Matius 4:1
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai Iblis
Pernahkah Saudara
mengalami pencobaan? Ya. Mungkin kita akan setuju dengan jawaban ini
jika kita telah mengalaminya. Waktu kita
mengalami pencobaan, ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan, yaitu makin
jauh dari Allah atau makin dekat dengan Allah.
Saudara di pihak mana? Bersyukurlah
kepada Allah jika mengalami pencobaan, kita tetap atau makin berserah kepada
Allah di dalam Kristus oleh pimpinan Roh.
Jika kita telah
mengalami pencobaan, ingatlah bahwa Tuhan kita pun telah mengalami pencobaan
yang hebat. Tetapi Tuhan Yesus tidak jatuh
dalam pencobaan, melainkan Dialah yang menjatuhkan pencobaan dan si
pencoba. Perikop utuh Matius 4:1-11
mengisahkan tentang pencobaan yang dilakukan Iblis kepada Tuhan Yesus. Ada tiga tahap pencobaan yang Iblis lancarkan
kepada Tuhan Yesus.
Saat ini kita
belum secara khusus memperhatikan ketiga bagian itu, sebaliknya kita akan
mempelajari dengan saksama tentang sebab utama Tuhan Yesus, Tuhan kita dicobai
oleh Iblis. Teristimewa kita akan memfokuskan
diri pada Matius 4:1, yang tertulis: “Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.”
Kata maka dalam ayat 1 ini berasal dari kata
keterangan Yunani, yaitu tote (tote),
yang juga dapat diterjemahkan: lalu,
kemudian atau setelah itu. Kata tote
menjadi pengikat erat antara Matius 4:1-11 dan bagian akhir dari pasal 3
yang menceritakan tentang Yesus dibaptis oleh Yohanes. Kesimpulannya: peristiwa pencobaan di padang
gurun merupakan lanjutan peristiwa yang dikisahkan dalam Matius 3:13-17. Tuhan Yesus sudah dibaptis. Nah setelah
itu, Ia dibawa oleh Roh untuk dicobai Iblis.
Kenapa Iblis
mencobai Tuhan Yesus secara langsung dalam moment seperti ini? Bisa saja Iblis mencobai Dia secara langsung di
waktu kecil-Nya atau sementara Yesus melayani.
Namun demikian, dia secara langsung mencobai Yesus setelah Ia dibaptis
dan sebelum Ia memulai pelayanan-Nya. Sebelumnya Iblis telah banyak menggunakan cara
untuk menggagalkan rencana penyelamatan yang ada di pundak Yesus. Salah satu serangan yang dilancarkan oleh
Iblis adalah menggunakan Herodes yang haus akan takhta untuk menggagalkan
rencana Allah. Tetapi Iblis tidak bisa
menggagalkan-Nya.
Sekarang Iblis
tidak menggunakan perantaraan lagi. Ia
sendiri yang akan mencobai Yesus. Iblis
mencobai Yesus setelah Dia dibaptis serta diurapi oleh Allah Bapa dan sebelum memulai
karya yang agung itu. Dalam Perjanjian
Lama, orang-orang yang akan dinobatkan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan
yang istimewa atau pekerjaan yang besar, maka mereka akan diurapi. Hal ini biasa dilakukan terhadap raja atau
imam. Contohnya, ketika Daud ditetapkan
oleh Allah menjadi raja atas Israel, maka ia diurapi oleh Samuel (bnd. 1 Sam.
16:1-13). Ia diurapi melalui perantaraan
manusia. Tetapi Yesus diurapi langsung
oleh Allah Bapa. Tidak ada seorang pun yang
pernah mengalami hal itu selain Yesus.
Secara langsung
Allah Bapa mengurapi Yesus dalam kemanusiaan-Nya untuk memulai karya-Nya. Bukti dari itu adalah Roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-Nya. Iblis
mengamati akan semua ini dan ia semakin tidak bisa tenang. Iblis bagaikan kebakaran jenggot. Kecemasan yang begitu hebat menimpa dia. Akhirnya ia turun tangan langsung untuk
melakukan aksi penggagalan karya Tuhan Yesus.
Iblis tahu persis
bahwa jika Yesus dikalahkan dalam pencobaan ini, maka mandat yang diberikan
oleh Allah Bapa kepada Yesus telah gagal.
Jika Yesus dikalahkan oleh Iblis dalam pencobaan ini, maka segala yang
akan dilakukan oleh Yesus dalam pelayanan-Nya tidak aga guna lagi; karya
keselamatan yang akan dikerjakan Yesus tidak ada manfaat lagi seandainya Iblis
mengalahkan-Nya. Mungkin kita sebagai
manusia tidak menduga akan hal itu, namun Iblis telah berpikir jauh tentang
itu.
Mengapa Iblis
tahu persis tentang hal ini? Siapakah
Iblis sehingga mengetahui rahasia penyelamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus? Banyak para ahli Taurat di zaman Yesus tidak
mengetahui hal ini. Ada banyak ahli
Kitab yang setiap hari menyelidiki Kitab Suci, namun tidak mengetahui maksud
kedatangan Tuhan Yesus. Bahkan sampai hari ini pun masih banyak
orang yang tidak mengerti dan tetap buta dengan rencana Allah dan karya Kristus
walaupun Firman Allah telah mengatakannya.
Tetapi Iblis mengetahui akan hal itu.
Siapakah dia? Dia adalah malaikat
yang jatuh dan dicampakkan dari kemuliaan Allah karena melawan kehendak
Allah.
