Minggu, 22 Mei 2016

Ada banyak jalan menuju keselamatan, benarkah?



Kisah Para Rasul 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan"

                Peribahasa berkata, “Banyak jalan menuju Roma.”  Ada banyak cara untuk mencapai tujuan.  Peribahasa ini menarik dan dalam banyak hal memang benar.  Tetapi perkataan ini tidak tepat jika yang dimaksud untuk mencapai tujuan keselamatan.  Ada orang yang menggunakan peribahasa ini untuk tujuan keselamatan: “banyak jalan menuju keselamatan.”  Kalau ada banyak jalan menuju keselamatan, maka dengan mudah orang akan mencapai keselamatan, karena kalau tidak lolos pada jalan yang satu, bisa menggunakan jalan lain lagi.  Tetapi sesederhana itukah untuk mencapai keselamatan?  Segampang itukah jalan menuju keselamatan?  Tidak!  Kalau mau beroleh keselamatan maka haruslah lebih dulu kita membereskan hubungan kita dengan Tuhan.  Tuhanlah Sumber keselamatan dan keselamatan hanya bisa terjadi jika Ia yang memberikannya. 
                Tetapi bagaimana cara kita untuk membereskan hubungan kita dengan Allah?  Adakah dengan mencari dan melalui jalan kita sendiri?  Adakah di antara kita yang bisa membereskan hubungan kita dengan Allah?  Bukankankah semua manusia telah berdosa?  Ya semua manusia telah berdosa dan tidak ada satu pun yang mencari Allah; tidak ada seorang pun yang dengan kekuatannya bisa memulihkan hubungannya dengan Allah.  Karena itu, tidak ada seorang pun yang bisa mencapai keselamatan sekalipun sudah menggunakan banyak jalan untuk mencapainya. 
                Tetapi Allah mengetahui sungguh akan hal ini dan dalam kemurahan-Nya yang tiada batas, Ia sendiri berikhtiar untuk memulihkan hubungan yang telah rusak dan menjadi Penyelamat bagi manusia.  Tidak ada jalan lain yang bisa menyelamatkan kita dari kebinasaan.  Tidak ada nama lain yang olehnya kita beroleh keselamatan.  Satu-satunya Nama yang menyelamatkan hanya terdapat dalam satu Nama yang ditentukan oleh Allah sendiri.
Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun, selain di dalam Dia.   Siapakah Dia itu?  Dia adalah yang diberitakan oleh Petrus dan Yohanes di hadapan Mahkamah Agama.  Oleh karena Nama-Nya, Petrus dan Yohanes harus ditahan dalam tahanan dan harus disidang di Mahkamah Agama.  Apakah mereka melakukan kejahatan?  Adakah mereka perzinahan?  Atau siapa yang mereka bunuh sehingga harus ditahan?  Oh ternyata, mereka ditahan karena memberitakan Nama itu dan mengadakan banyak mujizat.  Bukan karena kejahatan, sehingga mereka ditahan.  Aneh bukan?  Tetapi orang yang menolak Nama itu akan berusaha untuk menahan, memukul, mengucilkan, bahkan membunuh orang-orang yang memberitakan keselamatan di dalam Nama itu.  Hal itu terjadi sampai sekarang. 
Begitu bencinya mereka akan Nama itu.  Mereka ingin membungkam pemberitaan tentang Nama itu.  Tetapi siapa yang bisa membungkam Allah dan pekerjaan-Nya?  Iblis sekalipun tidak bisa berbuat apa-apa.  Apalagi antek-anteknya.  Mereka dapat menahan, menyesah, bahkan membunuh orang-orang yang memberitakan Nama itu, tetapi kuasa Allah tidak dapat ditahan.  Itulah sebabnya sampai hari ini, tetap ada orang yang percaya akan Nama itu.  Hal ini akan terjadi sampai Nama itu datang kedua kalinya.
Dalam Nama siapakah kita beroleh keselamatan?  Satu-satunya Nama yang menyelamatkan adalah Yesus.  Tidak ada Nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya mereka dapat diselamatkan selain dalam Dia, Yesus.  Kenapa demikian?  Karena Allah menentukan bahwa hanya Nama itulah yang dapat memberi keselamatan.
Tetapi ada apa dengan Nama ini?  Kenapa hanya di dalam Dia saja terdapat keselamatan?  Nama Yesus artinya Juruselamat.  Satu-satunya yang memberi keselamatan hanya Yesus.  Dia dapat memulihkan hubungan yang telah hancur dan memberi keselamatan karena Dia sendiri adalah Allah.  Hanya Allah yang dapat mendamaikan diri-Nya dengan manusia.  Tidak ada seorang pun yang dapat mendapat mendamaikan dirinya dengan Allah.  Kalau tidak dapat berdamai dengan Allah maka keselamatan pun menjadi nihil. 
