Demikian pula Paulus menyampaikan berkat Allah kepada jemaat di Korintus dalam ketiga Nama itu, seperti tertulis: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:13).  Ini menunjukkan keseteraan Bapa, Anak dan Roh Kudus.  Berkat hanya bisa diberikan oleh Allah.  Kalau hanya diberikan oleh Allah, maka sudah pasti ketiga Pribadi itu adalah Allah.  Dari ayat-ayat itu saja sudah sangat cukup menyatakan ketritunggalan Allah kita. 
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus adalah Allah.  Ketiga Pribadi Allah sama derajatnya.  Allah Bapa adalah kekal.  Demikian juga Allah Anak dan Allah Roh Kudus adalah kekal.  Allah Anak adalah kudus.  Demikian pula Allah Bapa dan Allah Roh Kudus adalah kudus.  Allah Roh Kudus adalah mahakuasa.  Demikian pula Allah Bapa dan Allah Anak adalah mahakuasa.  Tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah dan tidak ada yang diciptakan.  Itulah sebabnya ketiga Pribadi Allah Tritunggal adalah Allah.  Jikalau ada yang seperti itu, maka ia pun adalah Allah.  Tetapi siapakah yang seperti itu?  Manusiakah?  Malaikatkah?  Tidak ada!  Oleh sebab itu, dengan hati yang tertunduk tetapi terarah pada Allah, kita harus mengakui keberadaan Allah Tritunggal.  Pengenalan akan Allah yang sejati dan kekallah yang membawa kita pada keselamatan.  Allah yang sejati dan kekal itu adalah Allah Tritunggal.  Adakah Saudara mengenal dengan benar akan Allah Tritunggal di hati dan hidup?  Itulah jaminan dan kepastian keselamatan kita.  AMIN…!