Ulasan
Firman Tuhan dari 1 Korintus 15:17
“Dan
jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu
masih hidup dalam dosamu.”
Kita sudah terbiasa mendengar dan bahkan mengucapkan sebuah frasa, yaitu
kebangkitan daging/tubuh. Setiap minggu atau hampir setiap minggu kita
mendegar dan mengucapkan gabungan kedua kata di atas. Kebangkitan
daging merupakan bagian dari pengakuan iman kita. Pengakuan akan kebangitan daging adalah hal yang mendasar dari kita selaku orang
percaya.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini bersifat fana. Manusia pun termasuk di dalamnya. Tidak ada seorang pun yang hidup
selama-lamanya di dunia ini. Kematian
pasti akan menimpa setiap manusia, tidak terkecuali umat Tuhan yang
sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Tetapi
bagi umat Tuhan, kematian bukanlah penghalang dari pengharapan mereka, sebab di
balik kematian ada kehidupan yang abadi.
Itulah sebabnya ketika orang yang sangat dikasihi oleh umat Tuhan
dipanggil pulang oleh Dia, mereka tidak larut dan tinggal dalam kesedihan,
karena Tuhan adalah segala dalam segalanya bagi mereka.
Allah telah berjanji bahwa mereka yang percaya kepada-Nya
sungguh-sungguh ada kepastian dalam pengharapan, baik di hidup ini maupun di
hidup yang akan datang. Bukti dari
kepastian itu adalah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Dia telah bangkit! Kebangkitan-Nya menjadi jaminan bagi
kebangkitan orang yang percaya kepada-Nya.
Kebangkitan Kristus menyebabkan kepercayaan kita kepada-Nya tidak
menjadi sia-sia. Sebab jika Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah kepercayaan kita dan kita masih hidup dalam dosa. Tetapi tidak demikian halnya. Kristus telah bangkit.
Kebangkitan Kristus tidak perlu diragukan. Firman Tuhan telah menyatakan
kebangkitan-Nya. Firman Tuhan tidak
berdusta tentang kebangkitan-Nya, sebab Tuhan bukanlah Pendusta. Perkataan Paulus dalam ayat 17 telah
didahului oleh bukti-bukti yang tidak usah diragukan lagi. Saksi kebangkitan Kristus bukan hanya satu
orang. Mungkin kalau saksinya hanya satu orang, dalam kemanusiaan
kita, kita akan meragukannya. Kitab Musa
(Ul. 19:15) menerangkan bahwa keterangan dari dua atau tiga orang saksi sudah
cukup untuk menegaskan kebenaran dari suatu perkara. Tetapi saksi kebangkitan Kristus lebih dari
500 orang. Bisakah kita menyangsikan
kebangkitan-Nya? Seharusnya tidak!
Kalau diperhatikan dari ayat 12 dalam pasal 15 ini, terdapat di antara
jemaat yang menolak ajaran tentang kebangkitan orang mati. Penolakan akan ajaran kebangkitan daging pun
telah ada jauh sebelum Paulus menulis surat ini. Kaum Saduki adalah salah satu golongan yang
menolak akan adanya kebangkitan daging di zaman Tuhan Yesus. Namun Tuhan Yesus dengan jelas menerangkan
bahwa kebangkitan daging itu adalah hal yang mutlak, karena dengan kebangkitan
daging, semua orang akan diperhadapkan pada takha Anak Allah yang Mahatinggi,
Raja di atas segala raja.
Ajaran kebangkitan daging telah
dibuktikan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia
sudah bangkit dari kematian dan memberi jaminan bagi kebangkitan umat-Nya di
hari kedatangan-Nya yang kedua kali. Seandainya
Tuhan Yesus tidak bangkit, maka percumalah kita percaya kepada-Nya, sia-sialah
kepercayaan kita. Tidak ada guna kita
percaya kepada orang mati yang tidak bisa bangkit serta hidup
selama-lamanya. Sia-sialah kepercayaan
kita jika kita percaya kepada yang tidak berkuasa atas maut.
Ingatlah, musuh terakhir kita adalah maut. Siapa yang bisa mengalahkan maut, kepada dialah
kita harus menaruh pengharapan dan kepercayaan kita. Lantas siapakah yang telah mengalahkan
maut? Adamkah? Musakah?