Tetapi Allah telah mendamaikan diri-Nya dengan manusia melalui Nama Yesus, yaitu Dia, Anaka Allah yang telah menjadi Manusia.  Allah menjadi Manusia tetapi tidak meninggalkan keallahan-Nya.  Keallahan-Nya menyatu dalam kemanusiaan-Nya, sehingga Ia bisa menuntaskan segala persoalan yang menghalangi kita berdamai dengan Allah dan beroleh keselamatan.  Sebagai Manusia, Ia harus menanggung murka atas dosa, menanggung kengerian hukuman kekal harus dipikul-Nya di atas salib. 
Janji keselamatan itu telah diberikan kepada nenek moyang kita, Adam dan Hawa (bnd. Kej. 3:15).  Seterusnya janji itu diteguhkan berulang-ulang kali kepada Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, dan yang lainnya.  Penggenapan janji itu kita lihat di dalam Kristus Yesus, yang sedang diberitakan oleh Petrus dan Yohanes. 
Oleh dosa kita, Ia harus ditelan bumi, Ia mati.  Tetapi pada hari ketiga, Ia bangkit dari kematian.  Ia membuktikan bahwa Ia adalah Allah.  Ia membuktikan bahwa di dalam Nama-Nya adalah keselamatan.  Setelah Ia bangkit, 40 hari lamanya Ia menampakkan diri berulang-ulang kepada para murid-Nya.  Pada hari yang keempat puluh Ia naik ke sorga dan 10 hari kemudian Roh Kudus diutus oleh-Nya untuk memberi kekuatan, keberanian dan semangat kepada para murid untuk memberitakan bahwa di dalam Nama Yesus ada keselamatan.
Buktinya, kita membaca dalam pasal 4:13 ini, Petrus dan Yohanes dengan penuh keberanian dan tanpa ragu-ragu memberitakan Nama itu.  Mereka tidak takut mati demi Nama itu.  Mereka tidak menyembunyikan pemberitaan tentang Nama itu.  Mengapa?  Karena mereka telah beroleh keselamatan di dalam Nama itu dan mereka telah menerima Roh Kudus yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka.
Tantangan bagi kita, beranikah kita menyatakan Nama itu?  Beranikah kita memberi bukti nyata dalam kehidupan kita, bahwa kita telah beroleh keselamatan dalam Nama itu?  Beranikah kita memberitakan Nama itu?  Kita bisa memberitakan Nama itu melalui ucapan kita dan tingkah laku kita di manapun kita berada.  Jangan mengaku telah beroleh keselamatan di dalam Nama itu jika belum menyatakan Nama itu dalam kehidupan nyata kita.
AMIN….!!!!


Senin, 02 Mei 2016

Pernahkah engkau menggunakan Firman Tuhan dengan cara yang salah? Tobatlah! Jangan ikuti Iblis.



Matius 4:5-6
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Pencobaan pertama telah dimenangkan oleh Tuhan Yesus.  Tetapi Iblis tidak menyerah selagi masih ada kesempatan baginya untuk melancarkan serangannya.  Kesempatan kedua diberikan kepada Iblis.  Sekarang ia membawa Tuhan Yesus ke Yerusalem dan menempatkan-Nya di bubungan Bait Allah.  Iblis tidak membawa-Nya ke gunung yang tinggi untuk menyuruh-Nya menjatuhkan diri.  Iblis memilih Bait Allah.  Orang yang berada di bubungan Bait Allah akan melihat keindahan yang berada di sekitarnya karena tingginya melebihi gedung-gedung yang lain.  Tetapi orang yang jatuh dari bubungan Bait Allah kemungkinan besar akan mati, kecuali Tuhan berkehendak lain.  Orang yang jatuh dengan ketinggian seperti itu sangat kecil kemungkinan untuk hidup. 
Iblis bawa Tuhan Yesus ke tempat itu.  Bait Allah merupakan lambang kehadiran Allah.  Sangka Iblis, dengan membawa-Nya ke tempat itu, Tuhan Yesus akan dengan mudah termakan oleh cobaannya.  Di bubungan Bait Allah itu, Iblis berkata kepada Tuhan Yesus: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Iblis tidak diizinkan, tidak berani dan tidak bisa menjatuhkan Tuhan Yesus dari bubungan Bait Allah.  Sekali lagi diperlihatkan kepada kita, bahwa Iblis tidak dapat menjamah Tuhan Yesus.  Iblis tidak memiliki kuasa yang cukup untuk menjatuhkan Tuhan.  Iblis tahu bahwa ia tidak akan mampu untuk mencelakakan Tuhan Yesus.  Tetapi satu yang dia bisa lakukan, yaitu berusaha semampunya untuk mempengaruhi Tuhan dengan kata-katanya. Sayangnya, dalam kisah ini usaha Iblis tidak membuahkan hasil sama sekali.
