Minggu, 09 Agustus 2015

Jika engkau yakin bahwa ada kebangkitan daging, pentingkah kebangkitan Kristus bagimu? Ulasan Firman Tuhan dari 1 Korintus 15:17




Ulasan Firman Tuhan dari 1 Korintus 15:17

“Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.”



Kita sudah terbiasa mendengar dan bahkan mengucapkan sebuah frasa, yaitu kebangkitan daging/tubuh.  Setiap minggu atau hampir setiap minggu kita mendegar dan mengucapkan gabungan kedua kata di atas.  Kebangkitan daging merupakan bagian dari pengakuan iman kita.  Pengakuan akan kebangitan daging adalah hal yang mendasar dari kita selaku orang percaya.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini bersifat fana.  Manusia pun termasuk di dalamnya.  Tidak ada seorang pun yang hidup selama-lamanya di dunia ini.  Kematian pasti akan menimpa setiap manusia, tidak terkecuali umat Tuhan yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya.  Tetapi bagi umat Tuhan, kematian bukanlah penghalang dari pengharapan mereka, sebab di balik kematian ada kehidupan yang abadi.  Itulah sebabnya ketika orang yang sangat dikasihi oleh umat Tuhan dipanggil pulang oleh Dia, mereka tidak larut dan tinggal dalam kesedihan, karena Tuhan adalah segala dalam segalanya bagi mereka. 

Allah telah berjanji bahwa mereka yang percaya kepada-Nya sungguh-sungguh ada kepastian dalam pengharapan, baik di hidup ini maupun di hidup yang akan datang.  Bukti dari kepastian itu adalah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.  Dia telah bangkit!  Kebangkitan-Nya menjadi jaminan bagi kebangkitan orang yang percaya kepada-Nya.  Kebangkitan Kristus menyebabkan kepercayaan kita kepada-Nya tidak menjadi sia-sia.  Sebab jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kita dan kita masih hidup dalam dosa.  Tetapi tidak demikian halnya.  Kristus telah bangkit. 

Kebangkitan Kristus tidak perlu diragukan.  Firman Tuhan telah menyatakan kebangkitan-Nya.  Firman Tuhan tidak berdusta tentang kebangkitan-Nya, sebab Tuhan bukanlah Pendusta.  Perkataan Paulus dalam ayat 17 telah didahului oleh bukti-bukti yang tidak usah diragukan lagi.  Saksi kebangkitan Kristus bukan hanya satu orang.  Mungkin kalau  saksinya hanya satu orang, dalam kemanusiaan kita, kita akan meragukannya.  Kitab Musa (Ul. 19:15) menerangkan bahwa keterangan dari dua atau tiga orang saksi sudah cukup untuk menegaskan kebenaran dari suatu perkara.  Tetapi saksi kebangkitan Kristus lebih dari 500 orang.  Bisakah kita menyangsikan kebangkitan-Nya?  Seharusnya tidak!

Kalau diperhatikan dari ayat 12 dalam pasal 15 ini, terdapat di antara jemaat yang menolak ajaran tentang kebangkitan orang mati.  Penolakan akan ajaran kebangkitan daging pun telah ada jauh sebelum Paulus menulis surat ini.  Kaum Saduki adalah salah satu golongan yang menolak akan adanya kebangkitan daging di zaman Tuhan Yesus.  Namun Tuhan Yesus dengan jelas menerangkan bahwa kebangkitan daging itu adalah hal yang mutlak, karena dengan kebangkitan daging, semua orang akan diperhadapkan pada takha Anak Allah yang Mahatinggi, Raja di atas segala raja. 

Ajaran kebangkitan daging telah dibuktikan oleh Tuhan Yesus sendiri.  Ia sudah bangkit dari kematian dan memberi jaminan bagi kebangkitan umat-Nya di hari kedatangan-Nya yang kedua kali.  Seandainya Tuhan Yesus tidak bangkit, maka percumalah kita percaya kepada-Nya, sia-sialah kepercayaan kita.  Tidak ada guna kita percaya kepada orang mati yang tidak bisa bangkit serta hidup selama-lamanya.  Sia-sialah kepercayaan kita jika kita percaya kepada yang tidak berkuasa atas maut. 