Rasul-rasul Tuhankah? Tidak! Bahkan orang yang dipuja-puji oleh sekian
banyak orang pun, semuanya telah dan akan mati dan tidak bisa bangkit dari
kematiannya untuk hidup selama-lamanya. Hanya
ada satu Pribadi yang telah mengalahkan maut: YESUS KRISTUS!
Kemenangan Kristus atas maut membuat kepercayaan kita kepada-Nya tidak
akan sia-sia. Dia telah menang atas maut
dan tidak mati lagi. Dia telah menang
atas maut dan meneguhkan kepercayaan kita pada-Nya. Dia telah menang atas maut dan dengan tubuh
kebangkitan-Nya Ia akan datang lagi ke dunia ini untuk menjadi Hakim atas semua
umat manusia.
Seandainya Kristus tidak bangkit, kita adalah orang yang paling malang
di antara semua manusia karena telah menaruh harapan dan kepercayaan kita
kepada-Nya. Seandainya Ia tidak bangkit,
kita akan terus berkanjang dalam dosa karena tidak ada kuasa yang bisa menolong
kita untuk lepas dari ikatan dosa kita.
Seandainya Ia tidak bangkit, maka binasa jugalah semua orang yang mati
dalam Kristus. Seandainya Ia tidak
bangkit dan tidak ada kebangkitan daging,
maka marilah kita makan dan minum dan memuaskan segala nafsu kita sebelum
kematian menjemput kita.
Tetapi tidak demikian adanya. Setelah
melakukan banyak hal di dunia ini, kematian akan menjadi bagian kita. Setelah itu kita akan diperhadapkan pada
takhta Kristus. Kita yang percaya
kepada-Nya dalam hati dan tindakan kita, akan menerima kemuliaan-Nya dan
memperoleh sabat kekal bersama-sama dengan Dia.
Pada waktu kedatangan-Nya yang kedua, Ia pun akan membangkitkan dan mengenakan
kita tubuh yang mulia, tidak dapat binasa, tidak lagi memiliki kelemahan, tidak
dikuasai oleh dosa; sebaliknya kita memiliki hidup kekal bersama Dia dalam
sukacita yang kekal.
Berbanding terbalik dengan hal di atas, mereka yang tidak percaya kepada
Kristus, yang hidupnya di dunia ini digunakan dengan sia-sia, maka kemalangan
tanpa batas akan tertimpa atas mereka. Mereka
pun akan dibangkitkan, tetapi dibangkitkan untuk menerima hukuman kekal. Mereka tidak akan lagi menerima kemurahan
Allah setitik pun, melainkan dukacita kekal yang menjadi bagiannya.
Kita ingin memilih yang mana?
Pastilah kita akan memilih yang baik untuk kita, yaitu dibangkitkan
untuk menerima hidup dan sukacita kekal. Namun pilihan ini mewajibkan kita untuk
membuang semua kedagingan kita, memikul salib kita di dunia ini dan mengikuti
Kristus Yesus, Tuhan kita. Hal mengikut
Yesus bukan hanya berbicara mengenai pengakuan bibir kita. Mengikut Yesus harus mencakup totalitas hidup
kita.
Barangsiapa yang dengan hati sungguh-sungguh percaya dan dengan mulut
mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat serta memperlihatkannya dalam
kehidupan sehari-hari, dialah pewaris hidup dan sukacita kekal dan pada
akhirnya ia akan dibangkitkan untuk memperoleh segala kemuliaan yang telah
tersedia. Dengan demikian, kebangkitan daging dan hidup yang kekal sebagai
bagian dari pengakuan iman yang selalu kita dengar dan ucapkan tidak lalu dari
kita, melainkan menjadi bagian kita kelak ketika Tuhan Yesus datang sebagai
Raja atas segala makhluk. AMIN!
Trimakasih buat penguatan dan pemahaman dr permenungan dasariah akan makna apa yg kita akui dgn mulut dan percaya sungguh dgn hati ini....sdrqu
BalasHapusSma2 aya. Gb
BalasHapus