Allah telah
menciptakan dia dengan kemuliaan yang begitu rupa, kecerdasan yang begitu
tinggi, bahkan dia dicipta melebihi malaikat-malaikat yang lain. Ia ditetapkan sebagai pemimpin malaikat. Tetapi dalam sesombongannya, ia ingin
menyamai Allah; ia tidak mau menyembah Allah, sehingga ia dihempaskan ke bumi
dan kepadanya telah disiapkan tempat penghukuman, dia dan antek-anteknya. Dengan kecerdasan dan kelicikannya itu ia
dapat membohongi kita dengan menyamar sebagai malaikat terang (bnd. 2 Kor.
11:14). Tidak ada manusia yang secerdas bahkan
selicik dia. Banyak sekali manusia yang
tidak berdaya di hadapannya dan takluk kepadanya. Cukup banyak kesaksian Alkitab tentang
Iblis. Intinya: kita tidak akan menemukan
yang baik di dalam dia. Itulah sekilas
tentang Iblis yang datang mencobai Yesus, yang mengetahui dengan pasti tujuan
kedatangan Tuhan Yesus.
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis. Kata kerja dibawa berasal dari bahaya Yunani, yaitu
avnhcqh (anekhthe)
yang berasal dari dua gabungan kata, yakni kata depan avna (ana) dan kata kerja avgw (ago)
sehingga menjadi avnagw (anago). Anago tertulis
dalam bentuk pasif yang berarti dibawa/dipimpin dengan penekanan bahwa
yang membawa dengan yang dibawa memiliki keterikatan yang kuat dan tidak
terpisahkan.
Kenapa dalam
Matius 4:1 tertulis: “Yesus dibawa oleh
Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis?” Pertama, ini menandakan bahwa Roh, yaitu Roh
Allah selalu bersama dengan Tuhan Yesus. Hal ini sekali lagi menegaskan hubungan dalam
ketritunggalan Allah yang telah dinyatakan dalam Matius 3:13-17. Allah Bapa dan Allah Anak dan Allah Roh Kudus
tidak terpisahkan. Tuhan Yesus tidak
pernah berjalan sendiri, melainkan selalu bersama dengan Bapa dan Roh.
Kedua, ayat ini
pun menyiratkan bahwa Iblis tidak berkuasa untuk mencobai jika Allah tidak
mengizinkannya. Perhatikanlah bahwa
Matius 4:1 tidak tertulis: Iblis membawa
Yesus ke padang gurun untuk dicobai, melainkan Roh Allah yang membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Kalau Allah tidak mengizinkan pencobaan itu,
maka Iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa.
Iblis berada di bawah kekuasaan yang Mahakuasa. Iblis berkuasa, tetapi ia tidak
Mahakuasa. Namun Allah telah mengizinkan
pencobaan itu sehingga Iblis menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya,
walaupun pada akhirnya bukan Yesus yang gagal melainkan dia yang gagal.
Ketiga, Yesus
dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis demi kebaikan anak-anak
Tuhan. Dari Matius 4:1, anak-anak Tuhan
belajar hal penting, yaitu bahwa Tuhan mereka pun telah dicobai oleh
Iblis. Ketika mereka dicobai, mereka
ingat bahwa Tuhan telah mengalaminya.
Tetapi Tuhan pun telah mengalahkan pencobaan itu, sehingga anak-anak
Tuhan dapat mengalahkan pencobaan itu bersama dan di dalam Dia, yang telah
mengalahkan pencobaan Iblis. Tuhan Yesus
tidak saja menebus dan melepaskan anak-anak-Nya dari dosa dan kutuknya, tetapi
juga melepaskan mereka dari pencobaan.
Kata dicobai dalam teks asli memperlihatkan
kepada kita bahwa Iblis sangat aktif melakukan serangannya kepada Tuhan
Yesus. Kata dicobai pula menandakan tujuan Iblis untuk mencobai Yesus: bukan
untuk mencari kebenaran yang berakhir pada penyembahan, melainkan untuk
menjatuhkan Yesus dan menggagalkan rencana-Nya.
Itu pun terjadi kepada anak-anak Tuhan ketika Iblis mencobai mereka. Namun waktu anak-anak Tuhan dicobai oleh yang
jahat, hal itu tetap berada dalam kendali Allah. Lagipula Allah mengizinkan pencobaan itu
untuk menguji dan memurnikan anak-anak-Nya.
Sedangkan Iblis melakukan pencobaan itu untuk menjatuhkan dan
menghancurkan anak-anak Tuhan. Namun
demikian, Allah mengubah tujuan yang tidak baik dari Iblis menjadi indah bagi
anak-anak Tuhan.
Nah supaya kita
bisa kuat dalam pencobaan, kita harus berserah penuh pada Kristus oleh pimpinan
Roh-Nya. Jangan pula kita sendiri
membawa diri dalam pencobaan. Langkah
tepat untuk menjauhkan kita dari membawa diri dalam pencobaan adalah hidup
bersama Yesus oleh kuasa Firman-Nya dan Roh-Nya. Demikian pula langkah tepat untuk mengalahkan
pencobaan adalah berserah penuh kepada Yesus melalui pimpinan Firman-Nya dan
Roh-Nya. Tetapi marilah kita melihat ke
dalam lubuk hati kita, “Sudahkah kita
hidup bersama Yesus dan berserah penuh pada-Nya?” AMIN……!