Sekali lagi Iblis berkata, ”Jika Engkau Anak Allah…” Ia sudah mengetahui bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi masih saja mencobai-Nya dengan perkataan itu.  Dari perkataan ini terlihat bahwa Iblis sedang berusaha untuk menghancurkan Tuhan Yesus melalui suatu pembuktian yang nyata.  Buktikanlah bahwa memang Engkau adalah Anak Allah; jika Engkau Anak Allah, tunjukkanlah kehebatan-Mu, begitulah maksud Iblis.
Mungkin kita juga pernah mencobai Tuhan kita seperti yang dilakukan Iblis.  Contoh: jika Engkau adalah Tuhan, berikanlah aku kekayaan.  Jika Engkau adalah Tuhan, buatlah supaya aku dihormati di mana-mana.  Jika Engkau adalah Tuhan, jangan biarkan kesusahan ini menimpaku.  Jika Engkau adalah Tuhan, jangan biarkan penyakit ini menggerogotiku.  Jika Engkau adalah Tuhan, kabulkanlah semua permintaanku.  Jika Engkau adalah Tuhan, mengapa kesedihan selalu menjadi bagianku?  Jika Engkau adalah Tuhan, mengapa ku selalu menderita?  Jika Engkau adalah Tuhan, mengapa semua ini terjadi?  Di manakah kuasa-Mu sebagai Tuhan?
Terkadang kita ingin supaya Tuhan langsung membuktikan bahwa diri-Nya benar-benar Tuhan, Tuhan yang mampu melakukan apa pun.  Tuhan itu adalah Mahakuasa.  Ia dapat melakukan apa pun, sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia.  Dia bisa datang melalui seorang anak dara, tanpa campur tangan laki-laki.  Dia bisa membangkitkan orang yang sudah mati.  Dia bisa saja melakukan semua yang kita pinta.  Tetapi apakah hanya dengan melakukan semua yang kita inginkan barulah kita mengakui-Nya sebagai Tuhan?  Kalau Dia yang adalah Tuhan harus menuruti semua keinginan kita, di manakah posisinya sebagai Tuhan?  
Seandainya Dia harus memenuhi segala keinginan kita, maka Dia bukanlah Tuhan, sebab Dia bisa diatur oleh kita.  Apakah Tuhan bisa diatur?  Tidak!  Sebaliknya kitalah yang diatur oleh Tuhan.  Kita tidak bisa membalik fakta ini.  Dia yang adalah Tuhan mengetahui kebutuhan-kebutuhan terdalam dari milik-Nya.  Paulus berseru kepada Tuhan supaya mengangkat duri di dalam dagingnya, apakah Tuhan mengangkatnya?  Tidak!  Sebaliknya Tuhan katakan: cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (2 Kor. 12:9).
Kita tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Tuhan dapat melakukan apa saja.  Tetapi karena desakan pergumulan dan hal-hal lain, maka muncullah pernyataan dan pertanyaan seperti tadi.  Iblis pun tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi karena ingin menggagalkan karya-Nya ia pun menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan-Nya dan ia berkata: Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.
Yesus mengalahkan cobaan Iblis yang pertama dengan Firman Tuhan (Ul. 8:3).  Firman itu pertama kali disampaikan kepada bangsa Israel.  Bangsa Israel telah mengembara di padang gurun selama 40 tahun.  Salah satu pelajaran yang Tuhan berikan kepada mereka dan kita, seperti yang tertulis dalam Ulangan 8:3 adalah supaya mereka dan kita sadar bahwa manusia hidup bukan dari makanan jasmani saja, tetapi dari setiap Firman yang diucapkan-Nya. 
