Yesaya 41:10a, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau...”
Minggu yang lalu kita telah mendengar tentang Elia yang begitu
ketakutan. Ketakutannya bukan disebabkan
oleh empat ratus lima puluh nabi Baal, melainkan hanya oleh seorang perempuan,
yakni Ezebel. Keberaniannya ketika
menghadapi nabi-nabi Baal lenyap ketika ia menghadapi Ezebel. Ketakutan Elia membuatnya harus berlari jauh
dan bersembunyi di padang gurun supaya tidak terjangkau oleh ancaman Izebel.
Apa yang menyebabkan Elia begitu takut?
Boleh dikatakan bahwa Elia takut karena diancam oleh Izebel. Izebel berikhtiar membunuh Elia lantaran Elia
telah membunuh empat ratus lima puluh nabi Baalnya. Namun kalau direnungkan lebih dalam,
singkatnya dapat dikatakan, bahwa Elia takut karena ia ‘telah lupa’ bahwa Tuhan
sedang bersamanya. Fokusnya bukan pada
Tuhan lagi, tetapi pada nyawanya yang sedang terancam.
Satu hal menarik dan menghibur dalam Yesaya 41:10a: ketakutan dapat
teratasi kalau kita mengetahui bahwa Allah menyertai kita. Firman Tuhan melalui Nabi Yesaya kepada kita:
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai
engkau…” Firman ini datang kepada
mereka yang sedang mengalami ketakutan, yaitu bangsa Israel yang berada di
pembuangan.
Tidak enak rasanya kalau berada dalam pembuangan. Bangsa Israel di pembuangan merasakan betapa
pahitnya hidup yang mereka jalani. Mereka
tertekan, tertindas. Mereka tidak
mendapatkan hak mereka sepenuhnya. Mereka
harus bekerja keras, tetapi hasilnya dinikmati oleh orang lain. Hidup mereka selalu terancam. Situasi seperti ini membuat mereka takut dan
bimbang. Namun Tuhan mengetahui segala pergumulan
dan keluh kesah bangsa yang tertindas itu.
Bukankah kita juga banyak kali merasakan ketakutan? Bahkan ketakutan itu membuat kita tidak bisa
berpikiran positif dan melupakan penyertaan Tuhan. Rasa takut yang melekat pada diri kita bisa
membawa kita pada perbuatan-perbuatan yang tidak mencerminkan keimanan kita
sebagai orang yang percaya kepada Tuhan.
Namun dalam keadaan seperti ini, Tuhan tidak tinggal diam. Ia selalu bertindak tepat waktu, bukan cepat
waktu!
Tuhan peduli dengan segala yang terjadi dalam kehidupan umat-Nya. Inilah yang diperlihatkan Tuhan bagi bangsa
Israel. Ketika mereka mengalami
ketakutan, Ia datang dan berfirman: “Janganlah
takut…” Kata אַל (al)
dalam teks Ibrani menunjukkan bahwa manusia pada dasarkan selalu dihantui oleh
ketakutan. Salah satu sifat yang tidak
bisa dipisahkan dari manusia adalah rasa takut.
Sejak manusia dicipta oleh Tuhan dan memutuskan untuk menantang Tuhan,
sejak itu rasa takut selalu bergandengan dengan manusia.
Frasa jangan takut memperlihatkan
kepada kita bahwa bangsa Israel di pembuangan benar-benar takut. Mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memberi
kepastian dan penghiburan supaya rasa takut itu tidak terus-menerus menghantui
mereka. Tuhan telah menjawabnya: jangan takut. Dalam ketakutan itu timbul pengharapan dan
kekuatan bagi bangsa itu.
Pengharapan dan kekuatan itu pun berlaku pada kita. Apa yang menjadi landasan pengharapan dan
kekuatan dalam ketakutan kita? Jawaban
dari bagian Firman Tuhan yang menjadi renungan kita: sebab AKU menyertai engkau. Landasannya
ada pada AKU, yaitu Tuhan.
Dialah yang menjadi jaminan untuk melenyapkan rasa takut kita. Tuhan sendirilah Penjamin agar kita tidak
terkungkung terus-menerus dalam rasa takut.
Pemazmur yang mengetahui solusi dari ketakutannya dan memiliki
pengalaman yang indah bersama Tuhan, berkata: “TUHAN di pihakku. Aku tidak akan
takut. Apakah yang dapat dilakukan
manusia terhadap aku?” (Mzm. 118:6).
Pemazmur telah membuktikan penyertaan dan pertolongan Tuhan. Tuhan yang telah menyertainya adalah Tuhan yang
tidak pernah ingkar perkataan-Nya. Tuhan
yang telah menyertai pemazmur adalah Tuhan yang sama yang telah berkata kepada
bangsa buangan: “Janganlah takut, sebab
AKU menyertai engkau…” Selanjutnya
Tuhan yang sama datang kepada kita hari ini dan mengatakan hal yang sama pula:
“Janganlah takut, sebab AKU menyertai
engkau…”
Bukti dari perkataan-Nya telah kita lihat dengan mata rohani dan alami
dalam kehidupan kita. Tuhan
membuktikannya dengan datang ke dalam dunia dan bersama-sama dengan kita. Fakta ini membuat kita mengakui:
IMANUEL! Kristus telah datang ke dunia:
Allah menyertai kita. Penyertaan-Nya membuat
ketakutan dapat teratasi. Kristus
menjadi jaminan dan alasan yang menyebabkan rasa takut dapat terselesaikan.
Kristus akan selalu menyertai umat-Nya.
Ia telah berjanji demikian dan tidak akan menyangkalnya. Ia akan menolong mereka yang mengalami
ketakutan. Ia akan memegang mereka
dengan tangan kanan-Nya yang memberi kemenangan. Semua itu dilakukan-Nya karena Ia telah
menetapkan, memilih dan mengasihi umat-Nya.
Namun satu hal yang diminta Tuhan dari kita: hidup kita harus terarah
kepada-Nya, bukan kepada hal lain.
Mungkin kita takut untuk dibenci orang-orang terdekat kita sehingga kita
harus melawan kehendak Tuhan demi mereka. Mungkin kita takut orang-orang tidak menerima
keberadaan kita, takut kehilangan pekerjaan, takut gagal, sehingga kita harus
menggunakan langkah-langkah yang kotor untuk mempertahankannya ataupun mencapainya.
Mungkin kita takut untuk melakukan
kebenaran demi keamanan, kenyamanan, penerimaan atau demi yang lain. Ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab
ketakutan kita. Tetapi percayalah! Kalau Tuhan beserta kita dan hati kita selalu
terarah pada-Nya, tidak ada persoalan dan pergumulan yang tidak bisa
dipikul. Itu janji Tuhan.