Ingatlah, musuh terakhir kita adalah maut.  Siapa yang bisa mengalahkan maut, kepada dialah kita harus menaruh pengharapan dan kepercayaan kita.  Lantas siapakah yang telah mengalahkan maut?  Adamkah?  Musakah?  Rasul-rasul Tuhankah?  Tidak!  Bahkan orang yang dipuja-puji oleh sekian banyak orang pun, semuanya telah dan akan mati dan tidak bisa bangkit dari kematiannya untuk hidup selama-lamanya.  Hanya ada satu Pribadi yang telah mengalahkan maut: YESUS KRISTUS!

Kemenangan Kristus atas maut membuat kepercayaan kita kepada-Nya tidak akan sia-sia.  Dia telah menang atas maut dan tidak mati lagi.  Dia telah menang atas maut dan meneguhkan kepercayaan kita pada-Nya.  Dia telah menang atas maut dan dengan tubuh kebangkitan-Nya Ia akan datang lagi ke dunia ini untuk menjadi Hakim atas semua umat manusia.

Seandainya Kristus tidak bangkit, kita adalah orang yang paling malang di antara semua manusia karena telah menaruh harapan dan kepercayaan kita kepada-Nya.  Seandainya Ia tidak bangkit, kita akan terus berkanjang dalam dosa karena tidak ada kuasa yang bisa menolong kita untuk lepas dari ikatan dosa kita.  Seandainya Ia tidak bangkit, maka binasa jugalah semua orang yang mati dalam Kristus.  Seandainya Ia tidak bangkit dan tidak ada kebangkitan daging, maka marilah kita makan dan minum dan memuaskan segala nafsu kita sebelum kematian menjemput kita. 

Tetapi tidak demikian adanya.  Setelah melakukan banyak hal di dunia ini, kematian akan menjadi bagian kita.  Setelah itu kita akan diperhadapkan pada takhta Kristus.  Kita yang percaya kepada-Nya dalam hati dan tindakan kita, akan menerima kemuliaan-Nya dan memperoleh sabat kekal bersama-sama dengan Dia.  Pada waktu kedatangan-Nya yang kedua, Ia pun akan membangkitkan dan mengenakan kita tubuh yang mulia, tidak dapat binasa, tidak lagi memiliki kelemahan, tidak dikuasai oleh dosa; sebaliknya kita memiliki hidup kekal bersama Dia dalam sukacita yang kekal.

Berbanding terbalik dengan hal di atas, mereka yang tidak percaya kepada Kristus, yang hidupnya di dunia ini digunakan dengan sia-sia, maka kemalangan tanpa batas akan tertimpa atas mereka.  Mereka pun akan dibangkitkan, tetapi dibangkitkan untuk menerima hukuman kekal.  Mereka tidak akan lagi menerima kemurahan Allah setitik pun, melainkan dukacita kekal yang menjadi bagiannya. 

Kita ingin memilih yang mana?  Pastilah kita akan memilih yang baik untuk kita, yaitu dibangkitkan untuk menerima hidup dan sukacita kekal.  Namun pilihan ini mewajibkan kita untuk membuang semua kedagingan kita, memikul salib kita di dunia ini dan mengikuti Kristus Yesus, Tuhan kita.  Hal mengikut Yesus bukan hanya berbicara mengenai pengakuan bibir kita.  Mengikut Yesus harus mencakup totalitas hidup kita. 

Barangsiapa yang dengan hati sungguh-sungguh percaya dan dengan mulut mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat serta memperlihatkannya dalam kehidupan sehari-hari, dialah pewaris hidup dan sukacita kekal dan pada akhirnya ia akan dibangkitkan untuk memperoleh segala kemuliaan yang telah tersedia.  Dengan demikian, kebangkitan daging dan hidup yang kekal sebagai bagian dari pengakuan iman yang selalu kita dengar dan ucapkan tidak lalu dari kita, melainkan menjadi bagian kita kelak ketika Tuhan Yesus datang sebagai Raja atas segala makhluk.  AMIN!




2 komentar:

  1. Trimakasih buat penguatan dan pemahaman dr permenungan dasariah akan makna apa yg kita akui dgn mulut dan percaya sungguh dgn hati ini....sdrqu

    BalasHapus