Karena Tuhan Yesus telah mengalahkannya dengan menggunakan Firman, sekarang pun Iblis menggunakan Firman untuk menyerang Tuhan.  Iblis sudah membawa Yesus ke bubungan Bait Allah.  Selanjutnya supaya kelihatan lebih rohani lagi, ia menggunakan Firman Allah dalam cobaan kedua ini.  Firman yang digunakan oleh Iblis dapat kita lihat dalam Mazmur 91:11-12.  Hanya untuk membenarkan kelicikannya, Iblis menggunakan Firman Tuhan dengan tidak tepat.  Hanya untuk memuluskan rencananya, Iblis memakai Firman Allah sesuka hatinya.  Hanya untuk menggagalkan Tuhan Yesus, ia memutarbalikkan maksud Firman Tuhan.  Bukannya Iblis tidak tahu apa yang sedang ia perbuat.  Ia sungguh mengetahuinya.  Tetapi ia tidak peduli.  Asalkan rencananya dapat terwujud, ia akan melakukan apa pun, termasuk menggunakan Firman Tuhan untuk membujuk Yesus.
Hari ini banyak orang yang mengikuti gaya si jahat.  Mudah-mudahan kita bukanlah salah satu di antaranya. Banyak kali orang menggunakan Firman Tuhan sebagai alat untuk mencapai keinginan hati yang tidak baik.  Sekalipun Firman Tuhan telah nyata-nyata tidak mendukung keinginan hatinya, karena telah buta oleh keinginan hati yang buta, mereka memaksakan Firman Tuhan untuk mengiyakan kelicikannya.
Kita sering mendengar istilah serigala berbulu domba.  Tetapi sekarang ada istilah lain yang mungkin sudah kita dengar, yaitu serigala berjubahkan gembala.  Peluang untuk melakukan dosa seperti yang dilakukan oleh Iblis bisa terjadi kepada semua orang Kristen.  Tetapi peluang terbesar ini ada pada pemberita Firman Tuhan.  Hamba-hamba Tuhan sekarang banyak kali bagaikan serigala berbulu domba. 
Ada dua sebab orang menggunakan Firman Tuhan dengan salah.  Pertama, orang yang memang tidak mengetahui maksud Firman Tuhan, sehingga menyampaikannya menurut apa yang dipandangnya benar.  Orang seperti ini telah gagal paham atau sedikit paham saja akan Firman Tuhan sehingga tidak bisa menyampaikan Firman-Nya dengan benar.  Orang yang seperti ini harus banyak belajar dan mendekatkan diri lagi kepada Tuhan supaya bisa mengetahui rahasia-rahasia Firman-Nya. 
Kedua, orang yang mengetahui maksud Firman Tuhan, tetapi tidak mau menyampaikan maksud Firman itu.  Sebab utamanya adalah keinginannya yang salah dan jahat.  Karena memiliki niat salah, maka orang itu menggunakan Firman Tuhan sebagai senjata pamungkas untuk mewujudkannya niatnya.  Orang seperti ini harus bertobat dari perbuatannya sebelum hukuman menimpanya. 
Bukan karena Tuhan Yesus tidak sanggup memenuhi permintaan Iblis sehingga Ia menolak untuk menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah ke bawah.  Ia bisa saja menjatuhkan diri-Nya ke bawah dan tidak akan mengalami luka sedikit pun.  Dengan demikian orang-orang yang melihat-Nya akan takjub dan memuji-muji Dia.  Tetapi Tuhan tidak menggunakan cara itu untuk menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah. 
Ia ingat dan berpegang teguh pada rencana semula antara diri-Nya dan Bapa yang di sorga.  Rencana yang telah ditetapkan untuk menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah bukan dengan cara takluk kepada Iblis dan menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah.  Rencana semula yang ditetapkan adalah Ia harus menderita, mengambil posisi di antara langit dan bumi, Ia harus mati.  Akhirnya Ia harus bangkit dari kematian untuk membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, Ialah Allah yang telah menjadi manusia dan menanggung beban dosa umat kepunyaan-Nya. 
Tuhan Yesus harus mengatakan: Tidak! Untuk memenangkan peperangan dalam pencobaan kedua.  Penolakan terhadap perkataan Iblis bukan karena Dia bukan Anak Allah.  Justru karena Yesus adalah Anak Allah sehingga harus menolak perkataan Iblis.  Dengan penolakan ini maka Ia pun menang atas Iblis.  Kita pun harus menolak dan mengatakan: TIDAK! pada keinginan Iblis dan keinginan-keinginan daging kita serta tawaran duniawi ini jikalau kita ingin menang dalam peperangan.  Perang yang kita hadapi adalah perang dengan Iblis, perang dengan kedagingan kita dan perang dengan duniawi dan segala kemewahannya.  Pandanglah kepada Kristus yang telah mengalahkan Iblis dan semua pencobaan lainnya.  Kita tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk memenangkan peperangan.  Memohonlah pada-Nya, supaya Ia melengkapi kita dengan perlengkapan-perlengkapan rohani untuk memenangkan peperangan rohani.   
AMIN…!!!